26. Perkara Air Mati

1679 Words

                “Na, aku minta maaf, ya?” Tika terus mengejarku kemana pun hari ini aku pergi. Bahkan ketika aku ke kamar mandi, dia juga mengikutiku dan menungguku di luar. “Na...” “Udah, udah terlanjur,” balasku akhirnya, karena lelah dengan permintaan maaf Tika yang terus menerus. “Tapi kamu masih cemberut terus dari tadi. Nggak mau lihat aku sama sekali.” Aku menghela napas sebentar, lalu berhenti. Tika ikut berhenti, dengan kedua telapak tangan menyatu di depan wajah. “Kok bisa sih, kamu kenal Mas Arfa?” akhirnya aku duduk, dan Tika pun ikut duduk. Saat ini kami sedang berada di kantin perusahaan, tepatnya di meja paling sudut. Mau pergi dengan Tika atau Venti, aku selalu mengambil meja sudut, selagi meja di sana kosong. “Panjang ceritanya. Kayaknya emang Pak Arfa ini ingat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD