Brak! Laura membanting pintu kamarnya dengan kuat. Lagi-lagi ia menelan rasa malu hari ini karena Aleena. Aarrgghh! Wanita itu berteriak histeris. Mengacak rambutnya seperti orang kesurupan. "Aku harus mencari cara lain untuk dapat menarik simpati Aleena. Aku harus bergerak cepat sebelum semuanya terlambat," gumam Laura. Sejenak wanita itu terdiam. Kembali memikirkan nasehat ibu mertuanya. "Sepertinya benar apa yang di katakan oleh mama. Aku tidak akan menang kalau main kasar. Wanita itu bukan Alisya yang mudah aku gertak. Wanita ini jauh lebih pintar dari dugaanku. Aku harus bermain dengan lembut, dan tidak masalah aku harus mempertaruhkan harga diriku demi sebuah kemenangan di akhir permainan." Laura menyeringai lebar. Dengan cepat wanita itu kembali menemukan ide untuk memuluskan