Selena kembali beraktivitas ke kampus. Kali ini terasa berbeda. Tidak ada orang yang ditunggunya dekat pintu gerbang. Selena berjalan sendiri menuju kelasnya. Langkahnya terasa berat ketika orang-orang mulai menatapnya. Selena mulai risih dengan tatapan yang ditujukan padanya. Bergegas ia mempercepat jalannya sembari memasang headset di kedua telinga. Kali ini ia akan menulikan pendengarannya, apa pun yang orang katakan padanya Selena tidak akan peduli. Bisikan-bisikan itu tetap terdengar ke telinganya walau sudah ia abaikan. ‘Berarti dia sudah enggak perawan lagi dong? Kasihan banget,ya.’ Langkah Selena terhenti mendengar ucapan dari salah satu mahasiswi. Perasaannya benar-benar hancur mendengar tuduhan itu. Mereka bahkan tidak tahu apa yang terjadi padanya. Selena berusaha melangka