“Mas Banyu… nggak papa kan? Ada yang sakit, Mas? Misal ada bilang saya ya, Mas, nanti ke rumah sakit.” Aku mengerutkan dahiku perlahan, pertanyaan yang Pak Slamet ucapkan padaku sungguh begitu membingungkan. Aku memangnya kenapa, sampai ditanya ada yang sakit atau tidak? Padahal aku tidak papa. Tapi, raut wajah mereka semua terlihat sangat mengkhawatirkan aku. Bapak saja yang awalnya seperti acuh pada sekitar, kini nampak begitu peduli padaku. Beliau berdiri di belakang Pak Slamet yang tengah menatapku cemas, mamak dan Sekar berdiri jauh di belakang, wajah mereka tak jauh berbeda dengan bapak. Tubuhku saat ini terbaring di ranjang tidur entah milik siapa. Padahal seingatku terakhir kali masih berada di warung milik Iman dan Andi. “Saya nggak papa kok, Pak, padahal tadi saya masih berada d