“Anakku.” Dirga berbisik, Aimee mematung tak percaya lantas gadis itu mundur dan berlari meninggalkan rumah. Tidak yakin ini mimpi atau bukan, Aimee menepuk pipinya sendiri. Dia melihat sebuah tong besar dan bak sampah di ujung tikungan rumahnya. Tubuhnya yang kecil menyelinap di antara dua benda kotor tersebut. Aroma tidak sedap benar-benar dia hiraukan. Tidak peduli kotor, asalkan tidak bertemu dengan Dirga. Ketika lelaki itu berbisik tadi, hati Aimee sedikit tersentuh. Sayangnya akal sehat memaksanya untuk lari, karena pada kondisi saat ini tidak ada satu orang pun di rumahnya yang dia percaya. Dia menahan napasnya saat Dirga melintas di hadapannya. Lelaki berparas tampan itu terlihat kebingungan. Pakaiannya yang tampak mahal sama sekali tidak berbentuk. Tidak berselang lama Alvira