bc

Tahajjud Cinta

book_age16+
883
FOLLOW
6.8K
READ
billionaire
possessive
family
second chance
arrogant
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Abdullah Ammar Zaid bukanlah refleksi Salman Al Farisi--yang merelakan tali cintanya diikat oleh sang sahabat, Abu Darda. Salman Al Farisi memang berjiwa besar, beliau rela perempuan yang diam-diam dicintai, dipinang oleh Abu Darda sahabatnya sendiri. Pun dengan Ammar

Diam-diam menyimpan perasaan pada Shaqila Fatimah--putri Ammi Ilham--pamannya sendiri, tapi harapnya belum terijabah Allah, saat tahu ternyata Saqhila malah memilih melabuhkan hati pada Azra-saudara kembarnya.

Selama belasan tahun dalam tahajjud, Ammar kerap meminjam nama Shaqila dalam doa di sepertiga malam. Memang dasarnya belum berjodoh, angannya terbang bersama rasa ikhlas saat Azra mengucap akad atas nama Shaqila.

***********

chap-preview
Free preview
1. Tali Cinta Abu Darda
1. Tali Cinta Abu Darda Sebuah rasa yang datangnya tiba-tiba, tanpa kita duga, rasa yang merasuk ke dalam segenap jiwa - dia bernama cinta *********** Tahajjud Cinta ********** Abdullah Ammar Zaid. Tiga puluh satu tahun usianya. Tampan rupa, perangai lembut, juga sikap dewasa, juga penuh perhitungan dalam setiap langkah. Pahatan wajah yang dirancang tanpa cela. Penampilan sempurna ditambah sifat shalih. Rasanya tidak ada yang kurang dari sosok Ammar. Tapi sampai menginjak usia kepala tiga, Ammar masih betah sendiri. Pun dia tidak begitu risau akan urusan jodoh. Semua sudah jelas terukir di Lauhul Mahfuzd. Tinggal dikejar melalui untaian doa dan iktiyar. Lagi pula bukan cuma dia yang masih betah sendiri. Saudara kembarnya, Abdullah Azra Zaid juga belum memutuskan untuk menikah. Jika Ammar lebih banyak menghabiskan waktu dengan membantu menjadi pengajar di pesantren, di sela-sela kesibukannya bekerja. Azra lain yang terkenal ulet dan pekerja keras. Azra masih betah sendiri, jika menunggu alasannya selalu sama; masih ingin fokus memajukan perusahaan yang dia rintis. Membayangkan tentang jodoh, Ammar jadi semringah. Rahang kokohnya tertarik, membuat lengkungan tipis. Angannya terbang pada satu sosok perempuan. Berparas jelita dan shaliha, manis jika tersenyum, dan polahnya sangat menggemaskan. Ah, Ya Rabbana ... Ammar diterima tertusuk duri dosa setiap kali bayangan tentang dia merasuki otaknya. Apa itu sama dengan - zina pikiran? Sebenarnya tanpa disadari orang di sekelilingnya, Ammar diam-diam sudah memendam cinta dalam diam. Perasaan yang takut akan dicemari oleh hawa nafsu dunia. Perasaan yang kiranya bisa leluasa ia diskusikan dengan Rabb-nya di sepertiga malam. Ammar kembali fokus dengan naik mobil. Untuk ini sepulang kerja, Shaqila meminta sekalian dijemput di kampus. Shaqila si sepupu cantik, sudah sangat dekat sejak kecil. Namun, beranjak dewasa, interaksi mulai sama saja. Sepupu itu bukan mahram, wajib hukumnya meminta aurat masing-masing saat harus akhil balik. Sepupu itu termasuk orang yang halal untuk dinikahi. Sesungguhnya Allah mengharamkan kita untuk menikahi wanita yang memiliki hubungan mahram dengan kita. Hal ini Allah tegaskan dalam firman-Nya di surat An-Nisa, ayat 23. Pada ayat ini Allah menyebutkan beberapa wanita yang tidak boleh dinikahi oleh lelaki, karena status mereka sebagai mahram. Dan Allah pun mengatakan dengan sangat jelas jika saudara sepupu menerima mahram. Karenanya Allah memberlakukan untuk menikahi saudara sepupu. Memperbaiki yang Allah tegaskan dalam firman-Nya, يا أيها النبي إنا أحللنا لك أزواجك اللاتي آتيت أجورهن وما ملكت يمينك مما أفاء الله عليك وبنات عمك وبنات عماتك وبنات خالك وبنات خالاتك " Hai Nabi, sungguh Kami telah membatalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu inginkan yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari laki-laki . laki bapakmu, anak-Anak Perempuan Dari Saudara Perempuan bapakmu, anak-Anak Perempuan Dari Saudara laki-laki ibumu dan Anak-anak Perempuan Dari Saudara Perempuan ibumu " (Quran, Surah Al-Ahzab: ayat: 50) Ayat Penyanyi Beroperasi tegas menujukkan bolehnya menikahi saudara sepupu. Syaikh abdurrahman As-Sa'di mengatakan: Allah berfirman sebagai bentuk kemurahan bagi Rasul-Nya, itulah Allah memberlakukan bagi Rasul-Nya sesuatu yang Allah halalkan bagi orang beriman lainnya, yaitu menikahi sepupu, di mana Allah menyatakan, yang berarti: "Halal untuk menikahi anak-anak perempuan dari saudara laki- laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu. " ayat ini mencakup semua paman dan bibi dari ayah atau ibu, yang dekat atau yang jauh Shaqila Fatimah Al Insani. Nama yang Ammar alunkan dalam setiap sujud dan tengadah doa. Jatuh hati pada Shaqila, itu melampaui akses Ammar, menyimpannya selama belasan tahun, pun menjadi pilihan Ammar. Kerapkali Ammar berpikir akan berterima terang pada Abi-Umminya, biar bisa segera mengkhitbah Shaqila. Namun Ammar masih risau dengan satu hal. Dia belum tahu bagaimana perasaannya. Meskipun memendam rasa pada gadis itu, Ammar tidak ingin rasa yang dia punya bertepuk sebelah tangan. *** Ammar memarkir mobil di halaman kampus Shaqila. Beranjak naik dan turun gadis itu. Baru beberapa langkah, tetapi yang kedua sedang berjalan Shaqila sedang berjalan menuju Arahnya. "Assalamualaikum, Bang Ammar." senyum manis dari Shaqila menyambut Ammar disambut menyambut salam. "Wa'alaikumsalam, Dek, langsung pulang nih?" sahut Ammar. Shaqila mengangguk, "Iya, Bang, tadi sudah menjanjikan sama Biya, kalau bubar kuliah mau langsung pulang." Ammar tersenyum. Shaqila memang anak penurut, tidak pernah bohong dan tidak pernah membantah Ayah-Biyanya. Ammar membukakan pintu mobil untuk Shaqila, kemudian dia sendiri menuju belakang kemudi. Sengaja Shaqila duduk di jok belakang. Bukan karena tidak sopan, tetapi karena bersebelahan dengan Ammar yang bukan mahram yang ditolak. Dari atas kaca spion, ekor mata Ammar melirik sekilas pada Shaqila. Gadis itu sedang mengulum senyum dengan kedua tangan dan mata fokus dengan ponsel di tangan. Ammar jadi gemas sendiri dengan polah Shaqila. "Dek Shaqi, tanya Ammar oleh rasa penasaran. "Bang Ammar, nggak pa-pa, Shaqi lagi seneng aja." Shaqila mengurai senyum menenangkan raut gugup. Netra Shaqi tidak teralih dari ponsel yang sedang dipegangnya. "Kalau lagi seneng dibagi-bagi dong, Dek, jangan disimpan sendiri." Kelakar Ammar. "Itu, Bang, Mas Azra katanya mau mampir ke rumah nanti," sahut Shaqila. Ammar agak terkejut. Mendapat kabar tentang Azra rupanya bisa membuat Shaqila terlonjak bahagia. "Kamu suka ya sama Azra? Hayoo jujur sama, Abang!" Selidik Ammar sengaja memancing. Diamatinya Shaqila masih membahas senyuman gigitan pada bibirnya sendiri. Shaqila diam dan menunduk, tidak menjawab, tapi kedua pipi manisnya membiaskan semburat merah. "Dek, jawab dong, kan Abang tanya?" ulang Ammar pada Shaqila. "Tapi Shaqi takut, Bang," sahut gadis itu mengubah rautnya jadi sendu. "Takut apa Shaqila?" Ammar mengkerutkan kening, masih belum paham maksud ucapan Shaqila. "Takut, kalau Mas Azra nggak suka sama Shaqi, kayaknya Mas Azra biasa aja gitu sama Shaqi." Atas jawaban Shaqi, sudah cukup untuk mengatasi perasaan gadis itu. Jantung Ammar berdebar hebat. Diluar dugaannya. Ternyata Shaqila diam-diam malah melabuhkan rasa pada Azra-saudara kembarnya. "Lagi sibuk aja si Azra. Kan, Dek Shaqi tau sendiri, kalau Azra itu pekerja keras. Workaholi c kalau kata orang-orang." “Iya sih, Bang. Tapi Abang Ammar tau nggak, kira-kira Mas Azra udah ...,” ucap Shaqi menerima kalimat. "Udah apa, Dek?" "Udah punya calon istri apa tidak sih? Kan Shaqi jadi galau." Ammar mengembuskan napas. Sementara terasa sakit, tapi tinjauan senyum tetap dia tampilkan di depan Shaqila. Ada setitik perih hinggap dalam perasaan Ammar. “Dek aqqi tenang aja, udahkannya Bang Ammar akan membawa Azra, Abi dan Ummi ke rumah Dek Shaqi,” ucap Ammar serius. "Eh, mau ngapain Bang?" "Buat melamar Dek Shaqi untuk Azra." Shaqila tidak menjawab. Namun, rautyukan yang merah karena malu-malu, sudah cukup membuktikan pada Ammar jika Shaqi setuju dengan niat yang Ammar sampaikan. Menghidu udara banyak-banyak guna meruangi perasaanya yang mendadak sesak. Rapalan istighfar teralun sidang pejaman mata rapat. Ikhlas. Iya, Ammar harus ikhlas sepenuh hati. Bukannya ikhlas yang diwujudkan dengan tindakan, bukan melalui kata-kata. Ammar paham dia mengganti seshalih sosok Salman Al Farisi. Sosok yang imannya tidak perlu diragukan lagi. Yang rela perempuan yang diam-diam telah memenangkan pertarungan lebih memilih cinta sahabatnya sendiri, Abu Darda. Salman Al Farisi Radhiallahu'anhu adalah seorang pemuda Persia. Salman Al Farisi tidak ada lagi mantan di Isfahan, salah satu daerah di Persia. Salman Al Farisi Radhiallahu'anhu adalah sahabat Rasulullah yang spesial. Ia terkenal dengan kecerdikannya dalam mengundang penggalian parit di sekitar kota Madinah pada saat kaum kafir Quraisy Mekah bersama pasukan sekutunya menyerbu Rasulullah dan juga kaum muslimin dalam perang Khandaq. Ada sekitar dua puluh empat ribu musuh yang kalah, karena parit yang dikembalikan Salman Al Farisi dan tentu saja hanya karena pertolongan Allah yang mendatangkan angin topan. Musuh agama Allah yang pulang dengan tangan hampa dan hati yang kecewa karena kalah perang. Sejak itu nama Salman Al-Farisi Radhiallahu'anhu semakin didukung di kalangan para sahabat. Sementara untuk kisah cintanya, Salman Al Farisi mengalami jatuh cinta kompilasi Rasulullah dan kaum muslimin hijrah menuju kota Madinah. Maka di kota inilah Salman Al Farisi Radhiallahu'anhu berniat untuk menggenapkan separuh agamanya dengan menikah. Saat itu diam-diam Salman Al Farisi menceritakan perasaan cinta kepada seorang wanita muslimah Madinah nan sholihah yang disebut kalangan Anshar. Maka dia pun memantapkan niatnya untuk melamar wanita pujaan keyakinan. Namun demikian, ada sesuatu yang mengganjal di hati Salman Al Farisi. Salman Al Farisi menerima, karena dia adalah penduduk baru dan jelas tidak tahu bagaimana adat melamar wanita di masyarakat Madinah dan bagaimana dengan tradisi Anshar saat mengkhitbah wanita. Demikianlah hal yang dipikirkan Salman Al Farisi, dia tak tahu tentang budaya yang diterapkan di kota yang baru ini dan jelas tak bisa sembarangan tiba-tiba datang datang dengan pertimbangan wanita tanpa persiapan matang. Hingga akhirnya Salman Al Farisi datang sebagai sahabatnya yang merupakan penduduk asli Madinah, yaitu Abu Darda. Ia meminta bantuan dari sahabatnya, Abu Darda untuk menemaninya saat mengkhitbah wanita impiannya. Setelah mendengar cerita sahabatnya tersebut, Abu Darda pun begitu girang. Ia pun memeluk Salman Al Farisi dan membantunya dan juga mendukung sahabatnya itu. Abu Darda. Dan inilah peluang Abu Darda untuk membantu saudara seimannya. Setelah pertemanan yang indah itu menolong Salman Alfarisi, maka beberapa hari kemudian ia menyiapkan segala sesuatunya, Salman Al Farisi pun datangi rumah sang gadis dengan ditemani sahabatnya itu. Selamat menikmati begitu senang selama perjalanan. Setiba di rumah wanita shalihah tersebut, Abu Darda meluncurkan Salman Al Farisi, ia pun membahas tentang Salman Al Farisi yang berasal dari Persia dan kini telah berhijrah ke Madinah. Abu Darda juga membahas tentang kedekatan Salman Al Farisi yang tak lain adalah sahabat Rasulullah. Dan terakhir adalah maksudnya untuk mewakili sahabatnya itu untuk melamar. Mendengar itu semua, maka si tuan rumah sangat terhormat. Ia senang akan menyambut dua orang sahabat Rasulullah. Ditambah lagi karena salah satu lagi berkebuatan melamar putrinya. Namun hal itu tidak membuat sang ayah langsung menerimanya. Karena suka berbicara tentang Rasulullah, sang ayah harus bertanya tentang pendapat putrinya tentang lamaran tersebut. Karena itu adalah hak dari putrinya. Sang ayah pun lalu memberikan isyarat kepada istri dan juga putrinya yang berada dibalik hijabnya. Ternyata sang putri telah bernyanyi ayah dengan Abu Darda. Maka wanita muslimah ini juga memberikan pendapatnya tentang pria yang melamarnya. Berdebarlah jantung Salman Al Farisi saat menunggu jawaban dari balik tambatan jawaban, hanya Abu Darda pun menatap gelisah pada wajah ayah si gadis. Dan tak lama semua menjadi jelas terdengar lemah lembut keibuan sang bunda yang mewakili putrinya untuk menjawab pinangan Salman Al Farisi. "Mohon maaf kami perlu berterus terang." kalimat itu membuat Salman Al Farisi dan Abu Darda berdebar menanti jawaban. Manusiawi, karena Salman Al Farisi dan Abu Darda hanya manusia biasa. Maka perasaan tegang dan gelisah pun segera menyeruak dalam diri mereka berdua. "Namun karena kalian berdualah yang datang dan mengharap ridho Allah, aku ingin menjawab bahwa putri kami akan menjawab 'iya' jika Abu Darda juga memiliki keinginan yang sama seperti keinginan Salman Al Farisi." Sungguh jawaban yang mengagetkan, wanita yang diidam-idamkan untuk menjadi istri Salman Al Farisi, menentang memilih Abu Darda yang hanya ingin membantu pinangan sahabatnya. Takdir Allah berkehendak yang lain, cinta bertepuk sebelah tangan. Namun demikian, ketetapan Allah menjadi rahasia-Nya, yang tidak pernah diketahui oleh kebebasan kecuali oleh Allah. Jika suka pria pada umumnya, maka hati Salman Al Farisi pasti hancur berkeping-berkeping. Ia akan merasakan kehancuran yang teramat sangat. Tapi berbeda dengan pria lain, Salman Al Farisi adalah pria shalih, taat, dan juga yang mulia dari teman-teman Rasulullah. Dengan ketegaran hati yang luar biasa ia balas menjawab, Allahu Akbar. Salman Al Farisi girang, bahkan ia menawarkan bantuan untuk pernikahannya. Tanpa perasaan hati yang sakit, ia dengan ikhlas memberikan semua harta benda yang ia siapkan untuk menikahi si wanita itu. Bahkan mahar dan nafkah yang telah disiapkan disiapkan untuk Abu Darda. Itu juga akan menjadi saksi pernikahan sahabatnya itu. Betapa indahnya kebesaran hati Salman Al Farisi yang begitu faham cinta, bagi wanita yang menyetujui hak untuk memiliki. Sebelum lamaran diterima, sebelum melaksanakan ijab qabul diikrarkan, cinta tidak bisa dibatalkan hubungan dua insan. *** "Bang Ammar, kok malah ngelamun sih, lampu merahnya udah jadi ijo itu!" Ammar tergagap saat mendapat teguran Shaqila. Memikirkan tentang perasaannya yang bertepuk sebelah tangan, Ammar jadi teringat kisah sahabat Rasul, dan kisah tentang Tali Cinta Abu Darda. "Eh, iya Dek," sahut Ammar kembali diterima perjalanan pulang. Ammar kembali menarik napas dalam, kemudian mengembuskannya dengan kasar. Getir tersenyum. Dirinya memang memilih refleksi dari Salman Al Farisi yang cintanya lebih memilih sahabatnya sendiri, tapi Ammar akan ikhlas sepenuh hati sejak tahu jika Shaqila lebih memilih Azra-kembarnya. **************** ***********

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marriage Agreement

read
594.6K
bc

Mengikat Mutiara

read
144.6K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
306.0K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

I Love You, Sir!

read
265.3K
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
152.4K
bc

Turun Ranjang

read
581.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook