"Tuyul kecil si penunggu tugu Monas. Ia lah prioritas saya meski tercipta dari desah napas tanpa doa." ~Arial~ Arial mengacak-acak bukunya yang berjejer rapi di rak buku samping tempat tidurnya. Ia mengumpulkan semua buku catatan dari mata pelajaran kimia sejak kelas sepuluh sampai kelas dua belas, demi bisa menyelesaikan tugas dari Bu Irene yang sudah dijelaskan oleh gadisnya. Pikirannya harus kembali fokus pada prioritas utama yang akan mengantarkan kebahagiaan di prioritas selanjutnya. Arial tidak ingin mengecewakan mereka untuk kesekian kalinya dan satu lagi, Aquila harus bangga kepadanya. Bangga karena memiliki seorang ayah yang tekun dan pantang menyerah meski kini ia tak jauh dari kata pecundang. Akhirnya buku-buku itu terkumpul menjadi satu tumpukan yang cukup menggunung. Arial