"Gila lu, Bro. Baru juga nginjek Jogja ... sudah langsung dapet istri. Mana cantik dan masih muda," celetuk Dio saat mereka perjalanan kembali ke rumah Pakde Samsul.
"Hush! Jangan sembarangan kalau ngomong. Kuwi jenenge wes jodo, Le. Awake dewe ra iso ngelak. Gusti Alloh sing wes ngatur kabeh. " Ucapan Pakde Samsul yang membuat Dio terdiam.
Sementara Ken, dia sudah tak mampu berpikir apa-apa lagi. Ditolehnya Bunda yang duduk di antara Camila dan Pakde Samsul.
"Bun. Ken minta maaf, ya. Ken tak ada niat membuat Bunda sedih."
"Bunda ndak sedih, Ken. Mungkin Bunda hanya kaget. Tiba-tiba bisa samaan kayak Pakde-mu."
"Apanya yang sama, Bun?" Camila yang penasaran ikut menimpali pembicaraan Bunda.
"Sama-sama dapat mantu."
***
Sore harinya Ken beserta keluarga kembali ke Surabaya. Semua yang telah terjadi bagaikan mimpi. Belum hilang patah hati Ken karena mengetahui fakta jika Aira telah menikah, sekarang justru dia sendiri yang malah ikutan menikah karena digrebrek warga. Ken berpikir mau dibawa ke mana pernikahannya kelak. Menikah dengan orang yang tidak dikenal sama sekali. Belum lagi gadis yang dia nikahi juga masih sangat muda, seusia Mila adiknya.
Entahlah, Ken terlalu pusing hanya dengan memikirkan masalah yang datang silih berganti.
Beruntungnya Ken masih mempunyai bunda yang selalu menenangkan di saat dirinya bimbang, yang selalu men-support dikala dia sedang down. Bunda jugalah yang selalu memberi berbagai nasihat padanya.
"Ini semua sudah menjadi takdirmu, Ken. Dipertemukan dengan jodohmu. Mungkin tidak melalui cara yang romantis seperti yang kamu impikan. Tapi percayalah, Tuhan sudah menggariskan jalan hidup umatnya. Tuhan punya cara sendiri dalam mempertemukan jodoh manusia. Kamu harus bisa menerima semua ini dengan hati lapang. Bunda tahu memang tidak mudah bagi kalian untuk memulainya, tapi insyaallah dengan niat baik semua jalan juga akan dipermudah oleh-Nya. Terima dengan sepenuh hati jodohmu. Bunda yakin Danisha adalah gadis yang baik. Belajarlah untuk menerima dia dalam hidupmu. Danisha sekarang sudah menjadi tanggungjawabmu sepenuhnya. Suatu saat cinta akan datang dengan sendirinya. Asalkan kamu mau berusaha untuk mulai mengenal dan dekat dengan Danisha. Karena bagaimana pun takdir sudah menentukan jika Danisha adalah istrimu."
***
Beberapa hari kemudian.
Seharian ini Ken disibukkan dengan meeting yang tak berkesudahan. Tubuhnya sangat capek dan lelah. Disandarkan punggungnya pada kursi kebesaran yang berada di ruang kerjanya. Ken mulai memejamkan mata untuk me-rileks-kan pikiran.
Pasca pengakuan Aira tentang pernikahannya dengan Malvin, hati Ken sudah tidak baik-baik saja. Bahkan hanya untuk bertegur sapa dengan Aira pun dia tak mampu. Ken selalu berusaha menghindari untuk berinteraksi dengan Aira. Dia hanya ingin memulihkan hatinya yang telah dipatahkan oleh Aira, sang wanita pujaan hati.
Belum lagi kejadian tiga hari lalu saat dia terpaksa harus menikah. Justru makin memperburuk kondisi hati dan pikirannya. Ken tampak kacau. Amat sangat kacau.
Pekerjaan yang menumpuk karena beberapa hari Ken tidak dapat fokus mengerjakannya, hingga proyek yang datang bertubi-tubi makin memperburuk kondisi fisiknya. Jadilah Ken benar-benar merasakan yang namanya capek fisik dan psikis.
Ponselnya yang berada di atas meja bergetar. Ada pesan w******p dari Dio sepupunya.
Dio : Ini obat mujarab buat ilangin stress
Seolah Dio sangat tahu jika saat ini Ken memang lagi stres.
Belum juga dibalas, Dio sudah mengirim pesan lagi.
Dio : Punya bini cantik jangan cuman dianggurin doang.
Sayang kan ....
Buruan ke Jogja.
From : Dio
Pencinta spesies wanita cantik
Ken mengamati foto yang dikirimkan oleh Dio. Foto pernikahannya beberapa hari lalu yang berhasil diabadikan oleh sepupunya itu. Tak bisa dipungkiri jika Danisha memang cantik. Tapi siapa sangka jika gadis itu ternyata mempunyai trauma pada laki-laki. Gadis itu terlalu muda untuk Ken jadikan istri. Lagipula jika Danisha memang takut pada kaum lelaki, lantas bagaimana bisa dia hidup bersama dengan Danisha nanti. Bahkan hanya dengan melihatnya saja Danisha sudah ketakutan.
Ken lebih memilih untuk membalas pesan w******p dari Dio daripada dirinya harus pusing memikirkan Danisha.
Me : Dari mana bisa dapat foto ini?
Dio : Itu foto candid. Mana mungkin seorang Dio menyia-nyiakan pemandangan indah. Siapa tahu itu foto bisa berguna buat jadi temen tidur lu entar malem.
Me : Sialan! Kenapa hanya dia yang lo foto.
Dio : Buat apa juga gua jepret elu... Bosen gua liatin lu... Kalau cewek cantik kan sayang dilewatkan begitu saja.
Me : Dasar buaya darat.
Dio : Gue bukan buaya darat. Gue ini pecinta spesies wanita cantik dan seksi
Me : Inget istri woy!
Dio : Gue mah selalu inget. Istri tetep number uno.
Me : s***p lu, ah. Gue tinggal kerja dulu. Bye.
Dio : Yah kabur. Sialan lu masak gue ditinggalin.
Ngobrol dengan Dio lama-lama bisa bikin Ken s***p beneran. Sepupunya itu sejak bayi memang sudah gokil akut. Tapi justru dengan adanya Dio bisa sedikit menghibur Ken.
Diamati lagi foto Danisha yang tadi dikirimkan oleh Dio.
"Bener-bener bukan mimpi. Dialah Danisha, istriku. Bukan Aira. Argh!" Ucapan yang terlontar dari mulut Ken.
Ken melemparkan handphone yang masih terpampang foto Danisha di atas meja kerjanya.
Bersambung
Note : Story Aira dengan Malvin ada di judul Aira.
Happy reading.