Sampai dirumah Yuda melihat Ibu,Bibi serta Istrinya sedang duduk menunggunya.
Yuda lalu menghampiri ibunya dan berlutut meminta maaf, atas segala kesalahan yang dilakukannya...
"Maafin aku ma, Maafin aku..." kata Yuda..
"Siapa yang sudah berani menghancurkanmu?" tanya aruni yang sebelumnya sudah Melihat berita pagi ini.
Yuda lalu menceritakan semuanya kepada Ibu,Bibi serta Istrinya tentang apa yang terjadi saat ini dan siapa yang sudah menghancurkannya, Tak ada satupun yang terlewatkan.
Ceritanya belum selesai tapi Aruni tiba-tiba pingsan.
"Mama kenapa? Sadar ma..." kata Yuda...
"Delisa, Hubungi Om Imran sekarang..." kata Bibi Ambar.
Delisa dengan cepat langsung Menelfon Imran, Imran adalah saudara dari Aruni dan Ambar.
Tidak lama kemudian Imran sudah datang dan selesai memeriksa Aruni,
"Bagaimana keadaan mama Om?" Tanya Yuda.
"Mamamu baik-baik saja, Dia hanya syok" jawab Imran.
"Makasih banyak Om..." kata Yuda.
"Baiklah...Om pergi dulu, Jika ada apa-apa Hubungi Om secepatnya..." kata Imran...
"Iya om.."
"Saya akan mengantarmu..." kata Ambar mengantarkan Adiknya sampai di depan teras rumah.
"Saya sudah menonton berita Tentang Perusahaan Yuda kak" kata Imran...
"Iya...Semuanya karena seorang wanita kak..." kata Ambar.
"Jika kalian Tak punya tempat tinggal, Kalian bisa tinggal dirumahku....." kata Imran...
"Nanti Aku akan membicarakan masalah ini Kepada kak Aruni.." kata Ambar...
"Baiklah...saya harus pergi dulu..."
"Iya kak...Salam sama Resta Dan juga Biyan..."
******
Setelah ibunya sadar...Aruni lalu memanggil Yuda untuk berbicara berdua dengan putranya.
"Jujur, mama kecewa dengan sikapmu, mama pikir kamu akan berubah setelah menikah, Tapi ternyata selama ini, kau bersama wanita itu dan meninggalkan istrimu sendirian dirumah..."
"Maafkan aku ma...Aku menyesal melakukan itu"
"Walaupun kamu sudah mengecewakan mama tapi kamu tetap anak mama...jadi, Apa kamu membutuhkan bantuan mama?" tanya Aruni walaupun masih kecewa.
"Aku hanya butuh rumah ini ma, setelah itu kita bisa tinggal dirumah yang lebih kecil..."
"Mama bisa memberikanmu uang, jika kamu membutuhkannya..."
"Tak perlu ma...Aku bisa menyelesaikan ini sendirian..."
"Mama dan Bibimu akan kembali ke Surabaya...lagian disana Toko kue mama besar jadi kami bisa tinggal disana...carilah rumah yang lebih kecil dna sederhana untuk kalian berdua...karena semua ini sudah terjadi jadi mama mohon, baik-baiklah kepada istrimu..."
"Apa mama mau meninggalkanku?"
"Mama hanya tak mau melihatmu menderita nak, jadi biarkan untuk sementara waktu mama dan Bibimu ke surabaya .."
"Kapan mama kembali?"
"Sampai semuanya kembali normal, mama dan Bibimu sebenarnya tak perduli harus tinggal dirumah yang lebih kecil, tapi kelemahan mama hanya satu, mama tak ingin melihat kalian menderita..."
"Baiklah ma....Jika itu yang mama mau..."
"Kamu bisa menjual Toko kue disini untuk menambah biaya hidup kalian..."
"Tak perlu ma.." kata Yuda.
"Ingat pesan mama nak!! Jangan mengulang kesalahan yang sama lagi, kamu sudah memiliki istri, dia dengan ikhlas memaafkan kesalahanmu, anggap ini sebagian teguran dari allah untuk membuatmu lebih dewasa lagi, sekarang kamu memiliki tanggung jawab, untuk menafkahi dan membahagiakan istrimu, jangan pernah main-main lagi, mama bisa saja memaafkanmu, tapi jangan pernah kau lukai hati wanita sebaik Delisa..." kata Aruni.
******
Delisa Pov.
Setelah kami mendapatkan rumah yang lebih kecil dan sederhana, kami lalu mengantar Mama dan Bibi ke Bandara.
Aku sedih melihat keadaan suamiku saat ini, dan harus menyaksikan kepergian mama dan juga bibi, tapi mas yuda tak bisa mencegah kepergian mereka, karena mmas yuda sudah membuat mama dan bibi kecewa.
"Jaga diri kalian baik-baik nak, Bibi akan selalu mendoakan kebahagiaan kalian..." kata Bibi Ambar.
"Iya bi, Titip mama .." kata Mas yuda.
"Tenang saja, Mamamu aman kok sama bibi"
"Mama akan selalu mengharapkan Cucu dari kalian..." kata Mama.
Wajahku serta wajah mas yuda menjadi masam karena mendengar permintaan mama, bukan karena kami tak setuju tapi kami berdua belum pernah melakukannya.
Hal itu pula sedikit membuatku malu.
Setelah mama dan Bibi pergi kami lalu kembali kerumah.
Aku tak bisa menenangkan mas yuda dari hal yang menimpanya akhir-akhir ini, karena mas yuda pasti marah jika ku tanya apalagi ku kasihani.
Jadi aku memilih diam dan tak banyak bicara.