“Tidak!” kali ini Silvana dan Jiyya secara refleks mengatakan hal yang sama untuk menolak Dean. Kedua gadis itu saling pandang setelah melakukannya terlebih suara mereka terlalu melengking. Dean tersentak, dia mungkin tidak mengira akan mendapatkan penolakan yang sangat keras dari mereka berdua. Alhasil raut mukanya berubah sedih. Seperti anak kecil yang keinginannya tidak terpenuhi, Dean menendang tanah dengan ekspresi murung, menimbulkan debu yang berputar di sepatunya membentuk sebuah busur. “Kenapa tidak? kalian berdua kok sejahat ini padaku?” “Karena apa yang kami bahas bukan sesuatu yang umum. Ini woman talk. Memangnya kau memerlukan hal-hal feminim untuk dibicarakan? Rasanya kau tidak butuh itu dan tidak ingin mendengarnya juga kan?” sela Silvana. Dia bergerak maju dan membuat ja