Wanita Pemilik Hatimu

813 Words
   “Kau mencintai wanita tadi, bukan?” Angel memberanikan diri menanyakan pertanyaan yang ia sudah tahu jawabannya. “Nggak,” ucap lelaki itu sembari tersenyum, “Mana mungkin seorang lelaki sepertiku bisa jatuh cinta.” Jhon mengedipkan sebelah matanya pada Angel. “Mulut dan hatimu berkata lain,” Angel berkata ketus dan mengalihkan pandangannya pada jendela di sampingnya, Jhon memfokuskan kembali pandangannya pada jalan  di hadapannya. Tidak bisakah, kamu membiarkanku menjadi wanita yang kamu cintai? Tidak bisakah, kamu menatapku penuh cinta sepeti kamu menatap wanita tadi?Let it be me ... let me be the one that you love'. “Temani aku ke salon bentar ya? Udah saatnya aku mengucapkan selamat tinggal pada rambut panjang kesayanganku ini.” Jhon menatap Angel sekilas dan tersenyum manis. Sudah saatnya bagi Jhon untuk mencoba melupakan cintanya dan mengubur dalam-dalam perasaan itu. Melupakanmu seperti berusaha mengingat orang yang tidak pernah ku temui. Itu sesuatu yang sangat sulit dan nggak mungkin, bukan? Jhon bergumam dalam  hati. *** Angel menatap rindu sosok lelaki di hadapannya. Rambutnya sudah lebih pendek sekarang, ia memiliki model rambut shaggy seperti masa sekolah mereka dulu. Penampilan lelaki itu saat ini semakin membuat semua kenangan manis dan pahit terulang kembali di benaknya. Jika saja, saat itu ia tidak membiarkan dirinya terjatuh dalam jurang cinta, mungkin saat ini ia sudah hidup tenang dan bahagia. “Terpanah ya lihat ketampanan calon suami kamu ini?” Jhon mendekatkan wajah pada wajah Angel, sontak membuat Angel terkejut dan tersadar dari lamunan panjangnya. “Nggak sama sekali!” Angel berkata ketus, lalu memalingkan wajahnya dari Jhon. Jhon menarik wajah Angel untuk melihat ke arahnya, lalu mengecup bibir Angel. Angel membuka lebar matanya dan Jhon hanya tersenyum manis melihat wajah kesal calon istrinya. “Nyosor aja kayak bebek!” Angel mendorong kasar wajah Jhon, sedang Jhon terkekeh geli. Semua orang yang ada di salon tersipu malu melihat adegan yang dianggap Jhon sangat biasa. “Tunggu malam pertama kita nanti ya, Sayang. Aku jadi nggak sabaran. Besok aja nikahnya yuk!” Jhon mengedipkan sebelah mata kepada Angel, Angel menatap nanar calon suaminya. Iaa berdiri dan berjalan  keluar meninggalkan Jhon yang masih terkekeh pelan melihat reaksi Angel. Sedetik kemudian, Jhon berjalan ke kasir, membayar tagihannya dan berlari kecil mengejar Angel. Mungkin malam pertama itu nggak akan pernah ada bagi kita. Kamu pasti akan menyesal saat malam pertama kita nanti. Mungkin kamu nggak akan pernah mau menyentuhku lagi saat kamu mengetahui apa yang membuatku menjadi membencimu seperti sekarang ini. Semua kenangan pahit itu telah menjadi luka yang tidak dapat disembuhkan lagi. *KPP : kursus persiapan pernikahan *** Angel menatap pantulan dirinya di cermin yang berada di depan, rambutnya sudah disanggul ala wanita Eropa zaman dulu, hiasan rambut sudah menghiasi rambutnya, ia tersenyum manis menatap pantulan wajahnya itu. “Cantik banget deh ci Angel” Yoshepina melingkarkan tangannya pada leher Angel, ia tersenyum lebar menatap pantulan wajahnya, walaupun umur mereka berbeda lima belas tahun, mereka berdua sangat dekat. “Udah dari lahir cici itu cantik”Angel tersenyum lebar. “Ci Angel bener-bener nggak bisa dipuji, dipuji dikit pasti kepedean”Yoshepina terkekeh pelan, Angel mencubit kedua pipi adiknya dengan gemas. “Aduuhhh...sakit ci..”Yoshepina mendengus kesal, ia mengerucutkan bibirnya.”Ko Vincent datang loh ci”Yoshepina melanjutkan perkataannya, Angel terkejut mendengarkan nama Vincent yang disebut adiknya, ia terdiam sejenak mendengarkan nama lelaki yang paling tidak ingin di dengarnya lagi, ia tidak menyangka lelaki itu masih sudi untuk bertemu dengannya. Setelah apa yang terjadi di masa lalu mereka, ia menyangka kalau mereka berdua tidak akan pernah bertemu lagi dan tidak akan pernah saling menyapa lagi. “Cici kenapa?cici nggak seneng ketemu ko vincent?”Yoshepina menaikkan sebelah alisnya, ia menatap dalam manik mata kakaknya. “Seneng kok Yo”Angel tersenyum manis, ia tidak mau adiknya itu menjadi khawatir “Ya udah aku tinggal dulu ya ci”Yoshepina tersenyum manis dan meninggalkan Angel yang mulai terlihat gugup, 'bagaimana aku harus menghadapimu, Vin?' Angel bertanya di dalam hatinya. *** Setelah Jhon dan Angel selesai pemberkatan pernikahan mereka di gereja, mereka langsung menuju salah satu hotel berbintang lima milik Tony, senyuman lebar tidak pernah hilang dari wajah Jhon, Jhon adalah orang yang selalu terlihat ceria, ia tidak ingin di pernikahannya sendiri ia malah terlihat bersedih. Angel menatap kosong jendela di sampingnya, selama pemberkatan di gereja, Vincent selalu berada di dekatnya, mereka memang belum sempat berbicara, tapi bagi Angel lelaki itu terlihat berbeda dari saat terakhir mereka berpisah. Vincent lelaki yang sempat membuatnya melupakan Jhon walau hanya sebentar, lelaki yang telah di sakiti oleh Angel, lelaki yang mungkin saja saat menyimpan kebencian untuk Angel. Lelaki yang Angel sangat inginkan bisa menghapus Jhon dari hatinya. “Kok kamu jadi pendiam?”Jhon menyadarkan Angel dari lamunan panjangnya. “Ngak pa-pa”Angel tersenyum tipis “Jangan kelihatan sedih di pernikahanmu sendiri, setidaknya kau harus terlihat bahagia di hari besarmu ini, jangan membuat kedua orangtua kita khawatir saat melihat wajahmu itu” Jhon berkata dengan ketus “Tenang saja, aku adalah artis terbaik di masa kuliahku”Angel berkata dengan datar tanpa melihat wajah lelaki yang telah sah menjadi suaminya itu “Glad to hear that” Jhon menarik nafas panjang dan menghelanya, ia tahu tidak ada satupun di antara mereka berdua yang merasa bahagia hari ini, walau Jhon sudah mencoba untuk menerima kehidupan barunya ini tapi hatinya masih tidak bisa melupakan satu-satunya wanita yang masih mengisi hatinya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD