Aaron melanjutkan tidurnya setelah mengetahui jika Sarah kembali naik ke permukaan untuk mengetes vaksin yang ia pegang. Dia menyipit melihat jika partikel tubuh Saara menyebar dan menuju ke lorong yang menghubungkan laboratorium dengan tangga menuju ke atas permukaan tanah. Kemampuan Saara memang sangat efektif hingga bisa membuat Saara kemana - mana tanpa takut pembatas.
"Syukurlah. Bearti aku bisa tidur lebih lama lagi... "desah Aaron yang kembali ingin memejamkan mata.
Ken yang melihat Aaron bergerak -gerak juga ikut mendukung keputusannya. " Ya tidurlah Aaron... bisa jadi ini kesempatanmu untuk beristirahat lebih lama karena selama tiga bulan ini kau jarang sekali tidur. "
Ken tahu benar Aaron yang berkali - kali menyuling kristal zombie untuk dijadikan vaksin. Dia dan yang lain hanya bisa diam karena tidak tahu bagaimana cara membantunya selain membersihkan laboratium dan menyuruhnya makan tepat waktu.
...
Waktu tiga bulan memang cukup lama untuk membuat vaksin namun cukup singkat untuk membuat kondisi di markas pusat dan markas selatan menjadi lebih mengerikan. Markas tadi sudah menjelma menjadi arena kematian bagi pengungsi. Mereka seolah pasrah kapan akan diculik dan menghilang.
Apalagi pernyataan yang dibuat oleh Jason terhadap Jenderal Mayor yang pada akhirnya memaksa pria itu memberlakukan patroli agar menghalau xombie mutasi ketiga mendekat ke arah markas. Padahal bagi para pengungsi saat ini hal itu tidak ada bedanya jika mereka diserang zombie atau tidak. Justru jika diserang zombie, mereka mungkin akan mati saat itu juga. Tapi jika berhadapan dengan pasukan pusat maka mereka akan terus ketakutan dan hidup dalam was was karena tidak tahu siapa yang akan diculik.
"Apa?! ada zombie yang yang memiliki kecerdasan seperti manusia? " tanya Jenderal Mayer panik.
Jason dan Ricky yang menghadap Jenderal Mayor mengangguk. Mereka menceritakan apa yang dilihat pada Jenderal Mayer.
"Tidak hanya itu jenderal, Draco yang menjadi zombie ikut menjelma menjadi zombie yang sangat kuat. Dialah yang yang membuat Ben menjadi makanan para zombie sebelum menjadi zombie," terang Ricky.
"Sebelum menjadi zombie dia memang sudah sangat kuat, hanya saja aku tidak menyangka jika dia akan menjadi zombie yang kuat begitu berubah menjadi zombie, " guman Jenderal Mayer.
"Hebatnya lagi mereka seperti pasukan yang mampu bekerjasama untuk memburu korbannya. "
" Jika demikian kita harus memperkuat pertahanan di markas Selatan agar tidak masuk ke markas pusat. "
"Baik."
Diam - diam dia juga merasa takut jika sekelompok zombie mutasi ketiga datang menyerang ke markas. Jika hal itu terjadi maka mereka tidak akan mendapatkan kesempatan untuk meloloskan diri. Markas Selatan dan markas pusat akan berubah menjadi markas para zombie.
Jenderal Mayer memutar otaknya karena merasa bingung dengan kondisi yang terjadi. Dia ingat benar jika pasukan dan dirinya sudah mengkonsumsi kristal zombie dalam jumlah yang banyak. Tapi ternyata masih tidak bisa lebih kuat dan kalah oleh zombie.
"Rupanya ada batas maksimal untuk meningkatkan kekuatan," guman Jenderal Mayer.
Hal ini membuat Jenderal Mayer menghentikan pasukannya menculik para pengungsi markas Selatan untuk dijadikan zombie. Jika memang ada keterbatasan dalam peningkatan kemampuan maka tidak ada gunanya mengkonsumsi kristal zombie terus menerus. Oleh karena itu dia harus memperkuat markas Selatan dengan memberi pasukan yang tidak memiliki kemampuan senjata api yang ada di markas pusat. Sedangkan markas pusat hanya boleh dihuni oleh pasukan yang memiliki kemampuan atau pasukan khususnya.
Lama - kelamaan Komandan Kendal merasakan kejanggalan dalam diri Jenderal Mayer. Dia juga curiga terhadap pertemuan diam - diam yang sering lakukan Jenderal Mayer dengan pasukannya saat dia tidak berada di markas. Apalagi munculnya gosip jika pengungsi mafkas selatan banyak yang hilang diculik oleh pasukan pusat yang merupakan pasukan khusus dari Jenderal Meyer.
"Rasanya situasi semakin mencekam sejak Jenderal Mayer mengambil alih kekuasaan, Tom. Apa kau setuju?" Tanya Kendal.
Tom yang dari dulu sudah mencurigai niat Jenderal Mayer mengangguk. "Anda benar. Pengungsi secara aneh menghilang. Dan mereka ketakutan saat melihat kami."
Kendal diam - diam menghela nafas. Dia sama sekali tidak menyangka jika perkembangannya akan menjadi seperti ini.
"Baiklah, pergilah istirahat. Dan jangan membicarakan hal ini."
"Baik."
Diam - diam Komandan Kendal pun menyelidiki apa yang sebenarnya dilakukan oleh Jenderal Mayer dan pasukannya. Dan keesokan harinya dia memutuskan untuk menyamar menjadi pengungsi dengan berpakaian sipil dan menuju ke markas selatan. Para pengungsi yang belum pernah ke markas pusat otomatis tidak pernah melihat dirinya secara langsung dan hanya mendengar namanya saja. Itu memudahkan dirinya untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada markas selatan dan apa hubungannya dengan pasukan pusat.
Pada saat ia tiba di halaman markas selatan, Komandan Kendal terkejut melihat buah-buahan yang subur dan juga pohon yang bisa bergerak-gerak sendiri. Menumbuhkan pohon di area kering seperti markas selatan merupakan hal yang mustahil kecuali jika menanam tanaman di area pertanian markas pusat yang memang sudah didesain khusus agar bisa mengembangkan tanaman dengan sistem hidroponik. Oleh karena itu Komandan Kendal mulai bertanya kepada para pengungsi.
" Bagaimana mungkin ada pohon yang bisa tumbuh di halaman yang gersang seperti ini?" tanya Kendal pada salah satu pengungsi yang duduk di pojokan.
"Apa kau orang baru?" tanya salah satu pengungsi.
Kendal agak ragu menjawabnya, tapi demi penyelidikan dia menjawab iya. "Ya, baru tadi pagi aku datang."
"Rupanya Sang Jenderal masih punya belas kasihan mengijinkan kau berlindung di sini. Atau mungkin kau akan dijadikan target selanjutnya. "
"Target? Apa maksudmu?'' tanya Kendal.
"Sstth ... Jangan mengatakan pada siapapun tapi kami curiga jika para pengungsi yang hilang itu diculik oleh pasukan khusus Jenderal Mayer untuk dijadikan obat awet mudanya. "
"Hah?!"
"Apa kau tidak melihat jika Jenderal yang dulu tua, keriput sekarang terlihat muda. Dan itu berbarengan dengan menghilangnya para pengungsi. "
Meski kecurigaan mereka adalah hal yang tidak benar akan tetapi kecurigaan mereka memang mendekati kenyataan. Para pengungsi itu bukan dijadikan obat awet muda akan tetapi mereka dijadikan zombie untuk diambil kristalnya sehingga Jenderal Mayer akan tetap muda.
Apa yang dikatakan oleh para pengungsi itu membuat komandan akhirnya membuka matanya. Dia memang merasa jika Jenderal memang semakin lama semakin mudah. Tidak seperti usianya yang sudah lanjut dia bahkan seperti pria yang berusia 30 tahunan. Akan tetapi pemikiran tentang para pengungsi yang menghilang dijadikan obat, tidak bisa diterima dengan akal sehat nya. Komandan Kendal pun memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada para pengungsi.
Semakin lama Komandan Kendal semakin memikirkan apa yang dikatakan oleh para pengungsi mengenai pasukan khusus Jenderal Mayer. Dia mulai melakukan investigasi terhadap beberapa orang dan menandai mereka yang setia dengan Jenderal Mayer dan yang setia terhadap dirinya. Dia masih ingin berdiskusi akan kemungkinan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Jendral mayor. Namun tentu saja dia tidak bisa mengatakan pada setiap pasukan yang ada sekarang.
Sampai pada hari ketiga Komandan Kendal baru menyadari jika pasukan khusus yang dimiliki oleh Jenderal Meyer berjumlah 20 orang dan mereka memiliki kemampuan petir. Pada awalnya para pasukan itu memang tidak memiliki kemampuan membangkitkan petir akan tetapi setelah kedatangan dua orang misterius membuat Jenderal Mayer dan pasukannya mampu membangkitkan kemampuan petir. Hal tersebut membuat komandan Kendal merasa curiga. Dia tidak yakin jika kemampuan itu bangkit dengan sendirinya pasti Jenderal Mayer memiliki rahasia dan disembunyikan metode untuk membangkitkan kemampuan unik itu.
Oleh karena itu Komandan Kendal diam - diam melakukan pertemuan pada pasukan yang masih ia percaya. Dia pun berdiskusi untuk membongkar rahasia yang disembunyikan oleh Jenderal Mayer.
"Tom, Jonny, kalian ikut denganku. Ayo kita menyelidiki ruang bawah tanah di mana Robinson dan yang lain dikurung."
Kendal memutuskan untuk mendatangi ruang bawah tanah yang mengurung Robinson dan lainnya. Tom dan Jonny bertugas untuk mengawasi jika ada pasukan khusus yang drama yang yang datang. Sedangkan Kendal, dia sendiri yang ingin melihat kondisi ruang bawah tanah itu.
Pada saat rantai dibuka, ternyata terdapat beberapa mayat zombie yang bertumpuk - tumpuk. Dan itu berjumlah lebih dari seratus zombie. Yang aneh, para zombie itu kepalanya hancur padahal pakaiannya utuh.
"Ugh...."
Kendal hampir muntah di tempat itu karena bau busuk dari para zombie. Dari sini dia tahu jika Jenderal Mayer memang melakukan kejahatan dengan mengubah para pengungsi untuk menjadi zombie dan entah apa tujuannya menghancurkan kepala para zombie itu. Kendal segera mengunci lagi ruang itu dan memperingatkan dua orang kepercayaannya.
Melihat Kendal sudah selesai dengan percobaannya, kedua orang itu segera meninggalkan pintu agar tidak membuat pasukan khusus Jenderal Mayer curiga.
"Kita bertemu di kamarku."
Setelah itu mereka berpisah. Hanya kendel yang berjalan lurus seperti orang bodoh karena memikirkan perbuatan Jenderal Mayer terhadap para pengungsi. Dia sama sekali tidak menyangka jika rekan seprofesinya mampu melakukan hal tersebut pada manusia yang tidak bersalah. Padahal selama ini tujuannya untuk melindungi para pengungsi adalah agar mencegah mereka tidak menjadi zombie. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
"Kenapa kau melakukan ini Mayer?" Lirih Kendal.
Pikirannya pun berkutat pada kepala zombie yang rata - rata rusak itu. Dia akhirnya mengeluarkan senjata ampuh untuk membuat salah satu pasukan khusus Jenderal Mayer mengatakan rahasia mereka. Senjata itu tak lain adalah sampanye. Dia ingin membuat pasukan Jenderal Mayer mabuk dan mengatakan apa yang ia inginkan. Lagi pula tidak mudah menolak sampel yang mahal di zaman ini.
Kendal melihat dua botol sampanye di tangannya. Dia kemudian memberikan pada Jonny dan Tom agar pura pura minum sehingga menarik perhatian dari salah satu pasukan khusus. Setelah mencekoki dengan minuman pasti pasukan khusus itu akan membuka mulut tentang rahasianya.
"Apa kalian mengerti apa tujuan kita?"
Tom dan Jonny mengangguk. Mereka juga penasaran bagaimana cara mereka membangkitkan kemampuan. Apalagi saat ini terjadi kejahatan kemanusiaan jadi mereka tidak ragu melakukan perintah Kendal.
"Siap."
"Bagus. "
Mereka pun meninggalkan kamar Kendal. Di sana mereka berpapasan dengan Jenderal Mayer. Begitu melihat sampanye di tangan mereka matanya menyala serakah.
"Dari mana kalian mendapatkan minuman itu?" tanya Jenderal Mayer.
"Komandan yang memberikannya pada kami. "
Timbul keinginan padanya untuk meminta sampanye itu.
"Di mana dia sekarang?"
"Siap, sekarang di kamar menikmati sampanye. "
Beruntung Kendal mendengar jawaban mereka yang keras sehingga ia segera berganti pakaian dan pura - pura minum sendirian.
Tok.
Tok.
Suara ketukan dari pintu akhirnya terdengar. Kendal membukakan pintu dan bertingkah setengah mabuk.
"Oh, Mayer... masuklah."
Jenderal Mayer melihat botol sampanye yang kosong dan satunya berkurang sedikit. Dia pun segera duduk dan menuangkan sampanye ke gelasnya.
"Tsk, kau minum tapi tidak mengundangku."
Glek.
"Hik kau kan sibuk. Padahal aku juga ingin minum denganmu..."
Akhirnya mereka pun minum tapi Kendal tetap menjaga kesadarannya. Dia tidak bisa mengagalkan misinya karena mabuk. Dan saat ini dia berharap semoga anak buahnya berhasil menjalankan rencananya.
Tbc.