Aku berjalan keluar dari dapur. Aku kembali melihat ponselku. Membaca kembali pesannya. Fahri sudah memberikanku petunjuk untuk melaporkannya ke polisi. Karena, mendapatkan bunga itu. Sudah seperti sebuah terror. Tapi, akan ku coba menemuinya dulu. Ku kirim pesan padanya.- Bisakah Kita bertemu? -. Tanyaku. Dengan helaan nafas. Aku harap, semua akan berakhir setelah aku menemuinya. Aku mendapatkan balasannya. - Osman. Pukul 1 siang - Jawabannya singkat. Tapi, aku mengerti. Itu alamat yang harus aku tuju. Untuk mengetahui pengirim itu. Ku hela nafasku. Panjang. Aku melihat Yana sedang menyiapkan dan menata rapi makanan di atas meja. Aku memang belum sarapan. Sengaja menunggu Leon bangun. "Duduk, sayang. Temani aku sarapan", ujar Leon. "Iya, Drun. Aku juga belum sarapan" "Kok bisa?"