The Secret of Angel

"Bagaimana bisa?" Aku memandang tak percaya pada benda yang kupegang. Memang kuakui akhir-akhir ini makanku menjadi lebih banyak, dan badanku terlihat lebih berisi. Kupikir semua itu karena efek stress tapi ternyata ada hal lain. Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. "Oh God." Aku terduduk lemas, siapa orangnya. Bahkan aku tak pernah dekat dengan laki-laki manapun Tapi garis merah dua di benda pipih ini seolah menyentakku. Bahwa ada kehidupan lain di dalam perutku. Ya Tuhan, apa yang akan aku lakukan. Air mataku mengalir deras, memikirkan semuanya. Bagaimana nasibku, kuliahku, pekerjaanku. Siapa yang akan membantuku, sementara aku hanya sebatang kara di dunia ini. Tiba-tiba rasa pusing menderaku. Rasa pusing yang mulai akrab sejak beberapa minggu ini. Jangan bilang pusing ini karena ada kehidupan lain di perutku. Aku mengusapnya perlahan. Kenapa, kenapa semuanya harus terjadi kepadaku. Tapi aku tidak bisa melenyapkannya, dia anakku. Aku berjanji untuk merawatnya, agar aku tak kesepian lagi di dunia ini. "Arghhhhhhhh." Rasa pusing itu kembali datang, aku tidak bisa bertahan lagi. Hingga pandangan gelap menyerubungiku. **** Mata itu sedari tadi mengawasi gadis itu oh tidak mungkin kata wanita lebih cocok, karena dirinyalah yang merusaknya. Sebenarnya dia tidak sengaja melakukannya, apalagi sampai ada kehidupan lain di perut wanita itu. Dan itu adalah anaknya. "Bagaimana bisa?" Diapun bertanya pada dirinya. Tidak mungkin, mereka berbeda dan sudah jelas tidak bisa mempunyai keturunan. Tapi bayi yang ada di kandungan wanita itu adalah buktinya. "Shit." Dia merasa iba pada wanita yang kini tergeletak pingsan di kamar mandi, akhirnya dia menggendongnya untuk di bawa ke kasur. Wanita itu, terlihat meringis kecil di tengah ketidaksadarannya. Laki-laki itu merasa kasihan. "Sakit." Igau wanita itu. Mendengar kalimat itu tanpa dikomando, dia menggerakkan tangannya untuk mengusap perutnya. Dan berhasil, ringisan itu berhenti. "Nak, jangan susahkan Ibumu oke." Ucapnya di depan perutnya. Aroma memabukkan itu kini kembali menyeruak ke hidungnya. Bahkan kini semakin kuat, hingga dia harus menahan hasratnya. Berada di dekat wanita ini membuatnya ingin selalu merengkuhnya. Menandainya kembali sebagai miliknya. "Dia sedang hamil, Bodoh." Ucapnya pada diri sendiri, untuk mengembalikan kewarasannya. Tapi bibir itu seolah memanggilnya untuk merasakannya kembali. Tentu dia masih ingat bagaimana rasanya, semanis madu dan membuat dia kecanduan. "s**t. Aku tidak bisa menahannya lagi." Segera dia meraup bibir itu untuk merasakannya lagi. "Manis." Gumamnya. Diantara ketidaksadaran wanita itu, dia mencoba membuka mulutnya untuk bisa menjelajah sepuasnya. Menyesap, menginggigit, melumat. Dia ingin lebih dari sekadar ciuman bibir. Hasratnya bukannya padam malah semakin menjadi-jadi. Sungguh, dia tidak bisa menahannya lagi. Akhirnya di tengah ketidaksadaran gadis itu, dia menikmatinya dan mencumbunya. Pria itu berteriak saat mencapai puncaknya, kemudian iaroboh di atas tubuh mungil itu. Dia merasa amat sangat puas. Dan beruntung wanita ini tidak terbangun. Laki-laki itu sedikit merasa bersalah, karena mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dia mendekap tubuh ini erat, dan mencium aroma tubuhnya yang terasa amat memabukkan. "Kamu milikku." Mata biru itu berkilat merah saat mengucapkannya. Dia tidak akan melepaskan wanita ini, meski dunia menentangnya, lagipula dia adalah makhluk terkuat bukan. Untuk masalah tetua dia bisa memikirkannya nanti, yang penting sekarang adalah wanita yang sedang mengandung anaknya ini. **** Vote dan Komentar, biar Ang semangat buat nulisnya Oh ya ini pernah ditulis di akun sebelah, dan ini revisiannya. Susah hidup nomaden di dua akun ternyata, Nggak tahu sih, tetiba pengen nulis tentang Fantasy, dan tentu dengan bumbu Romance **** Tbc -21 April 2019-