Chapter 5

1201 Words
Kae POV °♢°)/" "Pon! Pon! Coba lihat ini! H&T mengeluarkan produk baru!" Jerit ku antusias, berlari ke depan televisi melihat lebih jelas iklan salah satu produk perawatan kulit kesukaanku. Pon, teman satu apartemenku sama antusiasnya denganku, matanya berbinar-binar melihat iklan itu. "Cari tahu kapan launching, Kae! Aku mau masker dan serumnya!" "Ya, ya, ya!! Aku juga mau paket perawatan buat kulit flawless itu!" Secepat kilat aku langsung membuka laptop, memeriksa website yang disediakan perusahaan distribusi kosmetik itu. Tapi beberapa menit kemudian kami harus menelan kekecewaan setelah membaca tulisan yang berbunyi. "Nantikan penawaran spesial kami di kota anda!" Tanpa kejelasan tanggal dan tempat launching produk itu. "Ah.. Pasti bakalan lama baru launching, malah tidak dikasih tahu di mana.." Keluh Pon, langsung menjatuhkan diri ke atas sofa. Dia menyerah begitu saja dengan kata-kata yang ditulis di sana, tak seperti ku yang masih sangat penasaran dan tidak sabaran untuk mendapatkan satu paket produk perawatan kulit itu.   "Setidaknya walau harus bayar lebih mahal, aku mau punya paket perawatan kulit itu lebih dulu!" Teriakku antusias, mengepalkan tangan dengan semangat dan buru-buru pergi ke tempat yang menyediakan wifi dengan kecepatan yang stabil. "Selamat berjuang Kae! Kalau sudah dapat infonya, pesankan aku masker dan serumnya juga ya!!" "Ya! Tenang saja kawan, aku tak akan melupakanmu!" Setengah jam kemudian, aku sudah duduk di kursi bagian luar sebuah cafe, mengambil tempat duduk di pojokan yang sepi. Memasang headphone di telinga, ditemani secangkir teh bunga krisan, dan laptop kesayanganku. Aku bersenandung, menikmati langkah demi langkah membobol sistem keamanan perusahaan itu, sekedar ingin tahu di mana produk H&T itu diproduksi, dan selanjutnya hanya tinggal pencari pekerja pabrik yang curang untuk membeli produk itu dulu sebelum mereka launching. Sedikit sulit dan berlapis-lapis, tapi aku yakin bisa meretasnya dalam beberapa jam dan dalam beberapa hari kosmetik yang kuinginkan akan kudapatkan. Itu rencananya, sebelum aku sadar kalau aku terlalu percaya diri pada kemampuanku dan lupa untuk memasang pertahanan di sistemku sendiri. Dan sekarang, sehari setelahnya.. Aku ketakutan di tempat duduk yang sama, memeluk laptopku sambil dipelototi oleh seorang laki-laki bertubuh tinggi dan wajah menakutkan. Dia sangat tampan, tapi kesan yang dikeluarkan sangat buruk, seperti melihat seorang penjahat berlapis setelan jas mahal. "Ak-aku salah apa?" Gugupku, tak berani menatap matanya. Orang itu menyerap kopinya dalam diam, kemudian menyodorkan bukti peretasan yang kutinggalkan. "Kemarin, seseorang membobol sistem salah satu perusahaan milikku dengan alamat IP dari alamat ini, dan kebetulan sekali menurut pelayan cafe ini, hanya kau yang datang membawa laptop kemarin, duduk selama berjam-jam dari pukul 12:30 sampai 17:42. Waktu yang sama dengan saat sistemku dibobol, jadi apa pembelaanmu Tuan Kaenehana Chobpradis Berone?" Mengaku sebagai pemilik perusahaan? Kenapa kenakalan kecilku sampai harus dibereskan pemiliknya sendiri? "Ba-bagaimana kau tahu namaku?" Aku takut.. "Komputer dan internet, apa lagi?" Balasnya acuh, menatap semakin tajam. "Aku minta maaf!! Aku hanya ingin punya produk baru itu lebih dulu dari orang lain, aku sama sekali tak punya niat buruk pada perusahaanmu." Refleks aku memohon sambil menahan tangis, semakin ketakutan oleh aura mengintimidasi yang ia keluarkan. "Orang-orang tidak akan peduli apa niatmu baik atau buruk, yang jelas menggunakan kemampuanmu demi kepentingan pribadi dan menyebabkan kerugian padaku sama saja kau seorang penjahat." Tapi hatinya begitu keras, tanganku sampai gemetaran hanya dengan mendengar suara dengan nada berat itu. "Aku cuma melihat informasi, bahkan aku tidak meng-copy-nya. Seharusnya kau tak dirugikan.." "Meretas selama jam kerja menyebabkan sistem tak bisa beroperasi dengan baik, tentu saja itu membuat ratusan karyawanku tak bisa bekerja dan aku tetap harus membayar mereka." "Aku tidak pernah memikirkan soal itu.." "Itulah kenapa kau kusebut egois! Kau tak memikirkan dampak perbuatanmu pada orang lain dan coba pikirkan kembali apa yang terjadi pada produk yang harusnya baru launching bulan depan sudah beredar di pasaran karena kecerobohanmu. Aku akan merugi anak t***l!" "Ma-maafkan aku.." Aku tidak bisa menahannya lagi, air mataku jatuh begitu saja. "Berhenti menangis! Air matamu tak bisa menebus kesalahanmu, aku akan melaporkanmu pada pihak berwajib." Sedangkan orang itu tak peduli, ia malah mengeluarkan ponsel-nya. "Tolong hentikan!" Refleks aku menarik paksa tangan yang memegang ponsel itu hingga ponsel-nya jatuh, terlempar ke jalan raya dan tergilas mobil yang baru saja lewat. Wajahku langsung memucat, sangat kontras dengannya yang terlihat datar. "Lihat? Kau melakukan kesalahan lagi, kau pikir berapa harga ponsel-ku? Berapa banyak kontak kolegaku? Berapa banyak kerugianku jika mereka tak bisa menghubungiku dan memilih bekerja sama dengan perusahaan sainganku?" "HUAAA!! AKU MINTA MAAF, AKU AKAN BERUSAHA MENGGANTINYA, TAPI KU MOHON JANGAN LAPORKAN AKU KE POLISI!!." Aku putus asa, memohon ampunan padanya. Entah kenapa ia malah terlihat senang, mengusap dagunya seperti berpikir. "Anak kecil seperti mu tak akan bisa mengganti kerugianku dengan uang, tapi akan kuberi kemudahan. Ganti rugi dengan tubuhmu!" Kemudian mengucapkan kata-kata yang mengerikan. Dia mau menjualku ke bisnis p*******n, ya pasti itu! "Tidak! Paman c***l!" Pekikku, kemudian melarikan diri darinya. Aku langsung masuk ke rumah, menguncinya dan menangis di kamar. Ketakutan sendirian dan menyesal lupa membawa laptop kesayanganku, Pon juga sedang keluar entah ke mana. "Aku takut.. Hiks.." Tiba-tiba saja aku kangen rumah. Dan di saat itulah terdengar suara langkah kaki di ruang tamu. Mendengar itu, senyumanku merekah, hanya Pon dan orang tua kami yang punya kunci apartemen kami. Buru-buru aku berlari keluar untuk mengadu, "Pon! Gawat, aku takut sekali!" tapi begitu melihat siapa yang ada di sana, aku kembali terisak. "Kenapa kau tahu tempat tinggalku.." Tubuhku mundur teratur, hingga menabrak dinding sementara dia tetap di tempatnya, membawa laptopku bersama dengannya. "Aku punya semua informasimu, bahkan keluargamu. Kau tak akan bisa ke mana pun bocah, ganti rugi atau berakhir dipenjarakan." "Aku tidak mau menjual tubuhku! Tubuhku hanya akan kuberikan pada calon suamiku nanti!" Tanpa sadar aku berteriak frustrasi, dengan wajah kacau penuh air mata. Tapi dia malah tertawa keras-keras, memukul kepalaku pelan dengan laptopku. "Siapa yang mau menjual tubuhmu, kau payah sekali. Hahaha.." Lalu tersenyum tulus. Seketika itu juga aku terpesona oleh ketampanannya, baru sadar begitu seksinya tubuh tinggi itu. Sangat hot! Sepertinya dia orang baik? "Aku ingin kau bergabung dengan perusahaanku, tapi kau masih terlalu muda dan kurang berpengalaman. Maka dari itu, untuk awalnya aku ingin kau belajar selama beberapa tahun di sekolahku, dan setelah itu jika kau menjadi tertarik untuk menjadi Asisten putraku, aku akan mengirimkanmu ke universitas pilihanmu setelah lulus dari akademiku tentunya semua itu gratis dan hutangmu akan kuanggap lunas." Ternyata memang orang baik, apalagi saat ia tersenyum kembali sambil menyodorkan sebuah map berwarna hitam. "Itu surat rekrutanmu, pelajarilah dan pergi ke start point yang tertera di map itu seminggu dari sekarang. Jika kau tak datang.. Maka aku akan mengejarmu ke ujung dunia dan mengirimmu ke penjara, jadi kita sudah sepakat bukan?" Tapi kenapa tiba-tiba saja aku merinding kembali? Apalagi waktu ancaman bernada rendah itu terdengar. Kakiku menjadi lemas, jatuh merosot ke bawah lantai dan mengangguk setuju begitu saja.. Sudah jelas kalau dia tidak memberikan pilihan lain.. "Bagus, pastikan kau tepat waktu sebelum pesawatnya berangkat." Ia pun pergi begitu saja setelah mengingatkanku, menutup pintu dengan cara biasa tapi terdengar menakutkan bagiku. Aku pun kembali menangis, pasrah menerima perintahnya. Menguatkan hati lalu membaca dengan teliti isi ketentuan yang tertulis, lalu menjerit syok tak percaya. "TIDAK ADA SALON? TIDAK ADA SPA? SINYAL? TIDAK ADA MALL? TIDAK ADA BUTIK? TIDAK ADA LAYANAN ONLINE SHOP? DAERAH TROPIS SELAMA MINIMAL TIGA TAHUN!? SEKOLAH MILITER TERISOLASI DI PULAU ANTAH BERANTA!?? TIDAKKK!! KULITKU BISA RUSAK!!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD