9. AKHIRNYA BERTEMU

1164 Words
Di kota, Romy menikmati suasana indahnya kota. Dia bersenang-senang karena baru saja menyelesaikan pekerjaan dan mendapat upah. *** Kini terlihat Julia sedang jalan-jalan sendirian juga di kota, dia berhenti dan ingin menyeberang jalan, namun kendaraan masih ramai. Sambil menunggu jalan sepi, dia memperhatikan ponselnya dengan tersenyum. Sesaat kemudian, tiba-tiba ada anak kecil berlarian di pinggir jalan, lalu tidak sengaja menyenggol Julia hingga ponselnya terlempar ke jalan. "Tidak! Ponselku!" kaget Julia. Tanpa pikir panjang, dia segera mengambil ponselnya yang terjatuh tersebut. Akan tetapi ada sebuah motor sedang melaju dengan cepat, ini situasi yang sangat berbahaya bagi Julia, apalagi mendadak. "Awas!" teriak seorang pria. Akhirnya Julia diselamatkan oleh seorang pria dengan tepat, badanya ditarik agar menjauh dari jalan, namun apa yang terjadi dengan ponsel milik Julia? Hancur terlindas sepeda motor tadi hingga remuk, sungguh buruk, tapi lebih baik dari pada Julia yang tertabrak motor. Kini Julia sedang bersama pria tersebut, pria bertopi dan berkacamata hitam. Siapakah pria itu? Ya, dia adalah Romy si fotografer handal, dia tidak sengaja ada di dekat Julia dan berhasil menyelamatkan nyawa Julia. Mereka tampak saling menatap dengan badan Julia ditahan oleh kedua tangan Romy, terlihat suasana yang cukup romantis di antara mereka. Sesaat kemudian, Romy sadar dan segera melepas dekapan Julia. "Maaf, apa kamu baik-baik saja?" tanya Romy. "I-iya. Aku baik-baik saja. Makasih udah menyelamatkan aku," jawab Julia, dia masih shock dengan kejadian tadi. Jika Romy tidak menyelamatkan Julia, mungkin Julia segera dibawa ke rumah sakit, atau bahkan terjadi sesuatu yang lebih buruk. Romy hanya tersenyum mendengar itu. Setelah itu, Julia teringat dengan ponselnya, dia terkejut melihat ponselnya remuk dilindas sepeda motor, tapi tidak masalah, dia bisa beli lagi, apalagi dia anak orang kaya raya. Julia pun melupakan ponselnya, karena sudah remuk dan mustahil bisa diperbaiki. Nomor kontak dan isi ponselnya juga cuma sedikit, jadi tidak perlu disesali, hal itu karena keterbatasan Julia dalam menjalani hidup. Kemungkinan kontak ponselnya hanya keluarga di rumah atau orang sekitar, jadi bisa minta kembali. Kenangan indah di ponselnya pun hampir tidak ada, karena selama ini jarang mendapat moment indah, terlebih Julia masih jomblo. Julia ingat dengan pria yang menolongnya tadi, kemudian ingin tahu lebih tentangnya. "Untung ada kamu, jika tidak. Mungkin aku sudah ...," ucap Julia agak sedih. "Tadi cuma kebetulan saja aku ada di dekat sini." Julia tersenyum, kemudian melihat bahwa Romy membawa sebuah kamera. Julia berniat minta difoto, entah apa yang dia pikirkan, dia hanya ingin sesekali difoto orang lain. "Apa kamu seorang fotografer?" "Hmm, iya. Tapi hanya untuk bersenang-senang saja," jawab Romy menyembunyikan status aslinya. "Keren sekali! Kalau begitu, bisakah kamu memotret aku?" pinta Julia dengan malu-malu. Romy terkejut, dia sedikit berpikir untuk apa memotret seorang gadis yang tidak dikenal, sehingga dia ingin menolak. Namun Julia benar-benar ingin difoto, jadi Romy mau menuruti keinginan gadis itu, karena tidak ada salahnya juga. "O-oke!" ucap Romy canggung. Julia merasa sangat senang, kemudian mempersiapkan diri untuk difoto. Romy segera mencopot kacamata hitam yang dipakainya, sementara Julia sangat fokus memperhatikan itu. Ketika Romy mencopot kacamata, Julia terkejut sekaligus terpesona melihat wajah Romy, bahkan kedua matanya agak melebar. Menurut Julia, wajah Romy sangat manis, dia baru pertama kali ini melihat wajah pria semanis itu, apalagi wajahnya putih. Hal itu langsung membuat jantung Julia berdebar tak karuan, ada apa dengannya? Sungguh sulit diartikan. Saat Romy memperhatikannya, Julia gugup, tapi segera bersikap biasa. Kemudian lanjut persiapan untuk difoto. "Apa kamu udah siap?" tanya Romy. Julia hanya mengangguk-angguk dengan tersenyum, kemudian berpose sebaik mungkin agar sempurna dilihat Romy. Ketika Romy hendak memotretnya, dia menggunakan sebelah mata karena ingin memotret. Namun dia terkejut saat melihat Julia berpose sangat cantik dan sempurna, hal itu membuat Romy tidak jadi memotret, dia mengalihkan kamera sebentar untuk melihat langsung Julia dengan mata kepala sendiri. Jantung Romy mendadak berdebar tak karuan seperti ingin copot, sungguh lucu. "Dia ... cantik sekali. Sebenarnya siapa gadis ini?" batin Romy terpesona, dia mengira bahwa Julia adalah seorang model cantik. Romy hampir tidak berkedip melihat kecantikan gadis di depannya itu. "Udah belom?" tanya Julia hingga mengagetkan Romy. "Maaf! Belom." "Gimana sih, aku udah berpose dengan susah payah, malah lama gak difoto." "Iya, sekali lagi maaf. Tolong berpose sekali lagi!" pinta Romy. Julia menghela napas, namun segera berpose sebaik mungkin. Pada akhirnya, Romy berhasil mengambil 1 foto Julia dengan sempurna, dia tersenyum melihat itu. "Gimana, apa hasilnya bagus?" tanya Julia. Romy hanya tersenyum dan mengangguk mendengar itu, kemudian Julia mendekat. Karena Romy masih memakai topi, Julia sangat penasaran dengan seluruh wajah Romy, pasti sangat tampan menurutnya. "Boleh aku mencopot topimu?" pinta Julia. Mendengar itu, Romy terkejut dan khawatir jika identitas dirinya dilihat banyak orang, meski tidak ada yang mengenalnya. Sehingga Romy menolak dan segera ingin pergi, dia juga merasakan firasat tidak baik. "Maaf, aku harus segera pergi!" ucap Romy. Julia sedih mendengar itu, namun tidak jauh dari tempat mereka, ada 2 bodyguard Julia yang sedang mencarinya. Julia juga melihat mereka dan sedikit khawatir, karena sebelumnya dia kabur dari mereka. Saat Romy melangkah pergi, Julia memanggilnya. "Tunggu! Siapa nama kamu?" Romy berhenti sebentar, namun tidak menoleh. "Romy, panggil saja Romy!" jawab Romy, kemudian bergegas pergi. "Julia, aku Julia!" teriak Julia, dia tidak ingin mengejar Romy, karena belum kenal, apalagi ada 2 penjaganya sedang ke situ. Romy tersenyum mendengar nama Julia, namun dia bergegas pergi hingga tertutupi banyak orang di sekitar kota. "Romy. Siapa dia sebenarnya, baru kali ini aku bertemu dengannya," gumam Julia, dia lupa pernah berpapasan dengan Romy, karena saat itu berbeda tempat, yaitu saat di sekitar pasar. Sedangkan Romy, dia juga lupa pernah berpapasan dengan Julia, terlebih Julia memakai gaun yang berbeda, yaitu saat ini ungu. Parfum Julia pun berbeda, karena dia suka memakai parfum bermacam-macam, dia punya 3 macam parfum yang berbeda. Julia tidak mau membuat masalah lebih, dia segera menghampiri 2 bodyguard tersebut, karena mereka bingung mencarinya. Saat bertemu, Julia sedikit dimarahi karena mendadak hilang, namun Julia segera meminta maaf dan membuat berbagai alasan yang masuk akal, salah satunya ponsel yang hilang dan remuk dilindas sepeda motor. Dua penjaganya percaya, namun lain kali bilang jika ada masalah. Julia hanya mengangguk dengan tersenyum, sepertinya dia ingin melakukan itu lagi, yaitu kabur sementara waktu, dia merasa senang jika melakukan itu, merasa agak bebas, meski berbahaya. Alasan Julia tidak bisa mengejar Romy karena ini sudah waktunya pulang, dia tidak mau mendapat hukuman jika terlambat pulang. Setelah itu, dia pulang bersama 2 bodyguard setianya. Di tempat Romy, dia berjalan cepat sambil berpikir. "Julia, siapa dia? Kenapa baru kali ini aku melihatnya. Sepertinya dia orang jauh, apalagi memakai gaun indah itu. Parfumnya juga beraroma mewah. Apa dia akan sering ke kota ini? Aku harap begitu." Romy sedikit menyesal karena bergegas pergi dari Julia, dia hanya takut jika identitasnya diketahui banyak publik. Romy berhenti, lalu menoleh ke belakang. Dia mencari keberadaan Julia yang jelas tidak mungkin terlihat lagi, karena sudah jauh, apalagi Julia sudah berjalan untuk pulang. Romy berharap bisa bertemu lagi dengan Julia, entah kenapa dia ingin sekali bertemu dengannya lagi. Meski dia merasakan firasat tidak baik saat ada di dekat Julia, tapi dia tidak ingin memikirkan itu lebih dalam, karena hanya firasat semata.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD