Seperti hari-hari sebelumnya yang sudah berlalu, setiap pagi Greesa akan memasak sarapan sedikit lebih banyak untuk kedua laki-laki yang masih bersiap-siap di apartemen sebelah. Ia menggulung kemejannya sampai sesiku, takut terkena ciprat minyak yang ia gunakan untuk menggoreng telur mata sapi. Hari ini ia masak makanan simple kembali, sandwich telur mata sapi andalannya sewaktu kuliah. “Praktis sekali masakan gue pagi ini, rotinya udah gosong-gosong dikit saatnya ditumpuk sesuai perasaan masing-masing. Sandwich kalangan menengah ke bawah nih, udah enak, simple, praktis, yang jelas murah. Jiwa anak kos telah mandarah daging bertahun-tahun dalam diri gue keknnya sih ini, semoga aja lidah kedua anak sultan tersebut tidak terbanting banget lah sama buatan gue yang ala kadarnya ini. Ya pasti