Belum lama ini Claire bergabung dengan sebuah agency management. Dia bekerja bisa sebagai talent yang nantinya akan mempromosikan produk atau nama lainnya adalah endorse. Nanti dia akan mendapatkan gaji setelah hitungan dan aturan menurut managemen tersebut.
Malam itu grup yang dia gabung sudah dipenuhi dengan banyak chat didalamnya.
"Gaes, kita udah dapat job. Nanti tolong posting ya di media sosial kalian,"
"Iya,"
Setiap orang pun melakukan postingan di akun media sosialnya masing-masing.
Kakak bagian agency pun mengirim pesan lagi.
"Yang udah post bisa ya isi daftar yang udah mengerjakan,"tukasnya
"Oke,"
Mereka pun mengisi daftar nama yang sudah mengerjakan pekerjaan dan melaporkan diri. Daftar itu berisi sepuluh orang.
Claire juga melakukan hal yang sama.
Sesudahnya dia mengerjakan pekerjaan awalnya yaitu menjadi penulis.
Claire sudah mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Ada rasa senang dan bahagia dihati Claire. Akhirnya dia mendapatkan banyak kesempatan dan peluang lainnya.
Claire juga berbagi info mengenai seminar kepada rekan-rekannya. Digrup manajemennya banyak anak-anak muda yang lebih muda darinya serta memiliki bakat unik yang terpendam. Ada yang ingin menjadi artis, bahkan ada juga yang menjadi penari daerah. Sebagian orang ingin menjadi selebgram. Seorang lainnya ingin menjadi penyanyi.
Esok pagi harinya mereka pun mendapatkan pekerjaan kembali.
"Guys, kita dapat job lagi nih. Ada online shop yang minta mau dipromosikan, tolong ya segera kerjakan ya, kalau udah laporan kaya kemarin ya,"
"Siap,"
Para talent yang ada langsung bergerak dan beroperasi satu sama lain dan menulis kalimat done disana.
Selanjutnya datang pekerjaan lainnya yaitu memposting barang jualan berupa buku diakun mereka masing-masing.
Claire merasa berada dipuncak kesempatan. Dengan mudah ia mendapatkan lowongan pekerjan diera yang sedang sulit ekonomi tersebut. Namun jauh dilubuk hatinya sebenarnya ada rasa ragu dan gelisah. Apakah ia sudah tepat bekerja ataukah dia terlalu rakus/ serakah dengan apa yang sudah dia capai selama ini.
Claire berada dalam perenungannya sendiri. Hingga dia bertemu dengan temannya. Claire bercerita kepadanya.
"Mau gak beb gabung di managemen,"
"Aku pikir-pikir dulu,"
Sampai suatu hari temannya menegur dirinya.
"Claire kerja boleh tapi kamu harus inget waktu dan juga jangan serakah,"
Claire agak tidak bisa terima dengan perkataan temannya. Bagi dia apa yang dia lakukan sekarang adalah untuk membantu keluarganya dalam mencari uang, mengingat dirinya sebagai tulang punggung keluarga.
Claire merasa pikulannya agak berat.
Namun ia harus berdiri tegak seperti batu karang yang teguh dan tetap tenang dalam menghadapi segala sesuatunya.
Claire mendengarkan acara yang membuat dirinya serta pikirannya jadi terbuka lebar.
"Apa aku selama ini salah ya. Aku sudah serakah dalam mengambil berbagai pekerjaan?"tanyanya pada dirinya sendiri
Biasanya dalam hal pengambilan keputusan. Claire melihat voting suara terbanyak. Pertama, dia akan bertanya kepada teman terdekatnya khususnya sahabat dan juga teman baik. Kedua, dia akan berbicara dan berdiskusi kepada kedua orangtuanya serta melihat jawaban dari kubu tersebut seperti apa. Ketiga, Claire melihat juga dari teman-teman lain yang diajak untuk berdiskusi satu sama lain.
Claire akan melihat suara terbanyak yang mana. Barulah ia akan mengambil keputusan yang banyak dan sesuai dengan pemikiran. Claire berlaku seperti itu karena agar dirinya tidak salah dalam mengambil keputusan. Maklum Claire tipe orang yang agak baperan jadi dia terkadang sulit berpikir dengan logika. Perasaannya berkutik terlalu hebat dan dashyat hingga mengalahlan pemikiran serta ambisi dalam dirinya. Rasa lebih kuat dari apapun.
Claire merasa ada yang salah dan tentunya dia sudah bersalah pada dirinya sendiri. Ini adalah soal hati dan kejujurannya. Claire tersadar bila ada alam semesta yang memperingatkan hal tertentu berulangkali. Memang sudah saatnya dia angkat kaki dari sana. Karena ketamakan dan keserakahan tidak akan membuatmu nyaman namun diperbudak oleh uang semata.
Waktu dan tenagamu telah habis oleh pekerjaanmu dan kamu tidak memiliki waktu untuk dirimu sendiri serta keluargamu. Padahal keluarga adalah aset terpenting dalam hidup kita.
Claire merenungkan perkataan temannya. Dia berpikir cukup lama bisa satu hari dua hari. Claire bukanlah tipe orang yang mudah memikirkan begitu saja dan memutuskan sesuatu. Ia akan memiliki banyak pertimbangan dalam melakukan sesuatu atau kegiatan. Dia juga akan bertanya kepada orang disekitarnya mengenai hal yang dilakukannya salah dan benar. Biasanya dari situ Claire bisa membuat keputusan dan menjalankannya.
Memang sifat manusia kalau sudah yang namanya butuh jadi kalap dan menghalalkan segala hal untuk mendapatkannya. Apalagi kalau kondisi kita sedang kepepet. Makin jadi kan. Claire menimbang pemikiran dari berbagai pihak dan suara yang ada.
Hari berikutnya, pekerjaan pun ada lagi. Mereka disuruh promosikan tentang perusahaan itu sendiri di akun media sosialnya. Agar makin banyak orang yang mau bergabung dengan mereka.
Claire masih ada rasa penasaran maka ia bertanya kepada salah satu tim dari dimana ia bekerja secara online.
"Kak, sejauh ini apakah agency kakak aman?"
"Aman sih,"
"Lalu bagaimana dengan pajaknya?"
"Kita aman sih gak kena pajak,"
"Oh,"
"Terus udah ada ijinnya belum?"tanya Claire penasaran
"Kalau ijin belum ada sih ya, terus gak tahu juga sih gimana ke depannya,"
"Makasih ya, Ka,"
"Sama-sama,"
Beberapa informasi yang didapat Claire menjadi bahan perenungan dirinya lagi.
"Apa iya gua harus keluar sekarang?"gumamnya sendirian
But memang Claire merasakan dia kesibukannya bertambah pesat. Dalam hidup terkadang kita harus memilih dan juga memutukan pilihan prioritas. Sehingga kita tidak keteteran dan aktivitas jadi berantakan.
Claire menghampiri ibunya.
"Ma, apa aku resain aja ya?"
"Dari mana?"
"Ya dari tempat kerja yang sekarang,"
"Terserah kamu. Kalau kamu mampu ya kerjakan. Kalau dirasa tak bisa handle ya tinggalkan. Simple kan?"kata Jean
"Hmmm, aku out aja kali ya,"pilihnya
Maka malam itu Claire memutuskan untuk mengirim pesan kepada dua orang yang ada dibagian pengurusan talent.
"Ka, aku mau bilang. Untuk kerja disini kayanya libur dulu dan cukup. Soalnya saya lagi banyak pekerjaan. Takut gak ke handle,"
"Oh, gitu,"
"Iya,"
"Ya udah gak apa-apa,"
"Tetap terkoneksi ya kak, salam sukses,"
"Sip,"
Kakak yang lainnya hanya membalas dua hurus yaitu o dan k saja. Orang disini memang sangat simple. Mereka tak ingin membuang waktu terlalu banyak. Claire memilih resain karena dia merasa tanggung jawab semakin banyak dan waktunya jadi berkurang juga untuk nanti bersama keluarga dan tentu dirinya sendiri. Claire juga perlu waktu untuk dirinya sendiri dan waktu menikmati bersama keluarganya diakhir pekan. Karena banyak pekerjaan dapat membuat dirinya stress.
Claire menyadari satu hal. Kalau ia menjadi manusia jangan serakah dan terlalu ambisi terhadap segala sesuatu. Keserakahan bukanlah sifat yang baik untuk dimiliki. Jangan sampai ia mengorbankan waktu, keluarga dan temannya demi keserakahan yang ingin dia capai.
Keesokan harinya Claire mengirim pesan kepada temannya.
"Makasih ya uda warning gua soal job karena memang gua ditegur serta diingatkan banget soal keserakahan,"
"Ya, sama-sama,"
Claire merasa mendapatkan kelegaan dan ketenangan hati dari dalam dirinya sekarang.
Dia juga sudah terluput dari sifat serakah. Hampir saja dia jatuh dalam jerat serakah yang begitu dalam dan mencengkram pikiran, hati dan juga kehidupannya sehari-hari.
Lalu Claire mendatangi Jean kembali.
"Ma tapi bener juga sih kita tuh gak boleh serakah. Hampir aja aku gak sadarkan diri. Tapi sekarang aku mengerti, kita gak boleh serakah akan uang. Kalau pun rejeki kita itu bakal balik lagi,"
"Gitu dong baru anak mama,"
"Mama emang bisa aja,"
"Kalau begitu kan kamu jadi belajar juga, Claire,"
"Iya, Mama,"
"Mama bangga sama kamu. Apalagi papa kamu. Dia seneng lho kamu bisa seperti sekarang ini,"