Sekarang Ata tengah tertidur setelah lelah menangis. tadi, saat Arsen tertawa sampai sakit perut, Ata malah menangis kencang membuat Arsen gelagapan dibuatnya. beruntung kamarnya kedap suara, jika tidak? bisa gempar seisi mansion mendengar tangisannya.
Ucapan Ata memang tidak lucu sama sekali, namun eskpresinya ketika cemberut membuat perut Arsen serasa digelitik untuk tertawa.
Lama memandang wajah polos Ata yang terlelap membuatnya diserang rasa kantuk. menyandarkan Ata pada d**a bidangnya kemudian ikut menyelam ke alam mimpi.
_____
Renata yang berniat membangunkan putra bungsu-nya pun dibuat terdiam di depan pintu melihat pemandangan yang membuat hatinya menghangat, di sana terlihat keduanya sedang terlelap dengan Ata yang berada di pelukan Arsen.
"Mom, nggak masuk?" Suara Cheyi berhasil membuat Renata tersentak kaget, bagaimana tidak? derap langkah kakinya tidak terdengar sama sekali.
"Astagaaa Cheyi, mom kaget tahu." ucap Renata seperti anak kecil yang sedang merengek.
"Hehe.. maaf Mom, habisnya Mom ngapain cuma berdiri di sini?" heran Cheyi melihat Renata yang hanya berdiri di ambang pintu kamar Arsen. Cheyi tadinya berniat untuk turun makan malam. namun ketika keluar kamar, dia melihat Renata yang diam mematung seperti itu.
"Mommy tadinya mau bangunin Arsen, cuma--" Renata menggeser sedikit tubuhnya memberi celah agar Cheyi bisa melihat pemandangan apa yang dia lihat "Mommy nggak tega, tidurnya nyenyak banget. mana pelukan lagi," tambah Renata membuat Cheyi mengangguk mengerti.
"Aku nggak nyangka Mom, Arsen bisa peduli gitu." ucap Cheyi mengeluarkan unek-uneknya, Renata hanya tersenyum menanggapi.
"Kamu turun duluan gih, Mom mau masuk dulu."
"Siap Mom!" ucap Cheyi kemudian berlalu meninggalkan Renata sendiri.
_____
"Bang, bangun makan malam dulu." ucap Renata, menggoyangkan sedikit tubuh Arsen untuk membangunkannya.
"Eunghh, Mom?" Gumam Arsen dengan suara seraknya, beralih melihat jam yang bertengger di tangan kirinya kemudian bangkit menuju kamar mandi.
Renata hanya menggeleng melihat kelakuan anak bungsunya yang 11 12 seperti suami nya. Like Father Like Son bukan?
Renata kemudian berbalik setelah tadi memunggungi Ata. "Sayang, bangun dulu yuk. nanti tidurnya dilanjut lagi," ujar Renata membangunkan Ata.
"Eunghh," Ata hanya melenguh. semakin merapatkan selimut pada tubuhnya.
"Biar Arsen yang bangunin adek Mom," ujar Arsen yang sudah keluar dari kamar mandi dengan muka segarnya.
"Ya udah, Mommy tinggal ya. nanti kalo udah bangun langsung ke bawah," Arsen hanya mengangguk. setelah Renata keluar, Arsen beranjak mendekati Ata yang masih terlelap.
Arsen memandang wajah polos Ata yang tertidur, benar-benar menggemaskan ucapnya dalam hati.
"Dek," Arsen sedikit mengguncang tubuh Ata namun tetap tidak mendapat respon.
"Dek..."
"Adek, bangun dulu yuk."
"Dek..."
"Eunghh, lima menit lagi, bang." racaunya.
Arsen hanya menggeleng, tanpa aba-aba mengangkat tubuh mungil Ata ke dalam kamar mandi dan membasuh wajah Ata dengan air dari wastafel.
"ABANG! IHHH, ATA KAGET TAUUUU!!" Teriaknya spontan karena merasakan dingin pada wajahnya.
Arsen mengusap telinganya yang terasa berdenging mendengar teriakkan Ata.
"Siapa suruh kebo banget," sewot Arsen sambil mencubit pipi Ata. gemesh banget dia tuh liat wajah Ata yang cemberut.
"Ishhh..."
_____
Di meja makan semua sudah terkumpul, kecuali si bungsu dengan abangnya.
Ting
Bunyi pintu lift terbuka menampilkan Arsen yang menggendong Ata ala koala.
Begitu sampai di meja makan, Arsen langsung mendudukkan dirinya di sebelah kanan Papa-nya dengan Ata di atas pangkuannya menghadap ke arah depan. semua menahan gemas melihat wajah cemberut Ata.
"Anak Papa kenapa sih?" tanya Mahesa yang langsung mengambil alih Ata dari pangkuan Arsen.
"Abang nakal pa.." adunya dengan nada merengek, Ata tuh anaknya memang manja. dulu sebelum pamannya meninggal Ata sangat manja kepada pamannya. namun ketika pamannya pergi, Ata berusaha menghilangkan sifat manja pada dirinya. namun sekarang sifat manjanya mulai aktif kembali.
"Anjirrhhh! gemesh banget," ucap Cheya sambil mengigit kukunya kuat. semua yang ada di meja langsung menatapnya tajam.
"Abang nakal kenapa sayang?" tanya Sinta yang berada di sebelah kiri suaminya.
"Abang siram Ata ma," gumamnya dengan nada yang dibuat sedih.
Arsen mendengus mendengar aduan Ata, bagaimana mungkin dirinya setega itu kepada adiknya. namun dirinya tetap diam tanpa ingin membantah ucapan adiknya.
Mahesa hanya mengangguk. "Nanti Papa hukum abang nya, sekarang adek makan dulu, ya?" ucap Mahesa. tangannya beralih mengambil bubur yang telah di siapkan oleh Renata untuk Ata.
Ata mengerjapkan matanya lucu melihat bubur yang ada di depannya, bubur dengan toping ayam suwir dan irisan wortel berbentuk hati menjadi makanannya.
Ingin menolak, dirinya tidak tega karena Mommy-nya membuatkannya dengan sepenuh hati. Ata tahu karena Renata yang mengatakannya sendiri.
Mahesa menyuapkan bubur dengan telaten kepada Ata yang diterima dengan malas, rasanya benar-benar hambar. besok-besok Ata tidak mau sakit, makanannya nggak enak, ujar Ata dalam hati.
Setelah menyelesaikan makan malam dengan tenang, semua berkumpul di ruang keluarga dengan Ata berbaring di atas paha Mahendra, Daddy-nya. iya Daddy-nya! Ata akan mencoba menerima keluarga abangnya ini dengan sepenuh hati. mulut nya sedari tadi sibuk mengunyah brownies yang diberikan mommy nya. matanya sibuk memperhatikan layar yang menampilkan sosok bocah kembar pada layar televisi, jarang-jarang mereka berkumpul menonton seperti ini. karena di kamar masing-masing sudah tersedia fasilitas lengkap.
"Adek tau nggak?" Cheyi memulai aksi pendekatannya dengan Ata.
Ata menggeleng dengan bibirnya yang belepotan coklat.
"Kakak seneng banget adek mau tinggal sama kita," Ata mengangguk menunggu kelanjutan ucapan kakak kembarnya ini.
Plakk
Cheya menggeplak kepala Cheyi dengan tidak elitnya membuat Cheyi mengaduh kesakitan.
"Awsss! lo apa-apaan sih!" ujar Cheyi ngegas.
"Papa udah bilang jangan pernah pake Lo-Gue kalo di rumah!" ucap Mahesa tegas.
"Ma-af Papa," sesal duo Che berbarengan.
Tawa Ata pecah melihat raut wajah duo Che yang menunduk ketakutan. semua yang ada disana memandang Ata dengan heran, bagaimana tidak heran? pasalnya mereka sedang tidak melawak.
Ata langsung terdiam karena merasa dirinya diperhatikan. benar saja, sekarang dirinya menjadi pusat perhatian semua orang.
"He-he maaf-maaf," ucapnya seraya terkekeh. Renata langsung saja memeluk Ata yang masih berbaring di pangkuan suaminya.
"Gemesh banget sayangnya Mommy"
ujar Renata setelah melepaskan pelukannya.
"Sini sayang," suruh Sinta kepada Ata untuk mendekat kearahnya.
Ata bangkit, namun tidak mendekat ke arah Sinta melainkan ke arah abangnya, Arsen.
"Abang~" rengeknya pelan, namun keadaan yang hening membuat semua yang berada di ruang keluarga mendengarnya dengan jelas.
"Kenapa, hm?" tanya Arsen ketika Ata mendudukkan dirinya di sebelahnya.
"Unghh, may susu." cicitnya pelan dengan menyembunyikan wajahnya dengan bantal sofa.
"Ohh Astagaaa, lucunya!" Pekik duo Che berbarengan, langsung saja keduanya be[ rhambur memeluk Ata.
Ata malu, benar-benar malu! bahkan pipinya bersemu merah.
MEMALUKAN! Batinnya berteriak histeris.
_____