4. Hampir ketahuan

1319 Words
Pagi ini Mike terbangun sedikit lebih siang. biasanya ia akan disibukkan dengan tugas dokternya namun kali ini ia akan ke kantor. lelah? tentu. jadi dokter dan direktur utama dalam waktu yang bersamaan itu bukanlah hal yang mudah. salah sedikit, saham perusahaan bisa lenyap. lengah sedikit, pasien bisa kehilangan nyawa. jadi benar-benar harus fokus. itu pulalah yang membuat Mike belum mau disibukkan dengan urusan perempuan. Namun sejak semalam, entah kenapa ia jadi sering melihat ponselnya hanya sekedar mengecekk notifikasi yang masuk. dan itu membuat ia tidur cukup larut. ini kali pertamanya juga Mike begadang karena ini. biasanya ia begadang karena ada pasien darurat yang harus dioperasi. atau ada perjalanan dinas ke luar kota yang tak bisa ditinggalkan. Mike tak bisa disupiri siapapun. jadi ia lebih memilih pergi sendiri dan menyetir sendiri jika itu urusan kantor. namun jika benar-benar butuh supir, ia akan meminta sepupunya Erik yang berusia sama dengannya yang memang sudah akrab. Mike meregangkan tubuhnya. ia turun dari tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi. Setengah jam waktu yang Mike pakai untuk bersiap sampai ia berpenampilan rapi dan tampan. Ting! Mike yang baru saja hendak ingin melangkah keluar dari kamarnya langsung terhenti saat ia mendengar suara notifikasi muncul dari ponselnya yang ia letakkan di atas tempat tidur. Ia langsung berjalan cepat menuju ponselnya, mengambil ponsel tersebut dan melihat Siapa yang mengirim pesan. Dan entah kenapa saat ia melihat nama 'Cewek Aneh' yang tertera membuat moodnya seketika naik. Ia langsung duduk di atas tempat tidurnya dan membuka room chat tersebut. Padahal Ia sudah sangat rapi dan siap untuk pergi bekerja. Cewek Aneh : Pagi pak Dokter. (Jangan dijawab singkat lagi) Hahahaha. Mike tertawa membaca pesan yang ada dalam kurung. Ia mengetik balasan namun setelah beberapa kata, langsung ia hapus lagi. "Pagi juga cewek aneh. Send." Mike bermonolog sembari mengetik apa yang ia ucapkan tadi. Tak lama, balasan itu dibaca oleh Angel di seberang sana. Dan langsung terlihat jika Gadis itu sedang mengetik. Namun beberapa saat ketikan itu hilang kembali dan tak lama Angel kembali terlihat mengetik sampai sebuah pesan balasan masuk ke room chat ponsel Mike. Cewek Aneh : =_= . Heh pak dokter. Ini masih pagi! Anda ngerusak mood saya pak!!! "Hahaha. Siapa yang ngerusak mood kamu. Jawaban saya benar kan?" Gumamnya. Ia kembali mengetik, namun belum selesai ia membalas, sebuah panggilan telepon membuyarkan senyumnya. Dan itu ternyata dari maminya. Langsung saja Mike mengangkat panggilan tersebut, namun dengan wajah yang tak baik sama sekali. "Ada apa mi?" tanya Mike dengan sedikit jutek. "Ih! Pagi-pagi kok gini suaranya. Kamu Kenapa? kamu sakit?" "Nggak ada mi. Aku sehat kok. Mami kenapa telepon pagi-pagi nelpon aku? Aku mau pergi kerja." Ucap Mike. Mike bisa mendengar dengusan maminya dari seberang sana, "Begini Anak Mami, Pak Dokter Mami sayang, hari ini, malam ini kamu harus datang ke cafe Edelweis jam 07.00 malam." Mike menggerlingkan matanya jengah. Ia sudah menebak Apa yang akan terjadi nanti di cafe. "Mam, kan aku bilang kalau aku itu belum mau mam." "Ck! Mami nggak mau dengar penolakan dari kamu kali ini. Kamu anak satu-satunya mami." "Iya terus?" "Kamu masih berani jawab 'ya terus' sama Mami? Kamu tahu kan Kalau Mami sudah suruh kamu datang ke sebuah Cafe, itu artinya Mami pengen kamu cepat-cepat menikah. Nanti anak teman Mami akan ketemu sama kamu di sana. Datang aja dulu siapa tahu kamu suka." "Ya Tuhan Mami, aku masih 26 tahun mi. Masih muda dan belum siap juga menikah." "Haahh. Kamu bilang 26 tahun itu masih muda? Sayang, papi sama Mami kamu ini aja nikah di usia 20 tahun Mike." "Ya itu Mami Bukan Aku. Udahlah, hari ini aku ada kerjaan habis itu ke rumah sakit. nggak bisa ke edelweis adelweis itu." Ucap Mike tegas. ia sudah muak karena selalu dijodohkan sana sini. ia dibuat seperti laki-laki tak laku oleh maminya sendiri. padahal jika ia mau membuka hati, banyak perempuan yang antri untuk bersamanya. ia hanya tak tertarik dengan hubungan singkat. dari pada menghabiskan waktu dengan perempuan tak jelas, ia lebih memilih fokus dengan tugasnya sebagai dokter dan juga sebagai direktur utama. Ting! Notifikasi baru kembali muncul. Ia cukup malas melihatnya karena ia yakin itu adalah Maminya. alhasil ia memilih untuk menyimpan ponselnya dan langsung keluar dari apartemen mewah miliknya itu. Hari ini Mike ingin ke kantor terlebih dahulu, setelah itu ia ingin menemui anak-anak di poli anak di Gerald Hospital. sementara di seberang sana, Angel masih asik menunggu Mike untuk membaca pesannya. namun pesan itu tak kunjung berubah warna menjadi biru. itu membuat Angel sedikit kesal. kini ia tengah menimbang menelpon Mike atau kembali mengirim pesan. tapi jika ia menelpon Mike, apa tak terlihat terlalu murahan? tapi kalau tak begitu ia harus bagaimana? Amanda yang kembali menuntut hukuman taruhannya menjadi momok menakutkan juga bagi dirinya sendiri. Pasalnya Amanda meminta mobil Iqbal kalau ia tak mau menuruti hukuman yang diberi. ditambah lagi kalau dirinya hanya bisa dekat dengan Mike. jadi mau tak mau ia harus bisa dekat dan kenalan dengan Mike. atau paling jauhnya ia harus menikah dengan Mike. terserah itu pernikahan karena paksaan atau karena cinta. walaupun karena cinta itu adalah hal yang sangat mustahil. Angel kembali menatap layar ponselnya. pesan itu masih belum biru juga. "Ih, kemana sih ini dokter." ucapnya. Angel mendadak bosan. hari ini ia juga tak ada jadwal kuliah. "Hubungi nggak ya. tapi gimana kalau di tolak? kan malu." Perasaan Angel benar-benar dilema. ia bahkan berteriak kesal sembari mengacak rambutnya sampai berantakan. "Amandaaaaa, aku butuh bantuan kamu Amanda." Rengeknya. Braakk!! "Apa? Kenapa? Kamu nggak apa-apa kan?" Angel melirik ke arah sepupunya, Iqbal yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. "Iiihhh Iqbal! Main masuk aja!!" "Habisnya kamu teriak Angel! Kamu pikir siapa yang nggak kaget sama teriakan kamu yang membahana itu!!" ucap Iqbal kesal. pria tampan berkulit sawo matang itu nampak kesal pada ponakan satu-satunya yang ia punya itu. "Lagian kamu ngapain sih teriak-teriak? untung Ayah sama Bunda sudah pergi dari tadi. kalau nggak mereka juga bakalan jantungan Angel.!" sifat cerewet Iqbal muncul seketika. sementara yang diceramahi hanya nyengil lebar tanpa merasa bersalah dan berdosa sedikitpun. "Ngapain sih?" Tanya Iqbal lagi. "Ha? nggak ngapa-ngapain kok! cuma lagi kesal sama Manda." jawabnya. "Manda sahabat kamu itu?" "Iya. siapa lagi yang namanya Manda yang dekat sama aku." Iqbal mengangguk sembari ber-oh. "Memangnya dia kenapa? kok marah?" "Dia bikin aku kalah dalam taruhan Iqbal. masa hukumannya aku mesti dekat sa..." Angel yang seolah tersadar, langsung menghentikan kalimatnya. ia baru saja hampir keceplosan. Iqbal bisa mengamuk dan mencari tahu siapa Mike kalau ia keceplosan tadi. "Dekat? dekat sama siapa? jangan aneh-aneh ya Angel!" nah kan? baru juga keceplosan sedikit sudah mulai protektifnya lagi. "Nggak ada dekat sama siapa-siapa Iqbal. aku itu diminta Amanda buat dekat sama kambing peliharaannya." jawab Angel yang tentu saja membuat Iqbal semakin bingung. otak Iqbal bahkan tak sampai dalam membayangkan jika Amanda punya kambing peliharaan. "Kambing?" tanyanya. "Iya kambing. Kamu kan tahu kalau aku takut sama kambing. makanya aku kesal sama dia." Angel meneguk salivanya kesusahan saat Iqbal yang menatapnya dengan tatapan curiga. "Kamu nggak lagi bohong kan sama aku?" "Ih, ya Nggak lah.. kalau kamu nggak percaya, kamu tanya Deh sama Amanda. dia itu emang punya kambing Iqbal." ucap Angel ketakutan. ia takut kalau Iqbal benar-benar mencari tahu soal Amanda yang pelihara kambing. sudah jelas-jelas ia berbohong. mana ada kambing. Amanda saja takut dengan kambing. jadi itulah yang membuatnya takut. jikalau Iqbal memang menanyai sahabatnya itu. "Aku serius Iqbal" ucap Angel lagi saat ia masih melihat tatapan curiga dari Iqbal. "Haahhh.. Ya sudah kalau gitu. awas kalau kamu bohong dan sembunyikan sesuatu dari aku." "Iya Iqbal. nggak ada sembunyiin apapun kok." Angel menutup ucapannya dengan senyum lebar. setidaknya ia bisa bernafas lega karena Iqbal tak curiga lebih jauh. Angel menatap punggung Iqbal yang semakin keluar dari kamarnya sampai Iqbal tak terlihat lagi. Angel melepaskan nafas kuat saat Iqbal tak terlihat lagi. untuk sementara ia bisa bernafas lega. namun setelah ini ia ingin menceritakan pada Amanda perihal kambing tersebut. dan ia yakin dirinya akan ditertawakan oleh Amanda. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD