Belum sempat dia menuntaskan ucapannya, Silvana sudah lebih dulu meletakan tangannya yang telah dia beri pelicin dengan air liurnya sendiri. Adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, tanpa harus menunggu lama perbuatan Silvana terbayar kontan tatkala napas pria itu berubah tajam dan berat ketika dibuai oleh Silvana yang sedang memanjakannya dibawah sana. Nah, dalam situasi seperti inilah Silvana akan jauh merasa aman. Dia sangat hafal bagaimana cara menyenangkan seorang pria dengan tindakannya dan membuat hatinya teralihkan dalam sebuah emosi yang memusingkan. Lagipula sejauh ini tindakannya jauh lebih efektif daripada menggunakan lidah sekadar untuk membalas kata-kata. Bahasa cintanya bukan afirmasi kata yang disaat yang sama adalah kelemahannya. Sebab Silvana kadang selalu mendapati dirin