Aku menyukai Diero. Aku suka cara dia dalam berkomunikasi. Aku suka cara dia memperlakukan aku. Aku suka Diero dengan apa adanya dia. Diero tidak memaksa untuk terlihat sederhana hanya agar aku merasa terpesona. Diero tak perlu repot-repot menyembunyikan kekayaan yang dia miliki. Dia memang terlahir di tengah keluarga yang mewah dan serba ada. Sejak awal aku mengenalnya, Diero tak pernah merubah diri untuk menyesuaikan dengan standarku. Aku sudah bilang kan, kami punya gaya hidup yang berbeda. Tapi Diero tak pernah memaksaku menjadi sepertinya. Dan aku tak pernah memaksa Diero menjadi seperti ku. “Tarin, sudah selesai?” “Sudah. Sebentar..” aku beranjak aku mengambil hasil cetakan. “Ini..” “Kau sedang memikirkan apa?” “Tidak ada.” “Aku melihat kau melamun.” Aku berikan seniork