[Ga, permintaan terakhirmu untuk melihat anakmu belum aku kabulkan. Bisakan bertemu besok?] Dirga tercenung. Ayah mana yang tidak ingin melihat anaknya, sekalipun hanya berupa bongkahan pusara. Dia memang ingin sekali melihatnya, 17 tahun sebagai ayah Dirga tidak pernah berziarah sekali pun. Diliriknya Gayatri memejamkan mata, perjalanan tidak terlalu jauh, tetapi medan yang terjal membuat mereka kelelahan. Gayatri mengingatkan untuk pergi ke Kantornya sebelum Dirga kembali ke Mutiara Jati. Dia merasa urusan sudah bisa diatasi dan Dirga sudah bisa mengerjakan semuanya dengan tim. “Sayang, sudah sampai,” bisik Dirga. Lelaki itu melihat Arya sedang menelpon di teras. “Ah, terima kasih,” ucap Gayatri. “Pak, tolong antarkan mobil saya ke sini,” imbuhnya pada sopir yang mengantarkan mereka