Bel istirahat kedua berbunyi beberapa menit yang lalu, Alesya tergesa-gesa keluar dari kelas menuju taman belakang sekolah. Dan duduk di bangku taman yang terhindar dari cahaya matahari.
Dalam diam Alesya mulai membuka botol obat yang tadi pagi Fanya berikan padanya. Ada lima jenis obat yang harus dia telan dalam satu kali minum.
"Gue bosan lihat wujud obat yang selalu sama setiap hari, gue benci ini." Alesya mengangkat tangannya tinggi-tinggi berusaha membuang obat itu sejauh mungkin. Namun sebuah tangan menggenggamnya dan berhasil menghalanginya.
"Lo harus bisa sembuh." Sontak Alesya menoleh kearah sumber suara tersebut, sekaligus pemilik tangan yang berhasil menggagalkan aksinya. Lelaki itu melepas cekalan tangannya dan duduk disamping Alesya.
Alesya memandangi lelaki itu dalam diam sekaligus tak percaya menatap lelaki di sampingnya itu. Tangannya mengenggam kembali lima butir obat dengan erat.
"Gue bawain lo ini." Lelaki itu menyodorkan satu botol air mineral kearah Alesya. Alesya mengerutkan keningnya bingung.
"Cepat minum obat lo" Imbuh lelaki itu lagi.
***
Ketiga anak manusia yang selalu menjadi bahan pembicaraan kaum hawa itu tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Jika murid lainnya memilih pergi ke kantin atau pergi ke WC.
Mereka bertiga justru sebaliknya, Adriell sibuk membuka akun i********: milik Alesya di handphone nya. Byan sibuk dengan buku ditangannya. Sedangkan Fais berkonsentrasi dengan game mobile legend kesukaannya.
Adriell membuka beberapa DM yang isinya hampir sama, meminta nomer w******p Alesya. Namun dari sekian banyak DM hanya satu orang yang membuat Adriell mengerutkan keningnya. Seperti tidak asing batin Adriell.
@Zio_al25 Seperti itulah nama yang tertera di akun nya, tanpa pikir panjang Adriell membuka profil akun tersebut dan....
BRAK
Gebrakan meja membuat para penghuni kelas langsung berpusat pada sumber suara. Termasuk kedua anggota geng nya.
"Aishh gue kalah!" Gerutu Fais kesal, lalu menatap Adriell penuh tanya.
"Lo kenapa sih, ganggu konsentrasi gue aja."
Bukannya menjawab Adriell malah melayangkan tatapan tajam kearah Fais.
Fais meringis "Sorry."
Merasa konsentrasinya terganggu Byan langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju keluar kelas. Mencari tempat yang nyaman untuk membaca buku.
"Lo mau kemana?" Suara Fais mengintrupeksi namun Byan hanya berjalan tanpa mau menjawab. Fais mengangkat bahunya pelan lalu bermain game nya lagi.
Adriell mendesah dan melakukan hal yang sama seperti Byan. Berjalan pelan keluar kelas tanpa pamit kepada Fais.
Adriell melangkahkan kakinya menuju taman belakang. Namun seketika langkahnya terhenti ketika melihat Alesya bersama lelaki yang membuat nya naik pitam. Adriell memilih bersembunyi di balik tembok.
Jika tempo hari dia melihat Alesya bersama Byan, namun kali ini perempuan itu bersama lelaki lain. Dan sekarang sukses membuat amarahnya memuncak.
Rahangnya mengetat keras seraya tangannya terkepal erat di samping tubuhnya. Sudah siap untuk menerjang lelaki yang berani deket-deket dengan Alesya.