Evelyn memejamkan matanya untuk yang ketiga kalinya. Tapi lampu kamarnya yang terang membuat perempuan itu terbangun lagi. Evelyn melirik jam dinding yang menunjukkan pukul satu pagi. Padahal Evelyn harus tidur karena besok pagi ada operasi. Tapi meskipun Evelyn memaksa matanya tertutup, Evelyn tak bisa terlelap. "Kau tak bisa tidur? Apa perlu kumatikan lampunya?" Laki-laki itu memutar kursinya menghadap ranjang. Sebuah kacamata baca tergantung di hidungnya. Evelyn melihat banyak sekali berkas di mejanya. Tangannya masih memegang sebuah pena dan di depannya terbuka laptop yang menampilkan grafik yang terlihat rumit. Melihat pekerjaan Kane yang masih banyak, Evelyn menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Tidak. Kau tak perlu khawatirkan aku. Selesaikan saja pekerjaanmu dengan cepat,"