2

2092 Words
Pelajaran Bahasa Indonesia yang sedang berlangsung di kelas Aurora ini merupakan pelajaran terakhir di hari ini. Sementara itu saat ini Rasi dan Galaksi sedang berada di kantin SMA PERTIWI. Tadi mereka dibawa oleh Mentari dan teman-temannya. "Kayaknya si Mentari suka deh sama lo Gal" ujar Rasi sembari meminum es teh yang tadi ia beli. "Ah masa sih. Baru juga ketemu tadi gua sama dia. Ga mungkin lah bro" ujar Galaksi. "Tapi di liat dari tatapan matanya ke lo itu beda kayak ada cinta cinta nya gimana gitu hahahha" ujar Rasi. "Hahahaha bisa aja lo, tapi dia bukan tipe gua" ujar Galaksi. "Wah sayang banget, kasian ya dia" ujar Rasi. Kemudian bel pulang berbunyi. Mereka berdua masih berada di kantin. Tak lama kemudian, terlihat seorang cewek sedang mendekati salah satu warung dengan muka cerianya. "Mami Papi" ujar cewek itu. "Ehhh Rora mbok jangan keras-keras ta" ujar pemilik warung itu memperingatkan. "Hehhehe kelepasan Mi, gimana jualan Rora laris ga Mi?" tanya cewek yang bernama Rora itu. "Lariss manis Rora ga tersisa nih" ujar Ibu kantin yang dipanggil Rora dengan sebutan Mami Papi itu sembari memperlihatkan tempat kue yang sudah kosong. "Wahh syukur deh kalo gitu" ujar Rora. "Iya Rora. Ini ya uangnya" ujar Bapak Kantin itu. "Makasih Papi, eh ada Dimas. Sini Dim" ujar Rora memanggil anak dari penjual kantin tersebut yang masih menggunakan baju merah putih khas anak SD. "Iya mba ada apa ya?" tanya Dimas. "Ini buat ditabung ya. Biar bisa lanjut SMP, terus SMA, terus kuliah deh. Inget loh ya ditabung. Tapi kalo mau buat jajan ga papa. Cuman jangan banyak-banyak" ujar Rora. "Makasih ya mba" ujar Dimas lalu pergi keluar. "Gusti Allah, Rora baik banget. Kalo Rora ngasih uang itu ke Dimas semua gimana Rora mau jualan lagi. Ini udah sering. Mami jadi ga enak sama kamu" ujar Ibu Kantin. "Ah mami kayak sama siapa aja. Rora itu kan juga anak Mami, jadi Dimas itu adik Rora. Udah ya Mi, Pi, Rora pulang dulu dadah" ujar Rora. “Hati-hati loh ya Rora pulangnya” ujar Ibu Kantin itu. Hal itu tentunya tak lepas dari pandangan Galaksi dan Rasi. Siapa cewek itu? Batin Galaksi. "Gal, gua balik dulu ya. Besok kita ketemu yakk" ujar Rasi. "Ah ya, bareng aja ke depan. Gua juga udah minta sopir buat jemput" ujar Galaksi. "Oke" jawab Rasi. Mereka berdua pun menunggu jemputan di gerbang depan. Jemputan mereka datang secara bersamaan. Galaksi dan Rasi pun berpisah didepan gerbang. Sesampainya di rumah, Galaksi di wawancarai oleh Mamanya tentang sekolah barunya. "Gimana sayang? Bagus kan sekolahnya? Temen-temennya gimana? Baik kan?" tanya Mama Galaksi. "Bagus kok Ma, lagian tadi juga Galaksi udah dapet temen. Ada anak baru yang masuk tadi juga sih. Besok juga sekelas sama Galaksi" ujar Mama Galaksi. "Oh ya? Syukur deh kalo gitu ya. Siapa nama temen baru kamu itu" jawab Mama Galaksi. “Namanya Rasi Mah, terus tadi juga Galaksi udah dapet kenalan banyak juga di sana” ujar Galaksi. “Syukur deh kalo gitu, semoga mereka bisa jadi temen baik kamu ya Gal” jawab Mama Galaksi. "Iya mah, Galaksi ke kamar dulu ya" ujar Galaksi. “Iya Galaksi” jawab Mamanya. * Aurora sudah sampai di rumahnya dengan mengendarai mobilnya. Sebenarnya Aurora ini sangatlah kaya. Namun tidak banyak yang mengetahui tentangnya. Bahkan mengenai siapa orangtua Aurora pun tidak ada yang tahu kecuali beberapa guru-guru di SMA PERTIWI. "Papa ga pulang bi?" tanya Aurora kepada salah satu pembantunya. "Ngga non. Papanya non Rora masih di rumahnya Mama... " ujar Bibi menggantung karena di potong oleh Aurora. "Udah Rora bilang jangan pernah manggil perempuan s****n itu pakek sebutan Mama. Dia. Bukan. Mama. Rora" ujar Aurora. "AURORA. JAGA PEMBICARAAN KAMU" ujar Papa Rora yang baru saja datang bersama istri barunya yang tidak lain adalah Mama Sinta. Perempuan yang membuat dunia Rora hancur seketika karena kehilangan Mama yang sangat Rora sayangi. "KENAPA? PEREMPUAN s****n INI EMANG BUKAN MAMA SAYA. JADI GAADA YANG SLAH DARI OMONGAN SAYA" teriak Aurora tak kalah nyaring. "DIAM KAMU RORA" ujar Papa Rora. Plakkk. “MAS” ujar Mama Sinta tak percaya dengan yang di lakukan suaminta kepada Aurora yang notabene adalah anak kandungnya. "Papa? Nampar aku?" ujar Aurora tak percaya dengan apa yang dilakukan papanya. "Rora papa ga maksud" ujar Papa Rora. "I hate this Family" teriak Rora yang langsung mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan rumah tersebut yang sudah Rora anggap sebagai rumah neraka. Kali ini Rora yang masih menggunakan seragamnya pun berhenti di suatu toko dan mampir untuk membeli baju disana. Aurora pun keluar sudah dalam keadaan berganti baju. Mah Aurora ga kuat mah, Rora sendiri mah. Boleh ga soh Mah kalo Rora pergi nyusulin Mama aja. Batin Aurora. Aurora pun memutuskan untuk pergi ke suatu club malam yang ada di daerahnya. Rora ingin melepaskan semua kepenatan yang Rora rasakan. Dentuman musik mengalun dengan keras seiring membawa Rora masuk ke dalamnya. Rora duduk di bar dan langsung memesan minuman dengan kandungan alkohol. Rora pun meminumnya. Sekilas Rora merasa terbakar di tenggorokannya karena minuman beralkohol tersebut. Namun lama kelamaan semuanya tidak lagi terasa, rasanya telah hambar. Saat ini yang Rora rasakan semua masalah menguar dan pergi begitu saja. Sampai sebuah suara menganggu acara mabuk Aurora. "Rora? Aurora?" panggil dua cowok itu yang merupakan teman dari Matahari. “Siapa lo hah” ujar Aurora yang sudah mabuk. "Bayu lo telfon Matahari sekarang cepet bilang kalo Aurora disini" ujar Bagas. "Oke gas" jawab Bayu yang langsung pergi keluar. “Ra lo ngapain disini Ra” ujar Bagas semari menjaga Rora dari godaan cowok lain. “Apaan sih lo” ujar Aurora. Bagas pun pergi ke bartender untuk meminta air putih, tapi saat Bagas kembali ke tempat Rora, sudah ada dua cowok yang menganggu Aurora. Bagas pun segera mendekati mereka dan bilang jika mereka tidak boleh menganggu Aurora. “Kenapa emang? Lo cowoknya?” tanya salah satu dari cowok penganggu Rora itu. “Dia dijaga sama Angga dan Matahari. Ya terserah lo sih kalo pada mau berurusan sama Angga dan Matahari” ujar Bagas. “Cabut aja, gua ga berani sama mereka” ujar cowok satunya dan mereka berdua pun pergi dari meja Rora. Di luar, Bayu pun menelfon Matahari. Sampai padan panggilan ketiga telfonnya tersambung. "Kenapa sih Bay? Lo lagi clubbing ya? Kok rame banget?" "Ri, lo harus kesini. Cepetan penting" "Ogah ah gua kan lagi males clubbing paling cuman lo suruh bayarin tagihan lo malam ini kan? Udah bilang aja berapa ntar gua transfer" "Bukan gitu Matahari. Tapi cewek lo, Aurora ada disini. Di-si-ni" "Apa? Maksud lo Rora ada di club" "Gua kesana sekarang. Jagain Rora. Jangan sampe ada apa-apa sama dia" Panggilan pun terputus. Tak sampai 15 menit, Matahari sampai di club. "Lo ngebut ya Ri? Gila lo baru 15 menit udah sampe" ujar Bagas. "Bacot minggir. Dimana Rora? Gua mau bawa Rora" ujar Matahari. “Itu ada di dalem dijagain sama Bagas” ujar Bayu. Mereka pun berjalan ke dalam club, sewaktu melihat Rora yang mabuk Matahari setengah tidak percaya melihatnya. "Kenapa sih sampai kesini Ra" ujar Matahari sembari melihat Rora. Matahari pun mendekati meja Aurora. "Bay, Gas, lo berdua tolong bawain mobil Rora" ujar Matahari sembari melemparkan kunci mobil ke Bayu. Matahari pun membawa Rora ke mobilnya. "Kita pulang ya Rora" ujar Matahari. "Rora ga mau pulang. Dia jahat. Jahat banget. Dia nampar Rora. Nih liat nih pipi Rora tuh masih sakit" ujar Rora meracau membuat Matahari melihat pipi Rora. Benar saja di pipi Rora merah seperti bekas tamparan. "s**l. Siapa yang nampar kamu sayang" ujar Matahari. Namun percuma Rora tak menjawabnya. "Kalo gitu kita ke rumah aku aja ya. Banyak orang kok" ujar Matahari. Matahari pun membawa Rora ke rumahnya yang satunya yang biasa dijadikan basecamp SMA PERTIWI. "Weh Ri, kenapa Rora?" tanya Ega. "Mabuk" jawab Matahari sebentar, lalu masuk ke kamarnya menidurkan Rora dan menyelimutinya. "Aku tahu kamu ga sayang sama aku Ra. Tapi sialnya hati aku gabisa kemana-mana. Hatiku terkunci cuman buat kamu" ujar Matahari lalu mencium kening Rora. Matahari pun turun ke bawah. "Jangan ada yang masuk ke kamar gua. Rora lagi tidur" ujar Matahari yang membuat semuanya mengangguk. * Pagi harinya, Galaksi ber siap-siap dengan motornya untuk hari pertamanya masuk ke SMA PERTIWI. "Kamu yakin ga mau diantar sama Pak Udin?" tanya Mama Galaksi. "Iya mah, aku udah hapal kok" ujar Galaksi. "Yaudah deh. Hati-hati yaa" jawab Mama Galaksi. "Iya mah" ujar Galaksi. Akhirnya Mama percaya lagi sama gua. Batin Galaksi. Karena sebelum ini Galaksi sangat jarang dibolehkan mamanya untuk keluar sendirian. Setelah perjalanan selama 30 menitan, akhirnya Galaksi sampai juga di parkiran SMA PERTIWI. Galaksi pun masuk ke kelasnya setelah sampai di SMA PERTIWI. Kali ini Rasi sudah duduk di meja pilihannya dan sudah memiliki teman duduk, padahal jika belum Galaksi mau duduk dengan Rasi. Galaksi pun duduk di meja kosong dan sampai bel berbunyi Galaksi tetap sendiri. Sementara itu Aurora sangat keteteran karena ia bangun kesiangan dan berada di rumah Matahari. "Kamu masih sakit sayang ga usah masuk dulu. Lagian juga kamu udah telat" ujar Matahari. "Ga mau. Aku mau masuk. Minggir" ujar Aurora. “Yaudah kamu tunggu 5 menit, aku siap-siap dulu ya. Kamu berangkat bareng aku” ujar Matahari. Ya. Matahari pun dengan terpaksa mengikuti Aurora untuk masuk ke sekolah. Mereka berdua pun beragkat dengan menaiki motor, Rora membonceng motor Matahari. Setelah kurang lebih 15 menit di jalan, akhirnya mereka sampai juga di SMA PERTIWI, ya walaupun gerbang sekolah sudah ditutup. Tapi bukan Rora dan Matahari namanya jika tidak bisa lolos dari satpam dan guru di sekolah. Sesampainya di sekolah, Rora memang sudah telat. Namun Rora bisa lolos dari guru dan satpam dan bisa masuk ke sekolah. “Aku anter ke kelas ya Ra?” tanya Matahari ketika mereka berdua sudah ada di koridor sekolah. “Gausah Matahari duluan aja, nanti telat. Biar Rora sendirian aja” ujar Rora. “Udah ya Rora ke kelas dulu” ujar Rora yang langsung berlari ke kelasnya. Akhirnya Rora sampai juga di depan kelasnya. Namun ada yang salah dengan kelas Rora pagi ini, karena sama sekali tidak ada keributan yang mendominasi. Malah terlihat sangat senyap. Hal itu tentunya membuat Rora sangat penasaran. Saat akan masuk ke kelas, Rora melihat sedang ada dua cowok yang menemani Bu Rini di depan kelas. Itu kan cowok yang kemarin. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Gua bakal dapetin lo. Batin Rora. Rora pun mengetuk pintu saat Galaksi sedang memperkenalkan diri. "Aurora kenapa kamu terlambat dikelas saya?" tanya Bu Rini. "Maaf buk saya kesiangan. Lagian saya juga baru telat satu kali kok bu" ujar Rora. "Yasudah sekarang kamu duduk di meja kamu" ujar Rora. Semua cewek pun sangat ingin bertukaran dengan Rora karena sekarang Rora duduk semeja dengan cowok ganteng. Sebelum ini, Rora memang duduk sendirian di meja pojok itu. Ada tas. Tas siapa ini. Pasti tas diantara mereka berdua, semoga tas cowok itu. Batin Rora. "Oke Galaksi, kamu boleh melanjutkan perkenalan diri kamu" ujar bu Rini. "Perkenalkan teman-teman Nama Saya Galaksi Milan Admaja. Saya pindahan dari Amerika. Senang bertemu dengan kalian. Semoga bisa berteman dengan kalian" ujar Galaksi. Jadi namanya Galaksi Milan Admaja. Boleh juga. Batin Aurora. "Kalian jika ingin bertanya nanti saja. Sekarang Rasi dan Galaksi silakan kembali ke bangku kalian masing-masing" ujar Bu Rini. Aurora terkejut karena ternyata yang duduk didekatnya adalah Galaksi. Cowok yang sedang ia incar. "Hai, gua Galaksi Milan Admaja. Bisa dipanggil Galaksi" ujar Galaksi memperkenalkan diri dengan Aurora, teman sebangku nya. "Aurora Isabella. Bisa dipanggil Aurora atau Rora" jawab Rora sambil menyambut ukuran tangan Galaksi. Galaksi Milan Admaja. Siap-siap kamu adalah targetku selanjutnya. Batin Aurora. Jadi cewek yang gua liat kemarin ini satu kelas dan satu bangku sama gua, pertanda apaan nih. Batin Galaksi. Pembelajaran di kelas Aurora pun berjalan seperti bisanya, sampai akhirnya bel istirahat pertama berbunyi. Saat bel istirahat berbunyi, Galaksi di dekati oleh Rasi. Kemudian Galaksi mengenalkan Rasi kepada Aurora. "Rasi kenalin ini Aurora, temen sebangku gua namanya Aurora. Aurora kenalin ini Rasi temen baru di kelas ini juga, kebetulan kemarin aku kenalan sama Rasi" ujar Galaksi. "Aurora" "Rasi" "Eh ke kantin yuk?" ajak Rasi. "Ayuk deh, Rora ikut yuk" ajak Galaksi. Tentunya Rora sangat senang. "Boleh nih Rora ikut?" tanya Aurora. "Boleh dong. Yuk" ujar Rasi. Galaksi, Rasi, dan Aurora pun pergi ke kantin. Sedangkan Matahari dan teman-temannya saat ini baru saja masuk ke kelas Rora dan mencari Rora. Karena tak menemukan Aurora di mejanya, Matahari pun bertanya kepada teman-temannya yang lain. "Rey, tau ga dimana Rora?" tanya Matahari. "Tadi sih pergi sama anak baru" ujar Rey. "Anak baru? 2 cowok yang kemarin?" tanya Matahari. "Iya Ri, katanya sih mau ke kantin" ujar Rey. "s**l. Oke thanks ya Rey" jawab Matahari dan langsung meninggalkan kelas Rora menuju ke kantin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD