MY BOSS-1
Ulia Ariska, gadis berjilbab yang usianya baru sembilan belastahun, lulusan Sekolah Menengah Akhir di sebuah daerah pelosok Jawa Timur. Anak pertama dari tiga bersaudara, memutuskan untuk hijrah di kota Surabaya demi cita-citanya dan demi membantu biaya pendidikan kedua adiknya. Bapaknya hanyalah seorang buruh tani, sementara ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga.
Pada akhirnya Uli dapat bernapas lega, pasalnya ia telah lolos seleksi dan memenuhi kualifikasi untuk bekerja di sebuah perusahaan asing milik Australia, meskipun dia hanyalah seorang lulusan SMA. Uli berhasil menyisihkan beberapa kandidat yang notabene banyak diantara mereka adalah lulusan Sarjana.
Meskipun hanya diterima bekerja sebagai staf administrasi, tapi Uli patut bersyukur karena perusahaan milik orang asing itu cukuplah terkenal. Perusahaan besar dengan standard gaji yang juga menggiurkan. Tak heran jika banyak para pelamar kerja yang berlomba-lomba agar dapat diterima di perusahaan itu.
Ini adalah hari pertamanya bekerja di kantoran. Sebelumnya Uli hanya bekerja sebagai seorang Sales Promotion Girl dan juga freelance di sebuah weeding organizer.
Mematut dirinya di depan cermin untuk kesekian kali, memastikan jika penampilannya sudah rapi. Uli bukanlah gadis yang mempunyai banyak uang hingga baju-baju yang gadis itu miliki juga tak banyak jumlahnya. Sedikit tidak percaya diri, namun dengan semangat yang menggebu Uli mampu menutupinya dengan sebaik mungkin.
Hanya dengan baju sederhana tapi menurut Uli ini adalah baju terbaik yang dia punya. Uli tergesa keluar dari rumah kosnya berjalan menuju jalan besar untuk mencari bus umum. Jarak rumah kos dengan tempat di mana Uli akan bekerja lumayan jauh. Jadi dia harus segera berangkat. Hari pertamanya Bekerja Uli tak mau terlambat.
***
PT. Steel Indonesia, papan besar yang terdapat di depan sebuah perusahaan yang Uli lihat cukup besar. Uli masih mematung di depan gerbang setelah dia turun dari bus umum. Untung saja lokasi perusahaan ini cukup strategis dan dilewati kendaraan umum. Jadi Uli tak perlu ambil pusing mengenai transportasi. Membenarkan hijab abu-abu yang dia pakai, Uli menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan sebelum kakinya mantap melangkah masuk ke dalam perusahaan tersebut.
"Selamat pagi, Pak! Perkenalkan, saya Ulia. Apakah saya bisa bertemu dengan Ibu Agustina?" Uli menyapa dan bertanya pada salah seorang security yang sedang berjaga di pos. Uli melirik sekilas name tag yang bertuliskan Suparman.
"Apakah anda sudah ada janji sebelumnya?" tanya Pak Suparman dengan nada sedikit menyeramkan.
"Sudah, Pak. Kemarin saya ditelpon dan mulai hari ini saya diminta untuk mulai bekerja di kantor ini," jawab Uli mantap.
"Oh, begitu. Jadi mbaknya karyawan baru disini. Kalau begitu silahkan masuk saja. Melewati jalur hijau mbaknya bisa langsung menemui Mbak Ana, Receptionis di kantor ini."
"Oh, begitu. Baik, Pak, terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu," pamit Uli.
Ini pertama kalinya Uli datang di kantor ini. Selama mengikuti seleksi penerimaan karyawan baru selalu dilakukan di luar kantor. Mulai dari psikotest, tes kesehatan bahkan saat interview terakhir justru dilakukan di sebuah hotel.
Uli mendorong pintu masuk dengan senyum terukir di bibirnya. Uli berjalan melangkahkan kaki di lobi kantor dan menemui seorang wanita cantik yang berada di meja reseptionis.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" sapa ramah sang Reseptionis.
"Pagi, Mbak. Saya Ulia kemarin saya ditelpon. Di infokan jika mulai hari ini saya bisa mulai bekerja di kantor ini."
"Oh, jadi ini Mbak Ulia Ariska."
"Iya, mbak benar."
"Kenalkan saya Ana. Mba Uli mari ikut saya ke ruangan Ibu Agustina."
Uli mengikuti Mbak Ana menaiki anak tangga menuju lantai dua kantor ini.
***
Bertemu dengan Bu Agustina yang merupakan Officer Manager, wanita paruh baya yang Uli perkirakan berusia hampir lima puluh tahun. Matanya yang sedikit sipit dan kulitnya yang putih, menurut informasi yang beliau sampaikan pada Uli, beliau adalah keturunan Cina Jawa dan bekerja di kantor ini sudah lebih dari dua puluh lima tahun.
Uli tampak shock tak mengira jika beliau sudah selama itu bekerja di kantor ini. Merupakan tetua di perusahaan dan Bu Agustina salah satu karyawan berpengaruh yang begitu disegani semua karyawan.
Di hari pertamanya bekerja, seharian penuh Uli menghabiskan waktu berdua bersama Bu Agustina. Beliau menjelaskan semua desk job Uli sebagai staf administrasi. Bu Agustina juga telah memperkenalkannya dengan seluruh staf yang bekerja di perusahaan ini.
Mulai dari lantai satu yang dihuni oleh reseptionis di barisan meja paling depan di ruang Lobi Kantor. Lalu berlanjut ke deretan divisi Sales dan Marketing yang Uli perkirakan ada sekitar sepuluh orang. Di divisi ini kebanyakan dihuni oleh golongan orang-orang berdarah Cina.
Selanjutnya Uli diperkenalkan dengan beberapa Manager yang berjumlah empat orang. Bapak Dion sebagai Manager operasional, Pak Edwin sebagai Technical Manager, Ibu Adelin sebagai Accounting Manager dan Pak Surya sebagai Sales Manager. Sebenarnya masih ada satu orang lagi yang belum dikenalkan pada Uli, ialah General Manager. Jabatan tertinggi yang ada di perusahaan ini, yang kebetulan sedang ada perjalanan dinas ke kantor pusat di Jakarta.
Sementara di lantai dua Uli diperkenalkan dengan beberapa staf enginer dan staf administrasi yang merupakan tim satu divisi dengannya. Mereka semua begitu baik dan ramah padanya. Uli yakin akan betah bekerja di perusahaan ini.
#####
Bersambung