CILY, CEO 14

1696 Words
“Apa kau baru saja pulang kerja?” Gwen berinisiatif untuk membuka pembicaraan, wanita itu bahkan kembali memulas lipstiknya merasa kurang tebal. “Apa tidak ada pakaian lain?” Pertanyaan yang Max ajukan sama sekali tidak tersambung dengan apa yang Gwen tanyakan sebelumnya. “Pertanyaan jangan dijawab dengan pertanyaan.” Gwen menjawabnya dengan acuh, wanita muda itu malah sibuk menyisir rambutnya. Terdengar helaan nafas disana sebelum Max menjawab pertanyaannya. “Aku baru kembali dari rapat. Setelah ini harus kembali kekantor dan mengecek sesuatu sebelum pulang.” Gwen mengangguk mengerti, “baiklah. Jangan lupa makan. Mungkin aku akan pulang agak malam.” “Aku akan menjemputmu kalau begitu.” “Lihat saja jika berani.” Bunyi bel apartemen terdengar, sepertinya Cherry sudah datang menjemputnya. “Sudah ya, temanku sudah menjemput. Bye..” Tanpa mendengar balasan Max lebih dulu, Gwen sudah mematikan sambungan telfon. Menuju ke pintu apartemen dan langsung pergi setelah benar Cherry yang menjemputnya. “Kau benar-benar terlihat cantik dengan dress ini juga sexy.” Gwen berdecak pelan, ia tidak terlalu percaya dengan pujian Cherry. Wanita itu bahkan terlihat lebih wahh darinya. “Dimobil sudah ada Rebecca dan Mandy. Mereka terlihat sangat bersemangat.” Sesampainya mereka disana, Cafe yang di sewa khusus oleh William itu sudah dipenuhi orang-orang yang diundang. Cherry, Gwen, Rebecca dan Mandy langsung mengucapkan selamat ulang tahun pada William yang terlihat begitu bahagia. Tidak memperdulikan tatapan Alexa padanya, Gwen mengajak teman-temannya untuk memilih meja yang nyaman. Mereka menikmati hidangan yang ada ditemani oleh band yang menampilkan musik secara live. Sampai Alexa mengambil alih acara dan menjadi pusat perhatian seluruh orang yang diundang disana. Ya seperti kekasih yang sewajarnya, wanita itu mengucapkan hal-hal romantis untuk ulangtahun kekasihnya begitupun surprise dan acara tiup lilin dan potong kue. Disini Alexa tampil sebagai kekasih idaman. Gwen sangat sadar bahwa Alexa sedari awal menatapinya tidak suka, sedangkan Gwen sendiri tidak pernah berbuat salah ataupun menyinggung wanita itu sehingga wanita itu bisa bersikap seperti itu padanya. Hal tak terduga lain datang yaitu saat teman-teman selebritis Alexa datang beramai-ramai dan membuat suasana disana menjadi heboh. Gwen bahkan dapat melihat langsung beberapa mantan kekasih Max disana terutama Alli Martinez, secara refleks ia membandingkan dirinya dengan mereka dan hal itu berhasil membuatnya berdecak kesal. Mungkin jika ada Max disini pria itu pasti akan bisa menjalin hubungan lagi dengan para mantan kekasihnya lalu mengacuhkan Gwen, dan jika itu terjadi mungkin bisa disebut sebagai ditinggal pas lagi sayang-sayangnya? Tapi kembali lagi itu hanya jika, hanya dalam bayangan Gwen. Lagipula tidak mungkin Max kemari karena pria itu sibuk. Ia sedikit melamun sampai Cherry menyikut lengannya dan mengatakan ponselnya berdering sedari tadi. Gwen melihat nama Max di id call-nya yang segera saja ia angkat. “Halo.” “Keluarlah, aku ada didepan.” Gwen cukup kaget mendengar apa yang dikatakan Max, untuk apa pria itu menjemputnya. “Ini sudah malam dan kau belum pulang. Cepatlah.” Menghela nafas Gwen mengangguk pelan, “sebentar aku akan pamit dengan teman-temanku.” Sambungan mereka terputus. Gwen pamit dengan teman-temannya diikuti Rebecca yang katanya sudah dijemput suaminya. Sesampainya di luar Cafe ia segera masuk kedalam mobil yang ia yakini milik Max tanpa tahu bahwa ada seseorang yang terus memperhatikannya. Gwen melipat kedua tangannya didada, menatap Max kesal. “Sudah ku katakan jangan menjemputku. Bagaimana jika ada yang tahu?” “Aku tidak masuk kedalam dan tetap dimobil.” “Sama saja.” Gwen berdecak pelan, ia berharap sekali tidak ada yang menyadari bahwa mobil mewah ini milik Max. Max sendiri hanya diam tidak membalas lagi perkataan Gwen, melajukan mobilnya ke apartemen wanita itu tempat yang mereka setujui sebagai tempat tinggal mereka. Lebih tepatnya Max yang memaksa tinggal disana. “Aku tidak akan siap wajahku berada di halaman utama majalah gosip.” ### Doesn’t make sense Gwen mengetuk pintu ruangan Mr. William sebelum akhirnya masuk karena sudah mendapat izin dari dalam. Gwen menyerahkan dokumen yang ia bawa pada atasannya itu, lalu pamit undur diri. “Mrs. Adam tunggu sebentar, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu.” Tentu saja Gwen tidak jadi pergi mendengar hal itu dari atasannya. “Ya Mr. William?” “Hmm.. sebenarnya ini bukan masalah pekerjaan tetapi baru kali ini kita punya kesempatan untuk bicara.” Gwen menganggukkan kepalanya agak bingung, menebak apa kira-kira yang akan pria itu tanyakan padanya bukan masalah pekerjaan. “Minggu lalu dimalam itu saat di hari ulangtahunku, aku tidak sengaja melihatmu pergi keluar dan masuk kedalam mobil. Apa itu kekasih mu?” “Benar, apa ada masalah?” Jujur dalam hati Gwen harap-harap cemas, ia takut sekali pria ini mengetahui itu adalah mobil Max. Yaa jika didengar dari gosip orang-orang pria yang menjadi atasannya ini agak dekat dengan pria yang berstatus kekasihnya. Pria yang bernama lengkap Jeff William itu menggelengkan kepalanya, membuat Gwen refleks merasa lega. “Tidak ada masalah apapun, aku hanya merasa mengenal mobil itu.” Baru sebentar merasa lega, sekarang ia merasa kembali tegang. “Ah itu memang biasa terjadi Sir, aku juga sering merasa mengenali sesuatu padahal sebenarnya aku baru pertama kali melihatnya.” Pengalihan yang bagus Gwen, Gwen menggigit pipi dalamnya. Ia berharap ini tidak diperpanjang lagi. “Kau benar, kalau begitu kau boleh kembali ke mejamu.” Gwen mengangguk dan secepatnya pergi dari sana sebelum Mr. William berubah pikiran dan kembali menanyainya. Sesampainya dikursi miliknya Gwen menghembuskan nafas lega, ingatkan ia setelah ini agar memberitahu Max bahwa sudah ada yang curiga dengan hubungan diam-diam mereka. “Ada apa Gwen? Mengapa lama sekali di dalam?” “Tidak, tidak ada apa-apa.” Cherry terlihat memicingkan matanya, jelas sekali diwajahnya menyiratkan ia tidak percaya dengan ucapan Gwen. “Mr. William hanya bertanya sesuatu padaku.” Tiba-tiba saja kursi kerja Cherry memepet padanya disertai wajah ingin tahu, “Apa yang dia tanyakan?” “Bertanya padaku apa malam diwaktu dia ulangtahun, aku pulang bersama kekasihku atau tidak. Hanya itu.” Gwen kembali sibuk mengoreksi pekerjaannya yang sempat tertunda karena harus memberikan dokumen pada Mr. William tadi. Sedang Cherry tidak beranjak menjauhinya, karena sekarang wanita itu menampilkan wajah tampak berpikir. “Mengapa Mr. William bertanya hal pribadi begitu padamu?” Gwen hanya mengangkat bahunya acuh, tidak mungkinkan jika Gwen menjelaskan lebih detail tentang mobil dan ketakutan Gwen bahwa Mr. William mengetahui itu adalah Max. “Astaga Gwen..” Pekikan tertahan itu cukup mengejutkan dirinya, Cherry menatapnya dengan mata melebar dan mulut yang terbuka seolah wanita itu tengah syok sekarang. “Ada apa lagi?”+ “Mungkinkah.. mungkinkah Mr. William menyukaimu? Astaga, ini sangat mengejutkan.” Gwen memutar kedua bola matanya malas, itu terdengar konyol. “Tidak mungkin, bisa saja Mr. William hanya iseng bertanya.” Gelengan dari kepala Cherry menandakan wanita itu tidak mau percaya dengan balasan Gwen. Ia masih kekeh dengan pemikirannya yang mengandung kebenaran sembilan puluh lima persen. “Untuk apa dia bertanya sembarangan, dia itu orang sibuk. Banyak pekerjaannya dan sangat menyia-nyiakan waktu jika hanya bertanya tentang omong kosong.” Cherry menggenggam erat tangan Gwen, tatapan mata wanita itu masih terlihat syok. “Aku yakin Mr. William menyukaimu. Sttt.. jangan sampai hal ini terdengar oleh Alexa.” Gwen menghela nafas seraya menggelengkan kepala pelan tak habis pikir, untuk apa Mr. William menyukainya sedangkan Tunangannya saja sudah begitu wahh nya. Terdengar tidak masuk akal. “Selain itu apa lagi yang ditanyakan olehnya Gwen?” Dengan cepat Gwen menggelengkan kepalanya. “Aku tidak akan mengatakannya padamu. Kau akan semakin tidak masuk akal nanti.” Cherry berdecak kesal dan kembali pada meja kerjanya. Untuk beberapa saat tidak ada yang membahas hal itu lagi sampai waktunya makan siang Mr. William mengajak semua bawahannya untuk makan bersama sebagai sedikit perayaan karena tim mereka sudah berhasil menyelesaikan misi dengan tepat dan cepat. Tidak di Cafetaria, tetapi pria itu mengajak mereka makan siang di restoran yang cukup dekat dengan perusahaan. Tentu saja tidak ada penolakan sama sekali selama yang mereka mendapatkan makanan gratis. “Ini minumannya.” Mr. William menggeser minuman itu untuk Gwen karena memang itu pesanan milik Gwen. Gwen berterimakasih dan tidak mengambil pusing sama sekali, kecuali Cherry yang terus saja memperhatikan mereka secara diam-diam semakin memperkuat dugaannya. Mereka makan dengan tenang sebelum kembali ke perusahaan dan melaksanakan tugas yang kembali menumpuk. Hari ini bagi Gwen berjalan begitu cepat, sekarang saja ia sudah berada di kamarnya. Entah mengapa sekarang Gwen sangat ingin berenang. Sudah sangat lama sekali ia tidak berenang, Gwen sampai lupa kapan waktu terakhir kali. Tangannya meraba kasur dimana ponselnya juga ikut terdampar di kasur sepertinya. Disana tidak ada pesan apapun dari Max apalagi panggilan tak terjawab, cukup mengesalkan bagi Gwen karena pria itu terlalu sibuk bahkan hanya untuk mengiriminya sebuah pesan. Langsung saja ia menghubungi Cherry, hanya wanita itu yang bisa diandalkannya disini. Dan tentu saja tidak ada penolakan, Gwen segera mempersiapkan apapun yang ia perlukan. Cherry mengajaknya untuk pergi ke privat swimming pool yang menjadi tempat langganannya selama ini, wanita itu juga mengatakan akan mengajak Mandy bersama mereka. Gwen tidak keberatan sama sekali karena lebih ramai lebih bagus. Lagipula diantara mereka hanya Mandy yang punya mobil pribadi, setidaknya itu lebih menghemat waktu dan uang. Tak menunggu sampai berjam-jam lamanya, Gwen sudah dijemput oleh Mandy dan Cherry. Mereka langsung berangkat menuju tempat tujuan. Sesampainya disana mereka langsung masuk ke kolam renang dan membicarakan banyak hal termasuk hal tak masuk akal yang Cherry katakan pada Gwen siang tadi. Mandy tahu semua kronologi cerita dari Cherry, dan entah bagaimana Mandy juga ikut setuju dengan apa yang dikatakan Cherry. “Jika ku katakan itu tidak mungkin, dan aku tidak peduli bagaimana?” “Ya lebih baik begitu daripada kau mencari masalah dengan Alexa, aku lupa jika kau sudah punya kekasih Gwen.” Gwen menggedikkan bahunya tak mengerti. “Ini memang terasa janggal, tetapi opini bahwa Mr. William menyukaiku itu jelas tidak masuk akal.” Sambung Gwen, “Aku berharap ini tidak akan menjadi masalah yang panjang.” Mandy mengangguk menyetujui, “kau benar. Ku harap kau tidak akan pernah bersinggungan dengan Alexa, karena seperti yang kita tahu wanita itu benar-benar terlihat seperti Medusa.” Cherry dan Gwen tertawa mendengar gerutuan Mandy, mereka seketika teringat pada saat ulangtahun Mr. William dan waktu itu Mandy tidak sengaja menabrak Alexa yang sangat sinis padanya. “Sudahlah jangan membicarakan sepasang kekasih itu lagi. Oh Cherry apa kau bisa mengambil fotoku.” “Tentu tentu.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD