"Cukup! Hentikan! Jangan memfitnah menantuku dengan cara keji seperti itu!" Nyonya Miranda berteriak lantang di depan pintu masuk Cafe. Dengan wajah angkuh wanita paruh baya itu mengayunkan langkah menghampiri Laura yang masih setia bersimpuh di depan Aleena. "Aku mohon, tolong tinggalkan, putraku. Sebelum kau datang rumah tangga menantuku baik-baik saja, tapi setelah kedatanganmu lihatlah bahkan menantuku sudah seperti mayat hidup karena penderitaannya." Nyonya Mirandah berkata dengan raut wajah yang sangat sedih bahkan wanita paruh baya itu meneteskan air matanya. "Benarkah?" Aleena bertanya dengan wajah tidak percaya. "Justru menurutku yang lebih pantas mengatakan semua itu adalah Alisya, istri pertama mas Arfa. Bahkan hidupnya menderita sejak pertama kali ia melangkahkan kakinya,