SELENA (Terpenjara Dalam Cinta Masa Lalu)

Anthony menatap ponselnya dengan kening mengkerut. Ia belum paham apa yang dikatakan wanita tadi. "Mamanya Selena, panitia, kurang sopan?" gumamnya mengingat kata-kata yang diucapkan si penelepon. "Ibu dan anak mirip banget nyebelinnya, " gumam Anthony lalu meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Anthony berjalan keluar kamar setelah menanggalkan kaos hitamnya. Air kolam tampak jernih menggoda untuk berenang. Baru saja dia akan menyelam tiba-tiba Audrey datang memakai pakaian renang lengkap dengan pelampun bebek warna kuning. "Kamu mau renang?" Anthony menegakkan tubuhnya kembali. tumben-tumbennya Audrey berenang pakai pelampung bebek. "Iya, ini demi cita-citaku," ucap Audrey dengan mimik wajah serius. Anthony menaikkan satu alisnya menatap sang adik. "Emang apa cita-cita kamu?" "Mau jadi pengusaha ban bebek. Biar semua orang bisa renang, " sahutnya membuat Anthony tidak bisa menahan tawa. Audrey menatap tajam kakaknya membuat Al--panggilan Anthony-- terdiam. "Kakak kenapa tertawa emang ada yang lucu?" Anthony segera menggeleng. "Bagus. Itu mimpi yang keren. Papa dan mama pengusaha juga jadi kamu bisa belajar banyak sama mereka, " ujar Anthony mengulum tawam. "Aku lagi uji coba ban bebek pertama. Biar aku bisa pilih mana yang bagus kwalitasnya," kata Audrey membuat Anthony menggeleng. "Oh, kamu sudah mulai belajar jadi pengusaha?" Audrey mengangguk. "Harus terlatih dari dini. Papa nulis di buku aku kalau belajar bisnis itu mulai dari mengamati. Papa juga nulis kalau aku harus jeli lihat peluang sekecil apa pun itu, " jawabnya membuat Anthony mengusap kepala Audrey. "Kakak cita-citanya apa?" tanya Audrey membuat Anthony menghentikan gerak tangannya. "Aku? Hmm, aku mau jadi dosen," ucapnya lalu meluncur ke air. "Kak jangan renang sendirian bantuin aku turun dulu. Aku gak bisa turun, " teriak Audrey, tapi Anthony yang sedang berenang tak mendengarnya. ** Hari pertama Selena menjadi mahasiswa baru membuat gadis itu kurang semangat. Seminggu belakangan ini ia berusaha keras melupakan kejadian salah sambung itu. Kalau di pikir-pikir Anthony tidak mungkin lupa menyimpan nomor ponselnya mengingat Selena pernah melihat nama Anthony terdaftar di viewer story w******p-nya. "Aaggh, Selena jangan mikirin dia pagi-pagi. Kamu harus berangkat ngampus biar gak telat, " ucapnya di depan cermin. Selama perjalanan ke kampus Selena dihantui rasa malu. Ia masih teringat bagaimana Ara memarahi Anthony . Ibunya mengira kalau Anthony adalah panitia kuis berhadiah yang salah menghubungi pemenang. "Semoga nanti gak ketemu dia." Doanya sepanjang perjalanan. Mobil berhenti di depan kampus. Sebelun turun Selena melihat kanan kiri berharap tidak mendapati Anthony di antara banyaknya mahasiswa baru yang mengikuti Ospek. Setelah dirasa aman gadis itu pun turun dan berlari masuk. Sampai siang hari Ospek berlangsung Selena tidak melihat sosok Anthony. Sempat ia berpikir apakah mungkin Anthony batal memilih kampus ini mengingat dia pria yang pintar. Ada perasaan kecewa dan senang dalam hatinya. Selena berusaha tersenyum walau pikirannya sedang bertanya-tanya. "Masing-masing kelompok harus ada ketuanya,ya,kita berikan waktu 5 menit untuk diskusi. Setelah itu masing-masing ketua maju ke depan, " ucap ketua BEM yang menurut Selena menarik dengan rambut cepak lurus membelah di tengah. Mirip Dilan Cepmek. Semua mahasiswa mulai berdiskusi menentukan ketua. Entah kenapa di kelompok itu kompak meminta Selena menjadi ketuanya. Gadis itu berusaha menolak, tapi tidak mendapat dukungan. Selena dengan berat hati menerima jabatan itu. Ketua BEM meminta perwakilan kelompok maju ke depan. Selena pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Anthony dari ujung barisan berjalan ke depan. Jarak mereka cukup jauh itulah yang membuat Selena tidak melihat Anthony sejak pagi. Banyak mahasiswi baru berteriak saat Anthony berjalan melewati mereka. Selena mengepalkan tangan menahan rasa cemburunya. Ia terus menyadarkan diri kalau Anthony bukan siapa-siapa. Selena berdiri di samping Anthony membuat pria itu menoleh. Anthony tersenyum tipis. "Apa kabar mantan wakil ketua kelas?" sapa Anthony. "Aku baik. Mantan ketua kelas apa kabar?" tanya Selena berusaha menenangkan perasannya. "Tadi baik, sekarang agak buruk, " ucapnya membuat Selena mencubit lengan Anthony. Pria itu menahan sakitnya agar tidak berteriak. Seketika Anthony menatap Selena dingin lalu berpindah menjauhi gadis itu. "Gak ada yang berubah. Dia tetap sama," gumam Anthony sembari mengusap bekas cubitan Selena. Terukir senyum saat melihat bekas kemerahan di tangannya. Diam-diam Anthony melirik Selena, melihat gadis itu cemberut membuat Anthony tersenyum tipis. Perlahan ia menyentuh dadanya saat merasakan desiran aneh untuk pertama kali.