"Kenapa Kakak di sini?" Rona menatap pria yang berjongkok di samping tempat tidurnya itu dengan wajah nyaris tanpa ekspresi. Tanpa kata tiba-tiba sosok itu merengkuh Rona ke dalam pelukan. Memeluk Rona erat meluapkan semua kerinduan yang menyesakkan selama beberapa bulan terakhir. Tapi yang dipeluk justru tak bereaksi sama sekali. Ia masih sama—tenang—diam membisu. “Kenapa Kakak lagi?” Rona menjeda. “Kak Jerva.” Jervaro memejamkan matanya, biarkan hidungnya menghirup sebanyak-banyaknya aroma yang sudah sangat ia rindukan. Tidak, ini belum cukup. Bahkan jika ia peluk Cristal seumur hidup-pun, Jervaro masih merasa belum cukup. Tapi Jervaro sadar di mana posisinya saat ini. Ia bukan Jervaro yang sama lagi. Perlahan tapi pasti Jervaro mengurai pelukan. Memisahkan dirinya dan sang ist