Dunia Luar

1051 Words
"Kiri!" "Aaa!" "Kanan!" "Aaa!" "Berikan pertahanan, serang!" "Serang!" "Aish, mereka berisik sekali. Sedang latihan militer atau apa?" Xiao Yu menutup telinganya, lalu menatap ponsel yang telah mati di tangannya dengan kesal, "Habis sudah harapan hidupku. Apa yang harus aku lakukan? aku bahkan tak bisa keluar dari sini. Apa aku akan menjadi orang bodoh seperti mereka?" Xiao Yu menatap para murid perguruan melakukan latihan, dipandu oleh seorang murid dewasa yang wajahnya menurut Xiao Yu sangat menyebalkan, "Orang itu, ekspresinya sangat mirip dengan si Sosiopat. Jika di kampus dia pasti sudah menjadi pembenciku sejak lama," Xiao Yu menunjuk murid tersebut sambil menggelengkan kepalanya. "Apa kau akan terus bermalas-malasan seperti ini?" terdengar suara dari samping Xiao Yu. Xiao Yu menoleh, lalu melihat Lingyin tengah membawa keranjang. Bocah lima tahun itu menatapnya persis seperti Xiao Nian yang jengah ketika melihat tingkah Xiao Yu yang merepotkan. "Kenapa menatapku seperti itu? aku tidak bermalas-malasan!" "Jika tidak bermalas-malasan ini termasuk apa? lihatlah, para murid berlatih dengan giat. Murid wanita bahkan lebih giat lagi. Aku, membawa keranjang ini dan membantu para koki di dapur. Sedangkan kau ... hanya duduk disini sambil berpangku tangan. Kau benar-benar tidak menghargai kebaikan Ketua yang telah membiarkanmu tinggal disini." "A-Apa! bocah kecil ini ... Kau sedang mengata-ngataiku, kan?" "Aku sudah jelas sedang mengataimu, kenapa kau masih bertanya?" "Wah, mulutmu tajam sekali. Bagaimana kau bisa bicara seperti itu kepada orang dewasa?" "Siapa yang orang dewasa? kau? kau terlihat seperti anak berusia tiga tahun." "Dan cara bicaramu terdengar seperti ibu-ibu tua. Kenapa kau menceramahiku? pergi bermain, lakukan sesuatu sesuai dengan usiamu!" "Tentu saja. Aku melakukan sesuatu sesuai usiaku. Aku belum bisa berlatih pedang, jadi aku hanya berlatih pergerakan dasar bela diri." "Ya Tuhan. Bocah ini, otaknya benar-benar sudah dicuci. Hei, bicaralah sesuai umurmu. Di tempatku, anak seusiamu hanya bermain, dan bicara omong kosong dengan teman-temannya. Kenapa kau malah jadi anak seperti ini?" "Ya ampun, pertumbuhan karakter di tempatmu tinggal sepertinya cukup terlambat, pantas kau menjadi seperti ini." "Seperti ini? seperti apa maksudmu?" "Sudah. Aku tak mau berdebat, kau sebaiknya ikut aku melakukan hal yang berguna." "Tidak. Aku harus mencari cara keluar dari sini!" "Kakak, kau tak kan bisa keluar, selagi ketua tidak menyetujuimu. Lakukan sesuatu untuk menyenangkan hati ketua, siapa tahu dia akan membiarkanmu keluar seperti murid-murid sebelumnya." "Ada yang pernah keluar dari sini?" "Hmm, karena ketua mengizinkan. Dengan syarat tak boleh kembali kemari lagi." "Hahaha, siapa pula yang mau kembali ke tempat aneh ini. Murid yang memilih keluar, sungguh sangat cerdas." "Kau lupa? bukankah sudah kukatakan ketua melindungi kami disini. Diluar sana duni sangat kacau hingga ketua melarang murid keluar dari lembah." "Kau dan kebanggaanmu pada si rmabut putih itu, sungguh tidak masuk akal," Xiao Yu mendengus, lalu berdiri dari duduknya sambil mengibas-ngibaskan mantel kesayangan yang terus saja dia kenakan, "Baiklah, aku akan membantumu. Jika aku melakukan sesuatu yang berguna, kau yakin kan ketuamu itu akan membiarkanku keluar?" "Memang butuh waktu lama. Tapi kau harus berusaha. Sekarang, ikut aku aku ke sungai." Lingyin bergegas pergi dengan membawa keranjang di tangannya, diikuti oleh Xiao Yu yang tengah memikirkan berbagai perencanaan untuk keluar dari lembah. *** Sudah hampir satu jam Yanmei duduk di dalam gua. Dia ingin mengucapkan sesuatu, namun kata-kata itu hanya bisa dia ucapkan di dalam hati. Dia menatap Yanxie yang sedang duduk menopang kepalanya di singgasana. Yanxie memejamkan mata, mengabaikan Yanmei yang dari tadi duduk dengan rusuh disebuah batu besar tak jauh darinya. Melihat tingkah adiknya itu, Yanxie tahu bahwa Yanmei menginginkan sesuatu, dan jika sampai sekarang dia belum buka mulut juga, berarti yang dia minta adalah sesuatu yang dilarang oleh Yanxie. "Zhou Yanmei, kenapa kau mengganggu waktu istirahatku? keluarlah, aku ingin tidur." Suara Yanxie menggema di antara dinding-dinding gua yang dingin. Yanmei kini berdiri, dia mencoba memberanikan diri untuk bicara. "Ketua Lembah yang bijaksana ..." "Jika yang kau minta sesuatu yang sudah pasti kularang, lebih baik kau menghentikannya." Yanmei langsung terdiam. Tak mudah bicara dengan kakaknya yang sangat dingin dan keras kepala ini. "Kakak, aku bahkan belum bicara apapun, memotong pembicaraan orang lain itu sungguh tidak sopan." "Mengganggu orang lain disaat istirahat juga tidak sopan." "Kakak sudah beristirahat cukup lama. Yang kakak lakukan hanya duduk di gua, serta tidur. Kakak tak perlu istirahat lagi." "Jika mengenai bocah aneh itu, kau tenang saja. Aku takkan membunuhnya dalam waktu dekat." "I-Ini bukan masalah Xiao Yu. Kakak, tak lama lagi akan ada festival seribu lentera." "Dari pada menghitung hari tentang festival itu, lebih baik kau gunakan otakmu untuk mempelajari kultivasi." "Kakak, dengarkan aku. Bagaimana jika festival tahun ini ..." "Kau tidak kuizinkan keluar!" Yanmei terdiam. Setiap tahun selalu begini, Yanmei sudah tahu pasti jawaban dari kakaknya ketika dia meminta izin untuk ke pusat kota Tujuh Lentera. Tak ada yang boleh keluar dari lembah, tak ada perayaan apapun yang boleh diikuti orang Lembah Shui Jiao di pusat kota. Namun, setiap tahun Yanmei terus mencoba mendapatkan izin. Walaupun itu hanya berakhir dengan kekecewaan. "Aku tak kan pergi sendiri. Aku akan membawa Kak Zhu Yi dan beberapa murid lain bersamaku." "Zhu Yi harus melatih murid disini." "Kak, aku tidak akan pergi selama perayaan. Aku hanya pergi satu malam saja, tepat saat seribu lentera dilepaskan." "Yanmei, kenapa kau harus begini setiap tahun? kenapa harus mengikuti perayaan. Kau bisa melihat lentera itu dari sini, tidak harus pergi kesana untuk melihatnya." "Tapi aku ingin melihat murid perguruan lain, dan ..." "Tidak! tak ada yang boleh keluar dari lembah." "Kenapa Kakak begini? aku hanya ingin keluar melihat dunia sebentar saja." "Dunia dipenuhi dengan ..." "Dengan semua hal jahat? itu memang terjadi atau hanya karangan Kakak saja?" "Zhou Yanmei. Sikapmu sekarang ini sungguh tidak sopan. Kau belum dewasa, bagaimana aku bisa membiarkanmu keluar?" "Siapa yang belum dewasa? sudah bertahun-tahun aku berada disini. Selalu berlatih, selalu menjaga sikapku sebagai adik Ketua Lembah. Aku ingin keluar sebentar saja. Kenapa Kakak sangat tidak pengertian?" "Kau mengatakan aku tidak pengertian? aku melindungimu dari dunia luar yang berbahaya." "Lalu untuk apa kami berlatih? para murid selalu berlatih dengan keras, demi melindungi lembah. Tapi melindungi dari apa? kami bahkan tak tahu siapa musuh kami." "Cukup Yanmei, pergilah dan berlatih, tingkatkan kultivasimu." "Kultivasiku sudah cukup! aku tak perlu banyak berlatih, untuk apa? aku tidak akan menggunakannya, karena selalu terkurung disini!" Yanmei meninggalkan gua dengan kesal. Yanxie menghela nafas, melihat adik semata wayangnya bersedih, tentu saja itu melukainya. Namun, dia tak punya pilihan lain. Dia harus melindungi Yanmei apapun yang terjadi. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD