40. Kencan 2

2335 Words

“Saya hanya bercanda agar suasana cair.” Aku cemberut. Masih tidak terima dengan panggilan yang Mas Fendi lontarkan padaku. Ringan sekali mulutnya menyebutku begitu di saat sebelumnya dia baru saja mendiamkanku. Sayang, katanya? Aku mungkin akan berdebar kalau konteksnya tidak seperti tadi. Aku sudah terlanjur jengkel, jadi panggilannya itu tidak begitu mempan. “Bercanda itu harusnya lucu, Mas. Tapi ini enggak!” “Ya udah. Jadi, mau serius? Gimana say—“ “Mas Fendi! Stop!” “Sayang ...” “Mas Fendiii!” “Gimana, sayang?” Mas Fendi langsung menghindar ketika aku bersiap menyerangnya. Sayangnya, aku belum sempat benar-benar memberinya pelajaran ketika dia sudah lebih dulu meraih tanganku dan menggenggamnya erat-erat. “Udah, udah. Sekarang kita ke sana. Jangan di sini terus.” “Hm.” “S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD