Masih berada di sebuah restoran, Raya dan Nadira makan bersama sembari berbincang satu sama lain hingga keduanya bertukar nomor kontak ponsel untuk saling menghubungi satu sama lain dan memperdekat antara mereka berdua. Nadira tersenyum tipis saat ia melihat Raya sama sekali tidak canggung, apalagi merasa ragu untuk berteman dengan dirinya. Ada perasaan senang di dalam dirinya ketika dia baru pertama kali datang ke kota itu mencari pekerjaan.
Hingga dia sangat beruntung ketika bisa bertemu dengan gadis seperti Raya tepat di hadapannya kali ini. Apalagi Raya terlihat seperti seorang gadis dan begitu ramah kepada siapa pun, membuat Nadira begitu menyukai ketika dia bisa berteman dengan Raya kali ini.
"Apa kau menyukai makanannya?" tanya Nadira raut wajah bersemangatnya terlihat begitu jelas hingga dibalas anggukan oleh Raya.
"Apakah kamu begitu banyak memiliki uang hingga membawaku ke sebuah restoran mewah seperti ini?" Raya tampak penasaran dengan identitas Nadhira, jika hanya seorang karyawan perusahaan.
Jika Raya, dia akan berpikir berulang kali untuk makan ditempat mewah seperti ini termasuk mentraktir orang lain. Namun tidak ada jawaban dari Nadira hingga dia hanya tersenyum tipis sembari menggelengkan kepala membuat Raya terdiam.
"Aku hanya malas untuk pergi ke tempat lain dan menemukan restoran yang semua orang mengatakan bahwa restoran ini sudah terkenal dengan citarasanya. Aku ingin memiliki kesan baik terhadap mu untuk pertemuan pertama kita," jelas Nadira.
"Tapi ini tidak perlu dilakukan!" balas Raya.
"Sudahlah, kau tidak perlu sungkan untuk menikmati makanan dan bersama denganku! Anggap kita sudah pertemanan dalam waktu yang sangat lama dan itu adalah hal yang baik untuk kita berdua," tegas Nadira dibalas anggukan oleh Raya.
Mereka berdua tampak terlihat akrab meski untuk pertama kalinya mereka berbincang bertemu dan juga saling bercerita satu sama lain. Termasuk Raya mengatakan bahwa dia tinggal di sebuah panti asuhan yang sudah menjadi di tempatnya yang cukup nyaman untuk dirinya. Sempat Nadira terkejut. Namun gadis itu sama sekali tidak mempermasalahkan tentang hal itu dan dia tetap dengan dirinya yang bersemangat setiap kali bersama dengan Raya.
Setelah selesai makan Raya melihat begitu banyak sisa makanan yang ada di atas meja pesanan mereka.
"Nadira, apakah itu semua tidak akan kau habiskan?" tanya Raya, sembari memperhatikan makanan yang ada di hadapannya.
"Apakah kau ingin memesan lagi?" tanya Nadira.
"Tidak perlu, sebaiknya aku meminta pelayan untuk membungkuskan makanan di sini. Tidak baik jika kita membuang makanan yang sudah dibeli," ucap Raya, dia tidak segan-segan untuk meminta pelayan pembungkus makanan yang ada di sana.
Meski Nadira sempat tidak percaya jika masih ada orang yang yang memperhatikan makanan apa yang tidak kita habiskan. Namun Raya melakukannya membuat Nadira begitu menyukai teman barunya itu. Keluar dari restoran mereka berdiri satu sama lain berpamitan.
"Terima kasih karena kamu mau menemaniku makan dan mau menerima traktiran ku," ucap Nadira.
"Apakah kau bodoh, hal yang tidak mungkin bagi diriku menolak makanan gratis seperti sebuah traktiran!" seru Raya.
"Hahaha, kau memang benar. Lain kali jika aku sudah mendapatkan gaji pertama kerjaku kita harus pergi ke suatu tempat yang akan membuat kita jauh lebih dekat, Ra," tawa Nadira, dibalas anggukan oleh Raya, dia sudah melihat bus yang akan dia naiki menoleh kearah Nadira.
"Apakah kau tidak naik?" tanya Raya dibalas gelengan kepala oleh Nadira, dia lebih baik memilih berjalan kaki dibandingkan harus menaiki bus yang setiap kali membuat dia sakit kepala.
"Baiklah, kau berhati-hati untuk pulang Aku pulang lebih dulu," pamit Raya di balas anggukan Nadira.
Sudah duduk di dalam kursi bus, Raya melambaikan tangannya begitupun dengan Nadira. Awal pertemanan mereka dia mulai kali ini hingga mobil melaju dengan kecepatan sedang, membuat Raya cukup beruntung ketika memiliki teman seperti Nadira, melihat bingkisan makanan yang dia bawa tentunya akan membuat gadis kecil di rumahnya akan merasa bahagia dan bersemangat kali ini.
Melakukan perjalanan yang cukup panjang untuk sampai di panti asuhan, Raya tersenyum bersama ngat ketika dia pulang ke panti dengan dia tampak bersemangat mencari Princess hingga dia melihat gadis kecil itu, hanya duduk diam sembari melihat anak kecil Panti Asuhan yang sedang bermain bersama di halaman panti. Raya tersenyum tipis dia duduk di samping Princess menemaninya.
"Apakah kamu ingin ikut bermain bersama mereka tapi kenapa tidak kau lakukan?"
Pertanyaan Raya membuat Princess menoleh, dia tersenyum tipis saat melihat Raya yang sedang dia tunggu sudah pulang berada di hadapannya Princess tersenyum tipis dan memeluk Raya dengan semangat dari nya. Kali ini Raya merasa cukup beruntung ketika diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk bertemu dengan Princess yang bisa menemani hari-harinya.
"Kemarilah, aku membawakan makanan untukmu. Bagaimana kalau kita masuk dan makan! Sepertinya kau belum mandi," ucapan dan pertanyaan Raya dibalas anggukan oleh Princess.
Gadis itu hanya mendengarkan ucapan dari Raya, tanpa menanggapi ucapan dari orang lain dari tadi yang dia lakukan. Hanya berdiam diri didalam rumah petak kecil dan duduk di depan rumah seperti apa yang dilakukan sedari tadi meski ini adalah hari pertama Raya bekerja dan hari pertama juga dia bersama dengan Princess, membuat Raya harus sedikit berusaha untuk meyakinkan Princess tinggal di kontrakannya dan berbaur dengan anak panti asuhan lainnya.
Meski sempat terpikirkan tentang asal mula dari seorang gadis kecil seperti princess dia tampak tidak seperti anak jalanan lainnya, malah dia terlihat seperti seorang putri seperti nama yang dia berikan untuk gadis kecil itu. Mereka duduk beralaskan tikar makan bersama dengan makanan mewah yang ada di hadapannya membuat Princess tampak bersemangat.
Dia begitu lahap makannya, Raya tersenyum tipis saat melihat gadis itu hari ini mulai membaik saat ia sudah mulai mau memakan makanan yang dia bawa.
"Sepertinya kau jauh lebih menyukai makanan seperti ini, dibandingkan mie instan yang kubuat!" seru Raya.
Princess sama sekali tidak menanggapi ucapan Raya, dia tetap terfokuskan untuk menghabiskan makanannya.
"Baiklah, setelah ini ini kau harus membersihkan tubuhmu baik-baik. Bukankah sudah ada beberapa pakaian untuk kau kenakan dari anak panti kali ini?" ucapan Raya dibalas anggukan oleh Princess membuat gadis itu tersenyum sudah ditanggapi oleh anak yang ada di hadapannya itu.
Raya tahu jika sesuatu hal terjadi kepada anak di usia rata-rata seperti princess sekitar 5 tahun lebih. Namun adalah sebuah penyesalan bagi dia jika harus kehilangan gadis cantik seperti dirinya, membuat Raya begitu kecewa kepada kedua orang tua princess yang tidak bertanggung jawab untuk membesarkannya.
Saat mereka sudah selesai makan, Raya membersihkan bekas makanan mereka, hingga dia melihat ke arah Princess yang kekenyangan. Dia tersenyum tipis berjalan menghampirinya.
"Siapa yang akan mandi lebih dulu, apakah aku atau kamu?" tanya Raya, Princess hanya terdiam dia hanya melihat ke arah Raya untuk memastikan wajah seseorang yang dengan hati terbuka menolongnya.
"Baiklah-baiklah, aku akan mengajakmu untuk mandi bersama denganku. Kemarilah!" seru Raya berdiri mengulurkan tangannya disambut oleh Princess.
Mereka berjalan masuk kedalam kamar mandi tampak bersemangat ketika Raya memandikan gadis kecil yang terlihat menggemaskan, membuat dia begitu menyukai aktivitas rutin dirinya kali ini hidup bersama dengan seorang anak kecil sudah menjadi hal biasa bagi dirinya. Tapi di tidak seperti apa yang terjadi kepadanya kali ini, berperan sebagai seorang ibu untuk anak kecil yang sama sekali tidak ada hubungan dengannya. Raya memperlakukan Princess dengan baik, hingga dia selalu memperlakukan gadis kecil itu tanpa perhitungan.