5. Tertangkap Basah Dengan Manusia

1013 Words
Setelah itu, Rosemary berenang menuju ke daratan. Saat keluar dari laut, nafas Rosemary hampir saja habis jika ia tidak menghirup udara di dalam air. "Merepotkan sekali," gerutunya kesal. Apakah ia sanggup bertahan di daratan selama berjam-jam? Atau sebaliknya ia akan mati karena tidak bernafas di air? "Tapi ayah sudah berjanji, setelah aku menemukan Emilia, Mutiara Selatan itu akan aku dapatkan," senyuman jahat dari bibir pucat Rosemary terlihat menyeramkan. Dengan penuh keberanian, Rosemary berenang menuju daratan. Keadaan pantai saat ini ada beberapa pengunjung yang sedang berkumpul menikmati makanan juga sinar matahari. Rosemary berhasil sampai di daratan. "Kapan ekorku berubah?" Rosemary sedikit gelisah, karena ia berada di sekeliling manusia. Bagaimana jika mereka melihat keberadaannya? "KAU SIAPA?" "HEI LIHATLAH!" "Ya Tuhan, dia ikan Mermaid?" Rosemary terkejut, saat menoleh para manusia yang tadinya bersantai sekarang mendekatinya. Rosemary bingung, haruskah ia kabur? Namun bagaimana? Sedangkan ekornya tidak berubah menjadi sepasang kaki manusia yang ia inginkan. "Kita bawa saja kepada kepala desa." "Jangan!" akhirnya Rosemary berbicara. Seketika semua manusia itu terkejut. "Aku hanya ingin melihat daratan. Di laut, aku tidak mempunyai teman," Rosrmary membuat kebohongan, jika tidak seperti ini para manusia pasti sudah membawanya menuju kepala desa. "Kau harus memenuhi sebuah syarat," salah satu warga berkata. "Syarat apa?" Rosemary sedikit waspada mengenai ia hanya seorang Mermaid. Pastinya permintaan mereka sangat berat. Tidak ada cara lain kecuali menuruti permintaan para manusia. "Kenapa ikan-ikan di laut semuanya sudah mati dan membusuk? Apakah ini juga termasuk ulahmu?" tuduh mereka menyalahkan Rosemary. Selama musim hujan, seharusnya para nelayan sudah memanen banyak ikan untuk di pasarkan. Ikan yang biasanya segar dan melimpah, kini menjadi lebih sedikit daripada jumlah sebelumnya. Di tempat penampungan ikan, saat melakukan pengecekan warna mata ikannya berubah sekligus dengan bau busuk yang menyengat. "Ikan membusuk?" Rosemary mencari jalan keluar agar mereka tidak menangkapnya. "Sampai besok ikan-ikan itu tetap membusuk, maka kau yang akan kami panggang dan di perjual belikan!" nada ancaman itu di tunjukkan pada Rosemary. Tidak tau apa-apa Rosemary menjadi imbasnya. "Aku harus meminta bantuan siapa? Bahkan sudah terlanjur berada di daratan. Tidak mungkin juga aku kembali ke laut dan meminta bantuan kepada ayah untuk mengatasi masalah ini," gumam Rosemary setengah berbisik. "Oh Dewa Neptunus tolonglah aku," Rosemary hanya bisa berdoa berharap sebuah keberuntungan berpihak padanya. "Apa tujuanmu ke daratan? Ingin mengancam keberadaan manusia? Atau menakuti kita semua?" Rosemary menghela nafasnya, ia menyiapkan jawaban yang benar. Jangan sampai mereka berprasangka buruk padanya. "Aku ingin membantu kalian, memang populasi ikan di laut sedang terancam setelah badai laut yang terjadi bertahun-tahun lalu. Bahkan aku hanya memakan koral juga rumput laut. Tidak ada udang, cumi-cumi bahkan gurita sebagai santapan para Mermaid," Rosemary mencoba menjawabnya perlahan-lahan agar para manusia bisa mengerti perkembangan ekosistem laut saat ini. Tidak ada yang bersuara. Rosemary berpikir mereka sedang memahami ucapannya. "Sepertinya ini adalah kesempatan bagus untuk kabur. Oh Dewa Neptunus, bantulah aku," dengan gerakan diam-diam ekor Rosemary berusaha pergi. Pasir putih itu menyeret ekor Rosemary. Hati Rosemary gelisah, ia berharap para manusia itu tidak menyadari kepergiannya. Sejauh ekornya menyeret pasir, Rosemary menjauhi manusia itu. "Sedikit lagi, aku akan mencari tempat persembunyian terlebih dahulu," mata Rosemary mencari tempat yang aman, kemudian pandangannya langsung fokus pada sebuah pohon rindang lumayan besar. "Pohon itu sepertinya cukup untuk menyembunyikan ekorku," bibir Rosemary membentuk sebuah senyuman bahagia. Demi 5 untaian Mutiara Selatan, ia rela mengorbankan nyawanya mencari Emilia sampai bertemu. Nafas tak beraturan, keringat di pelipis Rosemary dan tubuhnya merasa lelah. "Bagaimana ya memakai kaki manusia? Pastinya aku tidak akan lelah seperti ini," kesal Rosemary memandangi ekor merahnya yang kotor, beberapa pasir menutupi sebagian sisiknya. "Aku menutupi ekorku. Tapi dengan apa?" Padangan Rosemary mencari benda yang bisa menutupi ekor Mermaid-nya. Sebuah karung beras tidak jauh dari Rosemary. "Tidak apa, mereka tidak akan melihatku," Rosemary meyakinkan dirinya untuk kembali menyeret ekor Mermaid-nya. Tangan Rosemary berusaha menggapai karung beras tersebut. Setelah berhasil, Rosemary memasukkan ekornya di dalam karung beras. "Akhirnya, aku aman. Para manusia-manusia itu tidak lagi menangkapku. Tega sekali mereka akan memanggangku," ucap Rosemary berbicara sendiri. Seorang pelayan yang melihat keberadaan Rosemary terbungkus karung beras pun mulai heran. "Halo? Kenapa dengan kakimu? Apakah ada yang terluka?" Mendengar suara manusia saja Rosemary menatapnya waspada. "Ya. Kakiku tadi terluka. Sekarang sudah lebih baik," Rosemary menjawabnya sedikit gugup. "Kalau begitu aku akan meminta bantuan teman-temanku membawamu pulang," sang pelayan sangat baik menawarkan Rosemary untuk pulang. Rosemary menggeleng. "Tidak terima kasih," ia hanya menghindari semua manuisa. Bagaimana jika nantinya saat karung berasnya terbuka ekornya tidak berubah dan tetap berwujud Mermaid? Tentu akan membuat gempar daratan ini. "Ada apa?" salah satu pelayan bertanya. "Wanita ini kakinya terluka. Tapi-" ucapannya terpotong saat temannya itu berteriak histeris. "WANITA INI?" matanya menatap tajam Rosemary. Ia mengenalinya. "DIA ITU IKAN MERMAID!" suaranya berseru heboh menarik perhatian pengunjung pantai termasuk sekelompok orang yang tadinya akan menangkap Rosemary. "Mermaid? Kau tau?" Rosemary tidak diam, ekornya menyeret kembali menghindari dua pelayan itu. "Suaranya sangat kencang sekali. Tamatlah riwayatku jika mereka tau aku berbohong," gumam Rosemary bersuara kecil. Karena tidak sadar, akhirnya karung beras yang menutupi ekor Rosemary terlepas. "KEJAR DIA!" Rosemary hampir menyerah. Ia sudah tidak sanggup lagi. Bahkan nafasnya sesak. "Oh Dewa Neptunus, berikan aku kekuatan bertahan hidup," mulut Rosemary terus berdoa. Hanya beberapa menit saja di daratan ia hampir mati. Pandangan Rosemary gelap, tubuhnya lemas terbaring lemah di tengah-tengah pasir. Setelah itu, Rosemary tidak tau selanjutnya bagaimana nasibnya di daratan ini. *** Rosemary pingsan, saat sadar kepalanya sedikit pusing. "Aku dimana?" mata Rosemary melihat sekitarnya, ruangan yang luas dengan dekorasi sederhana tapi mewah. "Kau sudah sadar?" seorang wanita tersenyum. Ia duduk di single sofa menantikan Rosemary sadar. Rosemary terkejut, ia berada di satu ruangan bersama manusia? Tunggu, bagaimana dengan ekor? Rosemary melihat ekornya yang kini berubah menjadi sepasang kaki manusia. Ia masih tidak percaya. Maka, itu artinya ia salah satu Mermaid terpilih. "Aku manusia?" tanya Rosemary masih tidak percaya. "Kau memang manusia. Memangnya sebelum itu kau siapa?" Rosemary terdiam, ia tidak akan jujur mengatakan yang sebenarnya bahwa dirinya seorang Mermaid. "Aku manusia. Tadi hanya bermimpi tentang ikan Mermaid," Rosemary tersenyum canggung. "Ikan Mermaid memang ada. Tapi sampai saat ini tidak ada yang pernah menemukannya." Rosemary meneguk ludahnya, manusia itu mengetahui tentang asal-usul Mermaid? ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD