Hurt Inside

2424 Words

Semilir angin menerbangkan helaian rambut Mentari yang terurai bebas di belakang punggung. Netranya terpejam dan senyum manis menghiasi wajah cantiknya. Mentari sedang berada di balkon apartemen sederhananya, menikmati udara pagi yang segar di kota tempatnya berada kini. Tangan Mentari pun bergerak menyentuh perutnya yang semakin membuncit. Wanita itu membuka mata dan menatap perut, mengusapnya dengan lembut. "Selamat pagi anak-anaknya Bunda," sapa Mentari dengan nada ceria. Senyum indah semakin terkembang di wajahnya. Sungguh, Mentari tidak menyangka kalau akhirnya hari ini akan tiba. Hari di mana kandungannya sudah semakin besar dan semakin dekat dengan waktu persalinan. Omong-omong soal kandungan, Mentari sudah tahu jenis kelamin anak-anaknya. Ya, rupanya Mentari akan dikaruniai anak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD