Saat dia memikirkan soal Jiyya, sahabatnya. Pak Leon sudah kembali kepadanya namun kali ini pria itu datang dengan nampan berisi kudapan dan dua cangkir yang Silvana ketahui isinya sebagai kopi. Pria itu juga sudah mengenakan kimono handuk untuk menutupi tubuhnya. Ah, layanan pesan antar hotel ini cukup cepat dan tanggap rupanya. Pria itu terlihat menyeringai tatkala Silvana memberikan tatapan sedikit kecewa lantaran dia yang memang sudah menutupi tubuhnya lebih dulu. “Tidak sopan menatapku dengan tatapan seperti itu,” ujar pria itu seraya meletakan nampan diatas meja terdekat ranjang. Sementara dia kemudian mendudukan dirinya di tepi ranjang sambil memberikan Silvana satu cangkir yang telah disesuaikan dengan pesanannya. “Nah, ini milikmu Princess, satu kopi dengan lebih banyak gula, ek