Sekar mengerutkan kening, menahan langkah Ruis yang hendak melewatinya. Ada ketegangan pada wajah sang suami dan itu terlihat jelas di matanya. Ia merasa sangat cemas.
“Ada apa, Kak Ruis?” tanyanya dengan suara bergetar.
Ruis mengembuskan napas, menoleh lagi ke arah Sekar lalu menurunkan bahunya agar lebih relaks saat berbicara.
Sebenarnya ia sedang tidak ingin—lebih tepatnya menghindar, membicarakan apa yang tengah terjadi. Letusan senjata api terdengar jelas dari kamar mereka, menimbulkan ketegangan. Arah embusan angin yang membuatnya semakin kentara seolah terjadi dalam radius sangat dekat dengan Mansion. Ia segera bergegas menuju ke tempat kejadian dan melarang Sekar keluar bersamanya.
“Bukan apa-apa. Hanya peluru nyasar ke area Mansion, Sekar.”
“Tidak ada yang terluka, 'kan?” ta
