Sudah setengah jam lebih aku hanya tiduran di atas ranjang. Padahal inginku tidur lagi setelah bangun subuh, ternyata mataku malah tetap terjaga. Ini aneh, mengingat semalam aku baru bisa benar-benar tidur kisaran pukul tiga. Aku melirik jam dinding di kamar ini. Saat ini sudah hampir pukul enam. Sejak tadi aku banyak senyum-senyum tidak jelas, bahkan cenderung memalukan. Aku senyum-senyum seperti orang gila, tetapi di saat yang sama aku juga khawatir. Jujur, aku ingat terus apa saja yang kulalui bersama Mas Fendi sejak kemarin siang. Mulai dari makan rawon, check in RedDoorz, menikmati sunset, menikmati detik-detik pergantian tahun, sampai kami yang terus bergandengan tangan saat pulang dini hari pasca aku yang tersesat. Kami benar-benar tampak seperti kekasih yang menghabiskan waktu b