CILY, CEO 9

1637 Words
Max kembali keruangannya setelah Gwen meninggalkan dirinya sendiri di toilet. “Cari tahu tentang karyawan yang baru bekerja disini namanya Gwen.” Tak butuh waktu lama bagi Max untuk mendapatkan informasi tentang Gwen dari data pribadi para karyawan diperusahaan miliknya. Matanya terus meneliti tiap huruf yang memberitahunya lebih banyak tentang Gwen. Ternyata Gwen pindah ke Australia dan tinggal disana saat Max mencari-cari dirinya. Melihat nama keluarga Gwen, Maxime akan mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan perusahaan keluarga Gwen. Maxime akan terus mencari peluang agar mereka bisa bersama seperti yang Max inginkan. Disisi lain Gwen mengigit bibirnya, pekerjaannya hampir selesai untuk hari ini tetapi waktu pulang masih lumayan lama. Sejak pertemuannya dengan pria itu pikirannya sudah tidak berada pekerjaannya lagi. Gwen terus bertanya-tanya, siapa sebenarnya pria itu disini mengapa saat ia keluar dari toilet banyak bodyguard seolah pria itu adalah orang penting. Ia sempat terpikir untuk bertanya pada Cherry mungkin wanita itu tahu sesuatu, tetapi Gwen tak tahu harus bertanya bagaimana. “Ada apa Gwen? Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?” Cherry sudah menatap wajahnya setelah sebelumnya wanita itu begitu fokus pada pekerjaannya. “Apa pekerjaanmu sulit?” “Bukan tentang itu, ini tentang hal lain. Aku hanya ingin bertanya mungkin kau tahu sesuatu.” “Apa itu?” “Tadi kau bilang kau melihat ada banyak bodyguard di toilet dekat cafetaria.” Cherry mengangguk membenarkan seraya mata kembali fokus pada layar monitor miliknya. “Ya lalu?” “Menurutmu itu bodyguard siapa? Maksudku untuk apa bodyguard di perusahaan ini.”Cherry mengetukkan jarinya di dagu seolah berpikir, “mengingat wajah bodyguard tadi sepertinya itu adalah bodyguard CEO kita. Dia pengusaha sukses yang kaya raya tentu saja ia butuh penjagaan. Itu hal wajar menurutku.” “CEO? Owner M.B. Inc.?” Cherry kembali mengangguk cepat. “Ya CEO sekaligus Owner tampan kita Mr. Maxime Beauchamp.” Mendengar nama itu Gwen mengerutkan keningnya. Ia tidak tahu nama pria yang sudah mengambil pengalaman pertamanya, dan ia juga tidak mencari tahu tentang pemilik perusahaan raksasa M.B. Inc. Ini karena ia hanya ikut-ikutan melamar pekerjaan yang lokasinya jauh agar bisa pergi dari rumah keluarganya. “Pria paling tampan yang pernah aku temui, aku juga mendengar bahwa dia bukan pria mata keranjang dan playboy. Siapapun yang akan menjadi wanitanya pasti beruntung, dia pria tampan yang setia.” Tanpa memperdulikan semua ungkapan Cherry lagi Gwen segera menuju mesin pencari dan mencari pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Gwen hanya dapat diam dalam keadaan shock karena mendapati informasi yang benar-benar tidak disangka olehnya, mungkin ini yang disebut kesialan. Gwen terus men- scroll foto-foto pria yang pernah bercinta dengannya itu dalam event-event penting juga cover-cover majalah bisnis yang memunculkan wajah itu. “Dia sangat tampan kan?” Gwen semakin terkejut karena sanggahan Cherry yang tiba-tiba berada disampingnya. Sedangkan Gwen sendiri tidak mengeluarkan sepatah katapun, rasanya seperti otaknya berceceran dimana-mana. Tak tahu harus apa dan bagaimana setelah tahu takdir begitu mempermainkan dirinya. “Sudah jangan dipandangi terus, selesaikan pekerjaanmu sekarang.” Tepukan dibahunya semakin menyadarkan Gwen pada kenyataan. Ia segera keluar dari pencariannya dan kembali mengerjakan pekerjaannya meskipun masih banyak melamun. Sekarang Gwen sudah tahu siapa pria itu dan Gwen yakin seribu persen untuk mendapatkan informasi dirinya bagi pria itu sangatlah mudah. Pria itu akan tahu semua tentang dirinya dan Gwen akan sulit untuk lepas dari masa lalu juga pria itu, saat ciuman di toilet saja Gwen hampir lupa diri bagaimana jika ada kesempatan lain dan mereka bisa saja melakukan lebih dari itu. Masih sangat segar dalam ingatan Gwen bagaimana ia berjanji pada ibunya juga pada dirinya sendiri, dan kedatangan pria itu akan menghancurkan semuanya. Ingin resign dari perusahaan ini pun rasanya mustahil, ia tidak punya uang untuk membayar denda kontrak juga ia tidak mau kembali ke keluarganya. Tetapi tetap disini pun Gwen merasa hidupnya tidak akan aman. Menyimpan pekerjaannya yang sudah selesai, Gwen kembali mendekati Cherry. “Cherry, apa CEO kita sudah menikah? punya kekasih atau semacamnya?” Gwen berharap sekali pria itu sudah punya kehidupan sendiri. Jadi hal ini bisa menjadi alasan kuat untuk menahan segala hal yang tidak perlu terjadi di antara mereka berdua, lagipula untuk apa pria itu mencarinya lagi bahkan menanyakan anak pada Gwen sedangkan pria itu sangat bisa mencari seseorang yang lebih segala-galanya dari Gwen. “Setahuku tidak, tetapi aku juga belum tahu pasti karena itu sangat privasi. Kenapa? Kau ingin mendaftar menjadi kekasihnya?” Secepat kilat Gwen menggeleng kepalanya, otaknya terus bekerja mencari alasan yang cocok. “Tidak tidak. Aku hanya bertanya karena sepertinya dia sudah sangat dewasa, aku sempat berpikir mungkinkah dia punya anak atau istri.” “Dia belum menikah, tetapi untuk seorang kekasih aku tidak tahu pasti. Tidak ada berita tentang itu.” “Begitu ya, aku sama sekali tidak mencari-cari tahu tentang pemilik perusahaan ini karena aku hanya fokus pada perkembangan perusahaan dan interview-ku saja.” Meskipun Cherry tidak bertanya, tetapi Gwen merasa perlu untuk menjelaskannya karena takut ada kesalahpahaman. “Dan untuk Mr. William, apakah akan mulai datang kemari besok?” “Yang kudengar begitu. Meskipun sedih melepaskan Leader Liam tetapi aku sangat tidak sabar untuk lebih dekat dengan Mr. William.” “Apa kau benar-benar menyukainya? Apa perlu aku membantu kalian untuk lebih dekat?” Tanya Gwen sekedar basa-basi, ya jika Cherry menanggapinya tentu saja Gwen akan tetap melakukannya demi Cherry yang sudah begitu baik padanya selama ini. “Tidak perlu, jika memang kami berjodoh akan ada banyak jalan untuk saling menyukai dan jatuh cinta. Lagipula Mr. William sudah memiliki kekasih. Miss Alexa Smith pembawa berita utama di M.B. Inc cabang pertelevisian.” “Dia pasti sangat cantik.” Celetuk Gwen yang dalam otaknya tidak terbayang sama sekali bentukan dari Alexa yang dimaksud. Terdengar dari posisi wanita itu tentu saja tidak sembarangan kan? “Benar, tapi aku pernah mendengar Miss Alexa adalah mantan kekasih dari CEO kita. Tidak tahu benar atau tidak tetapi jika dipikir-pikir lagi mana mungkin seorang Alexa mau menurunkan standarnya yang terlalu tinggi itu dari menjadi kekasih CEO berubah menjadi kekasih seorang leader karyawan biasa. Sangat jauh perbandingannya.” “Dia wanita yang angkuh ya ternyata.” Cherry menggedikkan bahunya pelan, “yang kulihat memang seperti itu tapi entahlah. Aku juga tidak terlalu mengenalnya, bisa saja aku salah menilai. Buktinya Mr. William Hobert yang begitu charming masih mau bertahan dengan wanita seperti itu.” “Aku jadi penasaran.” Gumam Gwen dengan pandangan menyorot kosong pada layar monitornya yang masih menyala. == Reminder Gwen kembali ke apartemennya. Ia sangat lelah sekali sekarang jadi sesampainya disana ia langsung membersihkan diri dan berlanjut membenamkan diri di kasur. Usapan diwajahnya menganggu Gwen karena Gwen adalah tipe orang yang sensitif ketika tidur, tidak bisa diganggu bahkan berisik sekalipun. Tak tahu berapa lama ia tertidur, matanya begitu berat untuk diajak melihat. “Tidurlah lagi jika masih mengantuk.” Bisikan dengan suara yang sangat rendah itu berhasil membuat Gwen merinding. Hatinya tersengat saat ia mengingat suara ini, suara pria itu pada saat mereka melakukan penyatuan dulu. Dengan paksa Gwen membuka matanya dan seseorang disampingnya ini berhasil kembali mengejutkan Gwen. “Kau kenapa bisa ada disini?” Pertanyaan Gwen sama sekali tidak dijawab karena pria itu bahkan dengan santainya menopang kepala dengan sebelah tangannya menatap Gwen dengan intens tanpa merubah posisi dari merebahkan diri. “Bagaimana kau bisa masuk kemari?” “Aku ingin bersama kekasihku, lalu dimana salahnya.”2 Kening Gwen merengut protes akan sebutan yang Max beri untuknya. “Aku bukan kekasihmu dan cepat pergi dari sini.” Gwen membenarkan jubah tidurnya yang tipis berharap kulit tubuhnya bisa tertutupi, masih menatap Max kesal. “Sejak kita bertemu pertama kali dan bercinta, lalu kau meninggalkan aku pergi begitu saja selama bertahun-tahun. Kita adalah sepasang kekasih.” Gwen memutar matanya malas, memilih untuk turun dari kasur agar bisa menjaga jarak dari Max. “Aku tahu kau kaya dan bisa melakukan apapun, tetapi kau sama sekali tidak berhak untuk mengusik hidupku. Dan ingat ini baik-baik, kita bukan sepasang kekasih tetapi hanya mantan partner s*x. Sekarang keluar dari apartemen ku.” Max bangkit dari posisinya dan mendekati Gwen, membuat Gwen semakin was-was. “Sudah bicara nya?” Gwen semakin mengkerut saat mereka semakin dekat bahkan sangat dekat. Dan tak terhindarkan Gwen sudah berada didalam rengkuhan Max. “Jadi benar kita tidak mempunyai anak.” Tangan Gwen menahan d**a Max agar mereka tidak terlalu menempel, “lepas.” Gwen yakin sekali jika Max dalam keadaan sadar tidak mabuk. Gwen berharap Max pergi dari apartemennya meskipun terdengar mustahil disaat mereka sudah sangat intim seperti ini. Hal tak terduga lainnya adalah Max mengecupi lehernya dan semakin merapatkan sedikit jarak diantara mereka. “Aku sangat merindukanmu Gwen.” “Ahh..” Gwen kelolosan mendesah saat Max menjilati serta mengigit area bawah telinganya, otaknya terus menyuruh Gwen untuk segera lepas dari Max tetapi tubuhnya juga merindukan pria ini. Sial! Sedangkan Max semakin gigih menggoda Gwen, ia tidak akan pernah melepaskan wanita muda ini. Selepas pekerjaannya selesai hari ini ia langsung pergi ke apartemen Gwen yang sudah ia ketahui serta ia dapatkan juga kartu akses masuknya. Mendapati Gwen tertidur dengan nyenyak membuat Max tidak sampai hati untuk mengganggunya, nyatanya Gwen terbangun dan ini adalah part yang Max harapkan. Max menyerang bibir Gwen dan tak disangka serangannya dibalas, mereka memperdalam ciuman mereka dengan Gwen yang selalu bisa mengimbangi permainan Max. Dan cardigan tipisnya berhasil diloloskan oleh Max, Max membawa Gwen mendekati ranjang dan mendudukan wanita muda itu dipangkuannya. Menikmati aroma yang sangat pria itu rindukan seraya terus memancing Gwen yang semakin tersulut, terlihat dari bagaimana Gwen dengan tidak sabaran membuka kemeja Max yang memang sedari awal tidak terpasang dengan benar. Dengan kasar Max melepaskan bra yang dipakai oleh Gwen, menerkam d**a sintal yang masih saja kebesaran ditangannya. Menyusu seperti bayi yang kelaparan, membuat Gwen menggelinjang tak karuan karena Max begitu pandai memainkan lidahnya. Karena begitu terbuai Gwen sampai tidak sadar ia sudah terkapar diatas ranjang dengan Max diatasnya dalam posisi celana dalam sudah tidak dipakainya lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD