"Ada yang mau kamu katakan kenapa kamu ke Poli Kandungan, Sara Amaranti?" Seluruh tubuhku gemetar mendengar suara bariton berat tersebut menegurku, di antara berjuta manusia yang hidup di Jakarta ini kenapa juga dia harus yang memergokiku ada di sini, bukankah dia tadi sudah pulang, kenapa dia tidak balik saja ke Batalyonnya dan malah ada di sini. Bukan hanya tubuhku yang gemetar hebat, tapi bahkan aku membisu seketika, lidahku terasa kelu hanya untuk menjawab pertanyaan darinya, selama ini aku begitu mudah mengeluarkan setiap kalimat pedas kepadanya tapi kali ini aku benar-benar mati kutu. Sabda, kenapa juga sih kamu mesti sekepo sama aku sekarang ini? Kenapa nggak kayak dulu aja yang nganggap aku hanya angin lalu yang tidak penting. Bagaimana aku akan menjawab tanyamu jika sebenarnya