Ata menoleh kearah suara yang begitu familia, tangannya menghapus sisa air mata yang mengalir dari netranya kemudian berlari kearah Arsen setelah turun dari gendongan Mahesa. "Abang, hiks!" Ata berlari menumbruk tubuh Arsen, beruntung Arsen memiliki refleks yang bagus. jika tidak, mungkin keduanya akan tersungkur kebelakang. "Kenapa baby?" tanya Arsen lembut pada Ata yang ada di dekapannya saat ini. "Abang ninggalin Ata sendiri hiks!" Arsen melepas pelukannya, kedua tangannya menangkup pipi berisi milik Ata. bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman mendengar perkataan Ata yang tidak bisa jauh darinya. "Abang nggak kemana-mana, baby. jangan berlari seperti tadi, hm?" Arsen mengatakannya dengan kembali mendekap tubuh mungil Ata. Ata mengangguk, tidak memperdulikan apa-apa lagi jika