Bab 11 Keputusan

1031 Words
Raya bergegas masukke dalam bus, pagi ini dia bangun siang. Jika bukan Princess yang membangunkannya, dia akan tetap terlelap tidur meski jarum jam sudah menunjukan pukul 7 pagi tadi. Sebelum itu, Raya juga menyiapkan makanan putri kecilnya di rumah juga keperluannya. Semenjak tinggal bersama, Raya sama sekali tidak kesulitan merawat Princess. Malah diasemakin bersemangat tinggal bersamanya. Mengingatnya membuat Raya tersenyum bangga memiliki Princess sebagai temannya di rumah. "Dia sangat manis," gumam Raya, dia melihat bus yang dia tumpangi sudah berhenti di depan perusahaan, diapun turun dan berjalan masuk gerbang perusahaan. Saat Raya berjalan masuk dia melihat beberapa karyawan perusahaan sedang berkerumun berbincang satu sama lain dia mencoba untuk berjalan menghampiri mereka dan mencari bicarakan. "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa? Sepertinya kalian begitu serius membicarakannya?" tanya Raya, ikut bergabung dengan mereka pagi sekali. "Tuan direktur datang lebih awal, bahkan sudah berada di sana dan aku tidak tahu apa yang terjadi," jelas teman Raya. Raya terdiam dia terpikirkan jika Morgan akan melakukan hal yang dia duga kepada Albert tanpa mencoba untuk menanggapi teman-temannya lagi, Raya berjalan pergi meninggalkan mereka dan mencoba untuk menghampiri ruangan dimana Morgan dan Albert berada. "Semoga saja ini tidak sesuai dengan dugaanku akan tidak baik Jika semua itu benar-benar terjadi," gumam Raya. Namun saat ia hampir saja sampai di ruangan direktur. Tiba-tiba sebuah tangan mengejutkan dirinya sehingga membuat dia merutuki Nadira yang mengejutkan dia. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini dan juga kenapa kau tidak pergi ke ruangan bekerja mu bukan kakak baru saja datang?" tanya Nadira. "Ya ampun, Nad. Kenapa kamu harus mengejutkan diriku aku hanya penasaran Apa yang dilakukan Al di sini," balas Raya. "Bodoh! Memangnya apalagi yang dilakukan dia. Bukankah dia adalah asisten perusahaan Tuan Morgan," jelas Nadira. Raya mengerti dia mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh temannya itu tapi dia masih penasaran Hal apa yang hingga membuat mereka berdua datang dan berbincang sepagi ini. Hingga membuat semua orang tampak penasaran. "Kemarilah, tidak baik jika bagi dirimu menguping perbincangan atasan!" Nadira menarik tangan Raya yang menahan diri untuk itu pergi dengannya. Namun Raya tetap saja pergi meski dia sesekali mencoba untuk melihat ke ruangan dimana Morgan dan Albert berada di dalam ruangan Morgan menatap tajam kearah Albert tanpa berbicara meski dia tampak kesal dengan apa yang sudah dilakukan oleh Albert kepada Raya. "Kau tahu apa yang harus kau lakukan aku beri kau waktu selama satu minggu bekerja di kantor cabang dan memberikan kepuasan atas pekerjaanmu," tegas Morgan. "Tuan, bisakah anda mengampuni saya saya tidak bisa jika harus berada jauh dari rumah ada orang tua saya yang sudah tua dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja," jelas Albert. Morgan terdiam, dia tahu hal yang dikatakan oleh Albert adalah kebenaran namun dia juga merasa kesal dengan apa yang dilakukan oleh pria yang ada di hadapannya itu dan tidak bisa merubah keputusannya hingga Morgan memutuskan untuk Albert membawa kedua orang tuanya, yang memang sudah rentan tua. Pergi bersama ke kota dimana perusahaan cabang berada meski Albert diberi waktu hanya dalam 1 minggu. Namun dia tidak pernah menyangka jika direktur utamanya tidak bisa dia ganggu keputusannya mendapati hal seperti itu, Albert tidak bisa menolaknya apalagi dia akan kehilangan pekerjaannya jika mengecewakan Morgan. Pada akhirnya Albert menyetujuinya dan pergi keluar dari ruangan Morgan sehingga dia berpapasan dengan Raya dan Nadira yang hendak pergi untuk membuat secangkir kopi merasa kesal dengan apa yang dia lakukan hingga dia mencoba untuk meminta maaf kepada Raya. "Ra, bisakah kita berbicara?" tanya Albert dia memohon. "Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, sebaiknya ya kau tahu u posisimu saat ini tidak ada hubungan apapun antara kita berdua," tegas Raya. Hal yang dikatakan oleh Raya membuatnya direktur kecil sehingga dia tampak penasaran apa yang terjadi antara Raya dengan Albert. Hingga hubungan mereka berakhir begitu saja dengan perasaan Albert yang tampak kacau. "Ra, aku mohon kepadamu biarkan aku menjelaskannya aku benar-benar sangat hilaf bisa membuatmu sampai kecewa seperti ini. Maafkan lah, aku tidak apa-apa jika kau tidak menginginkanku lagi tapi setidaknya. Berikan aku kesempatan untuk meminta maaf kepadamu." Penjelasan dan ucapan Albert sama sekali tidak didengar oleh Raya, dia memilih untuk pergi begitu saja tanpa menghiraukan pria itu tapi Nadira menatap tajam kearah Albert hingga dia tampak penasara. Apa yang dilakukan oleh Albert hingga membuat Raya tanpa kesal dan tidak ingin memaafkan dirinya. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian apakah kau melakukan hal buruk kepada temanku tadi malam?" tanya Nadira. Albert terkejut mendengar pertanyaan dari sahabat Raya, hingga dia kesulitan untuk menjelaskan pertanyaan Nadira. Albert tahu Raya tidak menceritakan hal apa yang telah dia lakukan hingga membuat Raya kecewa kepadanya. Albert pergi begitu saja tanpa mencoba untuk menjelaskannya kepada Nadira membuat gadis Itu tampak kesal hingga menggerutu sepanjang perjalanan berjalan menghampiri Raya yang sudah membuat dua cangkir kopi untuk mereka berdua. Saat Raya tersenyum tipis saat melihat temannya itu sama sekali tidak menyukai jika seseorang tidak menanggapi ucapannya, hingga dia mencoba untuk tersenyum tipis dan berbicara kepada Nadira. "Kenapa semua orang begitu menyukai merahasiakan semua hal kepadaku," gerutu Nadira. Dia juga teringat akan apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya merahasiakan segala hal dari dirinya padahal Nadira sudah tahu, rencana dari kedua orang tuanya tentang perayaan hari ulang tahun dia. Hingga membuatnya kesal kepada semua orang yang ada di tempat kerjanya. "Kenapa, tidak ada yang disembunyikan darimu hanya saja kau terlalu selalu penasaran dengan apa yang dilakukan oleh orang lain sebaiknya kau kurangi rasa penasaran itu dan tetap fokus kepada kehidupanmu," balas Raya. "Memangnya aku tidak boleh mengetahui kehidupan sahabatku sendiri?" protes Nadira. "Boleh dan kamu sangat boleh mengetahuinya tapi ada sesuatu hal yang perlu dikatakan dan juga tidak harus dikatakan Apakah kamu paham akan hal itu," jelas Raya. "Baiklah-baiklah tapi apakah hubunganmu dengan Al, tidak bisa diperbaiki sampai-sampai kalian harus berpisah apa yang terjadi antara kalian berdua?" tanya Nadira. "Baru saja aku menjelaskannya kepadamu tapi kau tetap saja bertanya kepadaku," gerutu Raya. Nadira hanya tertawa mendengar gerutuan Raya hingga mereka berdua berjalan kembali dengan satu cangkir kopi masing-masing di tangan mereka hingga masuk ke ruang kerja masing-masing. Perasaan lega yang dirasakan oleh Raya kali ini dia merasa tidak perlu canggung selama dia sudah tidak ada hubungan apapun dengan Albert. Apalagi dia memang menyesali dirinya ketika harus menerima Albert sebagai kekasihnya meski dia tidak memiliki perasaan apapun
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD