"Semoga desir angin yang menerpa tidak mengenyahkan segala rasa yang kau tanam." ~Arial~ Bersamaan dengan bunyi bel, ia bangkit dari duduknya. Tangannya meraih tombol saklar lampu lalu menekannya. Ruangan kembali gelap. Arial berjalan keluar dari gudang kemudian kembali menutup pintu dengan rapat dan berlalu. "Gimana karya gue?" tanya Raffa tiba-tiba muncul di balik tembok. Langkah Arial berhenti. Ia menatap Raffa dengan datar, tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Raffa tertawa, "Gue tau, biar gue tebak. Lo pasti kagum sama karya gue," ucapnya sambil mengangkat kedua alisnya. Arial tidak menggubrisnya. Lagipula tebakan Raffa benar. Ia kagum dengan karyanya. Karya yang sangat luar biasa dan itu untuk ditunjukkan pada gadisnya. "Sorry ya. Bukannya gue pamer sama lo. Gue cuma belum sempe