Terbongkar

1713 Words
Jenderal Mayer yang selama ini sudah lama tidak merasakan nikmatnya minuman mahal, tidak segan - segan menghabiskan satu botol itu sendiri. Dia bahkan tidak merasa sungkan telah menghabiskan minuman mahal milik rekannya. Alhasil dia yang mabuk akhirnya mengatakan hal - hal yang selama ini dia pendam. Sedangkan Kendal yang tidak ingin mengambil resiko, juga berpura - pura mabuk berat. Dia takut jika Mayer sadar dia akan mengingat segala hal yang dilakukan akibat memiliki kemampuan. Jadi untuk amannya dia harus berpura - pura mabuk sama seperti Jenderal Mayer. "Meyer, hik kau sangat tampan. Padahal sudah tua hik." Jurnal bayaran ngantuk justru naik atas meja dan melepas pakaian atasnya. Dia memamerkan ototnya yang kencang dan dekat pada Kendal. Dalam keadaan mabuk dia masih begitu bangga pada tubuhnya yang menjadi jauh lebih mudah karena kristal zombie. "Tentu saja hahaha hik, kristal zombie adalah obat terbaik agar aku muda selamanya! Ahaha..." Komandan Kendal terkejut karena semudah ini Jendral menyerah mengatakan rahasianya. Dia pun berpura-pura menggila sama Sekretaris Jenderal Mayor. Dia turut melepas pakaiannya dan memamerkan ototnya yang memang keras karena usianya tidak terlalu tua. Setelah itu dia menari-nari seperti orang gila sambil berkata, "Aku muda... aku tampan lalalala..." Jangan lama ya rupanya tidak terima jika kenal berkata Dia muda dan tampan. Dia turun dari meja dan mengatakan jika dirinya lah yang tampan dan masih muda. "Hei hik yang punya kristal zombie itu aku. Bukan kamu jadi aku yang tampan dan muda hik." Komandan Kendal masih menari- nari di depan Jenderal Mayer. "Kalau begitu beri aku hik. Beri aku, beri aku, beri aku...hik." "Iya iya, tapi sekarang jumlah zombie menurun jadi kita hik tidak bisa mengambil kristal itu dari kepalanya hik." Barulah komandan Kendal tahu alasan mengapa Jenderal Mayer mengubah para pengungsi markas selatan menjadi zombie. Teka - teki mengenai kepala zombie yang hancur di ruang bawah tanah juga terjawab sudah. Rupanya Jenderal Mayer sudah kehilangan rasa kemanusiaannya akibat gila kekuatan. Dia juga tidak menyangka jika ada kristal di kepala zombie yang mampu membangkitkan kemampuan istimewa. Bruk. Komandal Kendal pura - pura pingsan karena mabuk begitu tahu alasan Mayer melakukan hal kejam. Dia pun mengeluarkan suara orang berguman sambil tidur. Jenderal Mayer yang melihatnya tertawa terbahak-bahak melihat Kendal yang sudah terkapar di lantai dalam keadaan mabuk. Dia kembali mengambil minuman yang melanjutkan sampai dia sendiri juga terkapar karena mabuk. Akan tetapi ada sesuatu yang membuat Kendal merasa ngeri, hal itu adalah niat Mayer yang selama ini dia sembunyikan. "Aku pasti akan menjadi raja para manusia hahaha." Bruk. Groook. Begitu memastikan Jenderal Mayer tidur dan mengorok, Komandan Kendal pun bangun dari pura - pura yang tidurnya. Matanya membulat tak percaya mendengar niat dari Jemderal Mayer yang begitu gila. Dia sungguh tidak menyangka jika selain membuat pengungsi markas selatan menjadi zombie, tetapi dia juga memiliki niatan untuk menjadi di raja dari manusia yang tersisa di bumi yang sudah sakit ini. 'Pasti dia menginginkan kekuatan itu untuk melancarkan niatnya. Kau benar -benar sudah tidak memiliki hati Mayer. Kekuatan sudah mengubahmu menjadi zombie sesungguhnya. ' Sedangkan Jonny dan Tom yang mendapat tugas dari Kendal juga berhasil mendapatkan informasi yang serupa. Target yang mereka pilih kali ini adalah Jason yang merupakan orang kepercayaan Jenderal Mayer. Pria itu tanpa sengaja lewat ketika mereka berdua berpura - pura minum sampanye. Melihat kedua orang itu minum - minuman yang mahal maka Jason tanpa pikir panjang ingin bergabung dengan mereka. Tentu saja Jonny dan Tom tidak menolak. Jason ternyata begitu mudah mabuk. Mungkin karena dia sudah lama tidak minum minuman keras akibat tidak adanya pabrik yang memproduksi minuman beralkohol. "Sepertinya dia sudah mabuk, " ucap Jonny. "Tidak, kita harus mencekokinya minuman agar dia benar - benar mabuk." "Ayo minun lagi," tawar Jonny pada Jason. Pria itu menunjukkan senyum bodohnya dan menurut. Dia meminum gelas yang disodorkan oleh Jonny dan Tom. "Hik... oh indahnya hidup ini hik... apalagi jika Jenderal Mayer menjadi raja manusia hik. Sayangnya kekuatan kami sudah mencapai batas hik..." "Memangnya dari mana kekuatan kalian berasal? Mengapa itu bisa mencapai batas?" Tanya Jonny. "Kristal zombie di kepala zombie hik yang bisa membangkitkan kekuatan kita hik." Jonny dan Tom berpandangan. Mereka pernah mendengar jika Jenderal mayor dan beberapa pasukan termasuk Jason keluar dari markas Selatan. Kini mereka tahu jika tujuan Jenderal Mayor saat itu adalah berburu Zombie untuk mengambil kristal Zombie di kepala mereka. "Lalu apa yang terjadi pada pengungsi yang hilang?" Tanya Tom. Jason dengan wajah bodo*nya menjawab dengan jujur karena mabuk. " Jenderal Mayer membuat mereka menjadi zombie untuk mengambil kristal zombie di kepala mereka. Tapi karena akhir - akhir ini hik... ada gosip yang menyebar maka kami terpaksa menghentikan penculikan di markas selatan hik... Mungkin juga kami tidak akan menculik pengungsi lagi hik karena kekuatan kami sudah tidak bisa ditingkatkan lagi." Tangan kedua orang itu mengepal karena tidak percaya dengan kekejaman mereka semua. Demi keserakahan mereka melupakan rasa kemanusiaan. Mereka bahkan tidak ada bedanya dengan zombie bahkan lebih kejam dari mereka. Bruk. Karena terlalu mabuk akhirnya Jason juga terkapar karena mabuk sama seperti di Jenderal Mayer. Melihat hal tersebut ingin sekali Jonny dan Tom menghabisi Jason yang sudah sangat kejam. Akan tetapi mereka tahu jika tidak bisa bertindak gegabah. "Ingin sekali aku menghabisi orang ini. Dia seperti iblis. Cuih," ucap Jonny. Jonny dan Tom adalah orang - orang yang berpikiran lurus jadi mereka tidak bisa memaafkan kekejaman Jenderal Mayer dan pasukannya. "Kita laporkan saja pada Komandan. Jadi kita menunggu perintah untuk langkah selanjutnya." "Baiklah." Keduanya menyeret Jason yang mabuk ke baraknya. Akan tetapi begitu melihat gadis yang lewat mereka pura - pura mabuk. "Hei, kalian mau kemana?" Tanya gadis yang dulu dipaksa menjadi penghibur Robinson. "Hik bersenang - senang hehe..." Gadis itu nampak tertarik dengan Jason. Dia pun menarik Jason bersamanya. "Karena dia sudah mabuk, biar aku saja yang membawanya." Gadis tadi membawa Jason ke kamarnya. Membuat tugas Jonny dan Tom menjadi lebih mudah. Mereka pun kembali ke barak masing - masing untuk melaporkan hasil yang mereka temukan. Kini mereka tahu jika di markas pusat, sudah tidak lagi aman seperti dahulu. Pasti akan ada pertempuran besar di antara mereka semua. Dan kedua orang itu dengan jelas memilih menentang Jenderal Mayer yang tidak manusiawi itu, dia yang dengan kejam mengubah manusia menjadi zombie secara paksa demi mendapatkan kekuatan tidak bisa dimaafkan. *** Di sisi lain Saara yang membawa suntikan berisik vaksin yang sudah ditemukan oleh Aaron sedang mencari para zombie mutasi ketiga. Iya sudah 1 jam lebih mencari keberadaan para zombie yang nampaknya bersembunyi jadinya. Mereka memang bisa mendeteksi Saara dari jauh, dan secara otomatis mereka akan menghindar dari Saara yang merupakan predator alami mereka. 'Ayo keluarlah. Padahal aku ingin membuat kalian menjadi manusia lagi...' batin Saara dengan wajah datarnya. Sayangnya zombie mutasi ketika yang mampu mendeteksi Sarah langsung bersembunyi. Karena tidak ada para manusia yang berada di dekatnya maka mereka tidak ingin mengikuti Saara dan mengadu keberuntungan untuk mencuri para manusia seperti sebelumnya. Lama-kelamaan syarat menjadi tidak sabar, dia pun kembali mengubah dirinya menjadi partikel udara dan kembali ke laboratorium bawah tanah. Saara mengambil Ken yang kebetulan berada paling dekat dengan pintu. "Huaaa!" Ken sama sekali tidak menyangka jika dirinya akan diculik oleh Saara ketika yang lain sedang tidur. Tidak hanya itu dirinya bahkan diikat pada tiang oleh Saara. Ken menebak jika dirinya akan dijadikan umpan untuk menarik perhatian zombie. "Saara apa kau gila! Mereka akan memakanku jika aku kau ikat seperti ini!" Sementara itu Saara tidak menghiraukan apapun yang dikatakan oleh Ken. Dia masih menatap Ken dari kejauhan yang diikat di tengah tiang untuk memancing zombie mutasi ketiga. "Sadar wanita sadis tak berperasaan!" "Lepaskan aku!" Teriakan dari Ken justru memancing zombie mutasi ketiga untuk menculiknya. Kali ini mereka mau mengambil resiko jika ada manusia meski mereka merasakan keberadaan Saara. "Akhh...!" Ken berteriak begitu melihat wanita cantik yang menuju ke arahnya. Sesuai pengalaman Ken tahu jika wanita cantik itu adalah zombie mutasi ketiga yang bisa berubah - ubah wujud dari wanita cantik seperti manusia biasa, dengan wujud zombie. "Saara..." Dengan kecepatan tinggi zombie mutasi ketiga itu berlari menuju ke arah Ken yang diikat di tiang. Akan tetapi sebelum tangan zombie itu menyentuh Ken, Saara sedang sudah ada belakang gadis zombie itu dengan kecepatan kilat. Segera Saara menancapkan vaksin ke leher zombie wanita tadi. Yang membuat gadis zombie tadi menggelepar di tanah sambil meraung - raung. "Ggra..." "Geh grraaoo." Gadis zombie tadi terus-menerus tanpa henti selama beberapa jam. Saara terus mengamatinya setelah melepaskan Ken dari tiang dan mengembalikannya ke laboratorium. Hari sudah mulai senja akan tetapi gadis zombie tadi masih tetap menggelepar di tanah. Bisa dilihat jika reaksi dari vaksin itu tidak mudah untuk zombie. Akan tetapi Sarah yang memang bukan manusia tetap menunggunya tanpa rasa lelah. Dia terus menunggu sampai vaksin tadi menunjukkan efektivitasnya. "Hah hah... tidak. Tubuhku sangat panas hah hah." Gadis yang awalnya hanya bisa mengerang, mulai bisa berbicara seperti manusia normal. Tidak seperti zombie mutasi ketiga yang biasanya hanya bisa berbicara beberapa kata untuk menarik korban, mini gadis zombie tadi sudah bisa berkata - kata layaknya manusia normal, yang membuat Saara semakin bersemangat. "Apa kau bisa mengerti kata - kataku?" Tanya Saara pada gadis zombie tadi. "Ya," jawab gadis zombie itu. Akan tetapi dia masih terus mengerang karena merasa tubuhnya kepanasan. Saara tanpa perasaan mengambil pakaian yang dikenakan oleh gratis zombie tadi. Membuatnya telanjang sempurna. Saara pun mengamati seluruh tubuh gadis zombie yang sudah ia suntik dengan vaksin. Rupanya tidak ada kulit yang rusak. Warna kulitnya pun perlahan meronta seperti manusia pada umumnya. "Aku akan menunggumu sampai kau tidak lagi kesakitan." Ada zombie tadi sama sekali tidak mengerti apa yang diinginkan oleh syara terhadapnya. Selain menyentuh sesuatu di tubuhnya diapakan mengambil seluruh pakaiannya. Akan tetapi tidak ada rasa malu pada dirinya. Rupanya vaksin tidak mengembalikan seluruh perasaan yang dimiliki manusia pada zombie. Ada beberapa sifat manusia yang menghilang dan tidak bisa dikembalikan lagi pada zombie yang sudah disuntik vaksin. Hal tersebut antara lain tidak memiliki rasa malu. Mereka hanya merasakan sedih dan marah seperti anak kecil. "Aku sudah tidak merasakan sakit lagi," ucap gadis zombie tadi. Saara mengangguk. Dia akan membawa gadis zombie ini ke laboratorium. Akan tetapi dia ingin memastikan jika gadis ini tidak berbahaya. "Apa kau masih memiliki kemampuan?" Tanya Saara. Gadis tadi mencoba berlari, akan tetapi dia hanya berlari seperti biasa. Tidak seperti ketika menjadi zombie. Kemampuan zombie ketiga yang bisa bergerak cepatlah yang membuat mereka menjadi terkuat. Akan tetapi begitu disuntik vaksin ternyata kemampuan itu hilang. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD