"Kau percaya padanya?“
Butuh waktu satu menit bagi Sekar untuk menjawab pertanyaan aneh itu. Ketersinggungan yang muncul karena baginya Ruis terlalu banyak mencampuri urusan hidupnya. Sekar tidak suka dan tidak pernah membiarkan orang lain mengubah keputusan yang sudah lama ia tetapkan.
”Kamu tadi sudah memperingatkan dari awal kalau apa yang akan kamu sampaikan tidak akan mengubah cara pandangku pada apa yang sejak awal sudah kupercayai, Kak.“ jawab Sekar dengan nada tidak menyenangkan.
”Iya, kau lebih keras kepala dari yang kupikirkan,“ seloroh Ruis kemudian.
”Terima kasih sudah memahamiku dengan baik,“ sahut Sekar berucap sarkas.
Ruis mengangguk, tersenyum simpul sambil menunduk sesaat. Ruis memandang lekuk indah wajah Sekar sejenak sebelum memutuskan untuk pergi tanpa mengucapkan
