37. Sekelumit Nasihat

2121 Words

Untuk pertama kalinya sejak aku dan Mas Fendi renggang setelah munculnya Sera, Mas Fendi akhirnya kembali datang ke kosku. Seperti sebelum-sebelumnya, dia selalu parkir mobilnya di pinggir jalan dekat pohon jambu. Posisinya bahkan terlihat sama persis. Aku langsung tersenyum begitu melihatnya. Ini jelas senyum yang kupaksakan, dan aku yakin Mas Fendi pun sadar. Dari awal aku selalu menekankan, kami tetap bisa berteman. Jadi, perlakukanku padanya akan kuusahakan tetap baik. Ya, sekalipun tidak akan bisa seperti awal lagi. “Kenapa ke sini, Mas? Ada perlukah?” tanyaku dengan nada yang kubuat seramah mungkin. “Bukannya senang, saya malah kesal lihat kamu terlihat sebaik ini. Ternyata di sini cuma saya yang enggak baik-baik saja.” Mas Fendi salah besar. Kata siapa aku baik-baik saja? Yang t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD