Gladys kembali melihat pantulan dirinya di cermin sebelum beranjak keluar dari kamar. Namun sebelum itu, terdengar suara ketukan pintu. Tok… tok… tok… "Ini Bibi, Non. Tuan Raziel meminta Nona Gladys turun untuk breakfast." Seru Bibi Margareth dari luar pintu. "Baik Bi. Aku turun 2 menit lagi." Sahutnya tidak kalah serunya dan suara Bibi Margareth menghilang. Senyum pagi ini tidak pernah lepas dari bibir Gladys. Sebisa mungkin ia mensugestikan dirinya bahwa hari ini akan baik-baik saja. Diliriknya jam yang ada di pergelangan tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul 06.15 pagi. Padahal niat hati bangun pagi agar bisa menghindari bertemu dan bertatap muka dengan si pria es batu itu dengan alasan berangkat ke kantor lebih pagi. Tapi apesnya tumben-tumbenan Raziel bahkan menyuruhny