Getaran di tubuhnya dan juga air mata yang jatuh begitu saja membuat Raisa tidak percaya dia akan tidak menerima Dika benar-benar bersama dengan wanita lain. "Kenapa perasaan ini begitu sakit? Bukankah ini yang aku inginkan menjadi istri kedua dari seorang pria. Kenapa aku malah seperti ini?" gumam Raisa. Raiaa tidak bisa lagi menahan air mata yang menetes di pipinya hingga pandangannya sedikit kabur, membuat kepalanya terasa begitu sakit mengingat seseorang pernah memberitahu kepada dirinya dan melarangnya. "Sebenarnya siapa kamu, kenapa selalu muncul di ingatanku," lirih Raisa menahan rasa sakitnya. Seorang pelayan berjalan menghampirinya dan menopang tubuh Raisa. "Apakah Anda baik-baik saja, Nona? Di manakah kamar Anda?" tanya pelayan itu, tapi dia tahu tentang tamu VIP yang dibi