Bab 5 Peluk Aku

1101 Words
Raya sering teriris hatinya setiap kali dia melihat bekas luka di tubuh Princess, dia tidak pernah terbayangkan tentang seseorang yang dwngan tega melukai gadis mungil cantik seperti anak kecil di hadapannya. Apalagi melihat ketegaran Princes dari pertama melihatnyapun membuat Raya menyukai dia walau berbalut pakaian kumuh. "Sayang, apakah ini sakit?" tanya Raya di balas gelengan kepala oleh Princess. "Jika kamu merasa sakit, ataupun takut peluk aku, ya!" seru Raya meyakinkan Princess yang masih enggan berbicara. Lagi-lagi, Princess mengangguk untuk menanggapi ucapan Raya. Perasaan membaik membuat Raya tersenyum sembari menyelesaikan aktivitas mandi mereka bersama. Meski di tempat seadanya, tapi Princess malah terlihat bahagia saat dia di perhatikan dengan lembut oleh Raya. Mereka keluar dari kamar mandi sembari Raya menggendong Princess dengan senyuman tulusnya. Terdengar ketukan di luar membuat Raya berbalik saat sia hendak memasuki kamar. "Siapa yang datang malam-malam begini?" gumam Raya, dia menurunkan Princess, duduk di atas ranjang dan berjalan menghampiri pintu depan. "Siapa?" tanya Raya sedikit nyaring. Ketukan pintu semakin jelas saat dia mendekati pintu. "Raya, cepat buka!" suara yang tak asing bagi Raya membuat dia mengerutkan dahinya, dia juga terkejut saat tangan kecil Princess memegangnya dengan erat. "Sebentar ya Sayang, kakak ada tamu. Kamu bisa nunggu di kamar? Nanti kakak pakaikan pakaianmu!" seru Raya. Raya tersenyum saat melihat Princess menurutinya dan kembali masuk ke dalam kamar. Dia mengenakan pakaiannya dan berjalan kembali ke arah pintu yang masih di ketuk berulang kalo oleh Zirah, anak pertama pemilik panti. Raya membukanya dan melihat Zirah dengan pakaian mewahnya tampak panik. "Apa?" tatap Raya. "Ra, pinjamkan aku uangmu!" seru Zirah. "Tidak ada," tegas Raya. "Hei, kau bahkan belum bayar kontrakan. Beri aku sedikit uang baru nanti potong uang kontrakan saja," jelas Zirah. "Hmm, baik. Tapi dengan satu syarat," angguk Raya, dia tersenyum menatap Zirah yang setuju. Raya tersenyum tipis saat melihat Zira sudah pergi begitu saja, setelah dia memberikan jumlah uang yang diminta oleh Putri pertama pemilik kontrakan itu. Selama ini Raya tidak pernah mengira jika seorang putri yang begitu dimanjakan oleh orang tuanya memiliki hal di luar dugaan sehingga membutuhkan uang dari penghasilan kecil milik Raya. Meski seperti itu, Raya tidak mudah untuk di bodohi jika hanya untuk menghadapi orang seperti Zirah. Masuk kembali setelah menutup pintu dan menguncinya, Raya melihat Princess masih duduk terdiam di atas tempat tidur membuat Dia terlihat semangat mendapati gadis itu itu tetap saja menunggu dirinya mengaku memakaikan pakaian untuk anak itu. "Kau memang harus selalu aku yang memakaikan pakaian untukmu, meski seperti itu, tetaplah seperti ini dan aku akan melakukannya!" seru Raya, dia memakaikan pakaian yang kebesaran kepada Princess melihatnya membuat Raya tersenyum. Hingga dia menarik putri kecilnya itu untuk tidur saat itu juga, tidak ragu-ragu Raya menarik Princess hingga tidur di pelukannya memiliki perasaan yang begitu dekat dengan gadis kecil yang baru saja tinggal dengan dia, membuat Raya tampak bersemangat untuk mendapatkan pemasukan lebih, sehingga dia bisa memberikan segala hal yang terbaik untuk Princess tertidur pulas. Perlahan Raya bangun dari tempat tidur dia tersenyum tipis saat melihat gadis kecil itu sudah tertidur pulas dibuatnya, dia menutupi tubuh Princess dengan selimut. Raya bangun dari tempat tidurnya dan beralih dengan laptopnya di atas meja dia menarikan seluruh jari tangannya untuk membuat sebuah naskah cerita yang menjadi tempat dia mencari uang tambahan selama ini. Apalagi Raya sebelum dia bekerja, dia berenang selalu bergelut di dunia literasi hingga mendapatkan upah yang cukup untuk dirinya seorang diri. Dengan perasaan semangat yang besar bagi dirinya apalagi ketika dia mulai menyukai seorang gadis kecil bernama Princess, dia sendiri yang menamainya hingga semua berjalan dengan baik ketika kehidupannya berubah setelah ditemani oleh gadis kecil bernama Princess. Meski asumsi banyak orang mengatakan bahwa Raya hamil diluar nikah, hingga membuat dia memiliki seorang anak yang sudah Wah besar kali ini. Hanya orang-orang Panti yang mengetahui cerita tentang Raya, tapi tidak dengan orang-orang di luar sana terutama di tempat kerja yang akan tidak mempercayai ketika gadis muda seperti Raya sudah memiliki seorang anak. Kehidupan Raya berjalan dengan baik hingga kebersamaan dia dengan Princess dan juga pekerjaannya berjalan dengan lancar sudah menginjak 2 tahun. Sejak pertama kali dia mengangkat Princess sebagai putrinya. Apalagi Princess selama itu juga dia sama sekali tidak pernah berbicara kepadanya. Raya sering menghabiskan waktu bersama dengan gadis kecil itu di kala senggang apalagi dia juga sudah memiliki gaji tetap di perusahaannya dan juga memiliki sahabat bernama Nadira di tempat kerja. Hari ini ini adalah hari di mana seorang manajer berhenti dari pekerjaannya membuat semua pekerja di sana tampak bersedih mendapati kabar seperti itu termasuk Raya, apalagi manajer yang memiliki mengambil alih belum jelas orangnya hingga membuat semua orang tanpa khawatir jika memiliki manajer baru. "Aku merasa khawatir dengan orang baru. Jika di tempat kerja seperti ini." Nadira tanpa khawatir ketika dia berdiri tepat di samping Raya hendak menyambut kedatangan manajer baru, yang mewakili perusahaan hingga deretan karyawan di sana bersiap untuk menyambut kedatangannya. "Berpikirlah hal-hal yang baik, mungkin saja semua yang akan terjadi adalah segala kebaikan jangan terlalu banyak dipikirkan hal-hal yang tidak baik nanti akan membuat dirimu semakin merasa cemas," tegas Raya. Nadira memajukan bibirnya, dia memegang erat lengan Raya hingga dia mencoba untuk optimis disamping temannya itu. "Bagaimana dengan gadis kecilmu itu? Apakah dia sudah semakin pandai berbicara?" tanya Nadira. "Kau sepertinya sangat menyukai Princess, dia masih seperti gadis yang sama. Hanya saja aku yang sudah membawa dia ke dokter bahkan tidak ada hal yang janggal ketika dia aku tanyakan bahwa Apakah dia tidak bisa berbicara tapi dokter mengatakan bahwa tidak ada gak tidak ada hal yang mencurigakan dari Princess, terkecuali dia trauma hingga membuatnya tidak mau berbicara kepada siapapun," jelas Raya. "Termasuk dirimu? tanya Nadira, tampak penasaran. Raya hanya mengedikkan bahunya, untuk menanggapi pertanyaan Nadira hingga seruan dari yang lainnya membuat mereka berdua kembali fokus dengan posisi berjajar rapi di depan perusahaan untuk menyambut kedatangan manajer baru. Namun Raya sempat penasaran dan tidak percaya jika hanya untuk menyambut seorang manajer harus dengan persiapan yang begitu mewah dan rapih. Apalagi deretan semua karyawan di perusahaan ikut serta menyambut kedatangannya. "Apakah benar kita hanya menyambut kedatangan manajer?" tanya Raya. "Bukankah tadi kau mengatakan bahwa aku tidak boleh khawatir akan hal itu, kau juga tetap bertanya," protes Nadira. "Aku hanya heran saja, hampir semua orang yang datang menyambutnya. Bukankah di atas manager masih ada ada yang lebih tinggi jabatannya," ucap Raya. "Nanti kau bisa menanyakan langsung kepada manajer itu sendiri dan kau akan mendapatkan jawaban yang puas," cetus Nadira. Raya hanya terdiam untuk menanggapi Nadhira yang malas untuk menjelaskan kepadanya, dia hanya ikut serta berbaris dan hendak menyambut kedatangan manajer baru yang diisukan oleh para karyawan lainnya sehingga dia tampak penasaran, ketika orang seperti apakah yang akan datang hingga membuat heboh seisi perusahaan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD